BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan
diberlakukannya PP 19 tahun 2005 dan Permendiknas nomor 22, 23,dan 24 tahun
2006 maka setiap sekolah saat ini sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Tetapi sampai saat ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD
kelas I, II, dan III untuk setiap mata pelajaran masih dilakukan secara
terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa
Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni
mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang berhubungan dengan mata pelajaran itu.
Berkaitan
dengan cara penilaian ternyata juga masih banyak guru yang belum memahami
prinsip-prinsip dan cara melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik. Oleh sebab itu dengan pembuatan makalah ini
kami akan memnbahas perihal penilain dalam pembelajaran tematik.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Konsep, Fungsi Dan Tujuan Penilaian tematik?
2.
Bagaimana Jenis penilaian tematik?
3.
Bagaimana Langkah-Langkah Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik?
4.
Bagaimana Sasaran Penilaian tematik?
5.
Bagimana Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Tematik?
C.
Tujuan Masalah
Tujuan masalah dari rumusan masalah di
atas adalah:
1.
Mengetahui Konsep,
Fungsi Dan Tujuan Penilaian
2.
Mengetahui Jenis
penilaian
3.
Mengetahui Langkah-Langkah Dalam Penilaian
Pembelajaran Tematik
4.
Mengetahui Sasaran
Penilaian
5.
Mengetahui Prinsip-Prinsip
Penilaian Pembelajaran Tematik
BAB II
PEMBAHASAN
Dari sudut bahasa, penilaian (evalution) diartikan sebagai proses menentukan nilai atau harga
suatu objek berdasarkan ukuran tertentu. Jika anda mengatakan bahwa sesuatu itu
baik, sedang, atau kurang, maka diperlukan adanya ukuran yang jelas. Ukuran itu
yang dinamakan kriteria (criterion).
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa yang menjadi ciri penilaian
adalah adanya objek yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk
memberikan penilaian. Proses pemberian penilaian tersebut diakhiri dengan suatu pertimbangan (judgement). Dengan demikian, sekarang
anda bias menyimpulkan bahwa dalam suatu kegiatan penialaian selalu diperlukan
adanya tiga hal yaitu objek yang dinilai, kriteria penilaian, dan pertimbangan
(judgement).
Objek dalam penilaian pembelajaran tematik mencakup
penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa. Penilaian proses belajar
adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu.
Hasil belajar tersebut pada hakekatnya merupakan kompetensi-kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nila-nilai yang diwujudkan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali
melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati.
Dalam hal ini, anda perlu mengerti benar bahwa penilaian proses san hasil
belajar itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sebabhasil belajar
yang baik merupakan akibat dari suatu
proses belajar yang baik pula.
Terdapat bebrapa fungsi penilaian dalam pembelajaran
tematik. Fungsi pertama dari penilaian ini yaitu sebagai alat ukur untuk
mengetahui apakah para siswa telah menguasai
sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan fungsi tersebut maka
penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan kompetensi yang dikembangkan
dalam kurikulum sekolah dasar. Selain fungsi tersebut diatas, penilaian ini
berfungsi juga sebagai umpan balik bagi perbaikan atau penyempurnaan proses
pembalajaran dan sebagai dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa
kepada orangtuanya.
Pemilaian dalam pembelajaran tematik merupakan
program penilaian yang dilakuakan secara berkesinambungan untuk menentukan
keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Secara umum, tujuan
penilaian ini adalah untuk :
1. Menggambarkan
kemampuan-kemampuan belajar yang telah dicapai para siswa. Sehingga dengan hal
itu dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam setiap mata pelajaran
yang telah ditempuh dan posisi siswa dibandingkan dengan siswa yang lainnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Sehingga dengan hal itu kita dapat sejauh mana tingkat
keefektifan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut dari hasil penilaian yang
telah dicapai. Sehingga dengan hal itu kita dapat memperbaiki dan
menyempurnakakn program pembelajaran dan strategi pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggung jawaban kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, khususnya orangtua siswa.
Memperhatikan ketujuh
tujuan penilaian diatas, anda dapat mencermati bahwa penilaian dalam
pembelajaran tematik tidak sekedar menentukan skor siswa, namun berusaha untuk
meningkatkan pembelajaran dan kualitas belajar siswa. Sekaitan dengan itu,
Morrow (1990) menyatakan bahwa penilaian merupakan suatu strategi pengumpulan
dan penganalisisan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
berkaitan dengan semua aspek pembelajaran.dengan demikian, penilaian hasil
belajar siswa bukanlah satu-satunya aspek penilaian yang harus diperhatikan.
Guru harus memperhatikan juga :
1. Kesesuaian isi kurikulumdengan kebutuhan siswa.
2. Keefektifan strategi pembelajaran yang dipilih guru.
Jenis penilaian dilihat dari segi alatnya terdiri
atas tes (test) dan bukan tes (non test). Sampai saat ini system
penilaian pembelajaran disekolah dasar pada umumnya menggunakan teknik tes.
Penilaian dengan menggunakan teknik tes ini kita sebut penilaian konvensional.
Teknik tes ini tidak dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara
menyeluruh, sebab biasanya hasil belajar siswa digambarkan dengan bentuk angka-angka
atau huruf-huruf dimana gambaran maknanya sangat abstrak. Dengan demikian,
untuk melengkapi gambaran kemajuan be;lajar siswa secara menyeluruh, selain
dengan teknik tes, seorang guru dapat menggunakan teknik penilaian lainnya
yaitu teknik bukan tes. Penilaian dengan menggunakan teknik bukan tes ini kita
sebut penilaian alternatife.
Penilaian alternatif dipakai sebagai penunjang dalam
memberikan gambaran pengalaman dan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh.
Melalui penggunaan penilaian alternatif ini kemajuan belajar siswa dapat
diketahui oleh guru, dan orangtua, bahkan oleh siswa sendiri. Hal ini sesuai
dengan tuntutan penilaian berbasis kelas dalam implementasi kurikulum 2004
yaitu bahwa penilaian dilaksanakan secara tematik dengan kegiatan belajar
mengajar (KBM) dan dilakukan dengan cara pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karyha (product), penugasan (project), kinerja (performance) dan tes tertulis (paper
& pen). Hasil penilaian pembelajaran pembelajaran tematik dengan cara
tersbut harus berguna sebagai umpan balik bagi siswa, memantau kemajuan dan
diagnosisi, masukan bagi perbaikan program pembelajaran, mencapai kompetensi
yang diharapkan, dan memberi informasi komunikasi komunikatif bagi masyarakat.
Dengan memperhatikan
hal tersebut, penilaian pembelajaran tematik harus dirancang dan dilaksanakan
guru sehingga diperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa
dan mengefektifan penggunaan informasi tersebut dalam mencapai pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang diharapkan.
Bagan dibawah ini akan memberi gambaran lebih jelas
mengenai jenis-jenis penilaian yang bisa digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik.
PENILAIAN
|
Tes Tertulis
Uraian
·
Terbatas/tertutup/terstruktur
·
Bebas terbuka
|
Tes Tertulis
|
Tes Lisan
|
·
Skala sikap
·
Daftar periksa (cek-lis)
·
Kuesioner
·
Catatan anecdotal
·
Portofolio
·
Catatan sekolah
·
jurnal
|
Pengetahuan,
keterampilan
|
Non Tes
|
Tes Tertulis
Objektif
·
Pilihan ganda
·
Benar-salah memilih
·
Menjodohkan
·
Isian singkat
·
Isian panjang mengisi
·
Isian klosur
|
Tes
|
Teknik Penilaian
Dalam Pembelajaran Tematik (Diadaptasi dari Puskur,2002)
Pada dasarnya
pembelajaran tematik tidak berbeda dari penilaian dalam kegiatan pembelajaran
konvensional. Oleh karena itu, semua ketentuan yang ada dalam penilaian
pembelajaran konvensional, bias berlaku pula dalam pembelajaran tematik dengan
memperhatikan beberapa penekanan penilaian terhadap efek pengiring (nurturant effects) seperti kemampuan
kerja sama dan tenggang rasa, disamping juga keutuhan persepsi yang menjadi
cirri khas dari pembelajaran tematik.
Untuk memperoleh
hasil penilaian yang akurat, dalam melaksanakan penilaian pembelajaran tematik
guru perlu memperhatikan beberapa prinsip penilaian yaitu :
a. Prinsip integral dan koprehensif yakni penilaian
dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai.
b. Prinsip kesinambungan yakni penilaian dilakukan
secara berencana, terus menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk
memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah direncanakan bersama dengan
kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan program
yang telah disusun.
c. Prinsip objektif yakni penilaian pengajaran
dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang handal dan dilaksanakan decara
objektif, sehingga dapat menggambarkan dengan tepat kemampuan yang diukur.
Selain ketiga prinsip
diatas, Mathews (1989) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran
tematik sebagai berikut :
1. Penilaian hendaknya berbasis untuk kerja siswa
sehingga selain memanfaatkan penilaian terhadap hasil belajar, penilaian
dilakukan juga terhadap proses pembelajaran.
2. Pada setiap langkah penilaian handaknya siswa
dilibatkan.
3. Penilaian hendaknya memberikan perhatian pula pada
refleksi diri sendiri (self-reflection).
4. Penilaian alternatif (seperti portopolio, catatan
anekdot, unjuk kerja, jurnal, dsb) hendaklah lebih dimanfaatkan karena
kompleknya aspek-aspek yang harus dinilai.
5. Umpan balik hendaknya dimanfaatkan sebesar-besarnya
untuk pengembangan siswa, baik secara individual maupun social.
6. Penilaian pembelajaran tematik handaknya
mengutamakan system penilaian acuan patokan (PAP) dengan tetap memanfaatkan
penilaian acuan normative (PAN).
7. Penilaian pembelajaran tematik peril memberikan
perhatian yang cukup banyak pada penilaian efek pengiring (naturant effects) seperti kemampuan kerja sama, tenggang rasa,
saling ketergantungan,(dependability),
disamping keutuhan persepsi siswa.
8. Penilaian pembelajaran tematik hendaknya dilakukan
dalam proses yang terus menerus (ongoing
process), bukan kegiatan penilaian yang dilakukaun diawal atau diakhir
program pembelajaran saja.
9. Penbilaian juga harus bersifat multidimensional,
komprehensif dan sistematis.
D. Sasaran Penilaian
Dari segi pentahapan kegiatan, penilaian dilakukan
pada tahap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik,
sedangkang dari segi sasaranya, penilaian difokuskan kepada proses dan produk
pembelajaran.
Cakupan Penilaian Pembelajaran Tematik
Sasaran Penilaian
|
Tahapan Penilaian
|
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
|
Proses
|
Bagaimana siswa berpartisipasi dalam penentuan tema/topic terkait?
|
Bagaimana aktifitas dinamika interaksi dan kecakapan berpikir siswa?
|
Produk
|
Bagaimana reaksi siswa terhadap rencana yang telah dibuat ?
|
Perubahan/perkembangan perilaku apa yang terjadi pada siswa? (aspek kognisi/intelektual,aspek
social,aspek etis,aspek pribadi,dan aspek lain sebagai dampak instruksi
maupun pengiring)
|
Merujuk pada cakupan penilaian pembelajaran tematik
seperti tertera pada table diatas, maka penilaian pembelajaran tematik itu
bersifat multi dimensional, berlangsung dalam konteks yang otentik (alami),
sifatnya kolaboratif dan berorientasi pada perkembangan dan lingkungan budaya
siswa. Penekanan penilaian terletak baik pada proses maupun hasil/produk, dan
penilaian terhadap proses perlu memperoleh perhatian khusus. Beragamnya aspek
perilaku yang dinilai dalam pembelajaran tematik menutut adanya teknik dan alat
penilaian yang beragam pula, mulai dari penilaian yang didasarkan pada
pengamatan langsung yang bersifat informal sampai kepada tes formal yang
berstruktur dan terkendali (Depdikbud, 1997).
Penilaian pembelajaran tematik sebagaimana
dikemukakan diatas mencakup penilaian terhadap proses dan produk dengan sasaran
siswa dan guru yang berkaitan dengan program pembelajarannya. Coba perhatikan
penjelasan berikut :
1.
Penilaian Proses
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah
tingkat keefektifan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Penilaian proses merupakan upaya mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk keperluan perbaikan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, penilaian terhadap siswa mencakup penilaian yang
berkaitan dengan :
a. perkembangan konseptual.
b. Tingkat kemampuan menghadapi tangtangan.
c. Interaksi siswa dengan siswa yang lainnya.
d. Kemampuan berkomunikasi.
e. Kerasionalan argument/alas an.
f. Kerja sama dan kekompakan serta produktivitas
kegiatan kelompok.
g. Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok .
h. Penggunaan bahasa dengan baik dan benar sesuai tingkat
kemampuan siswa.
Sedangkan penilaian
terhadap guru mencakup hal-hal
yang berkaitan dengan :
a. Proses pembelajaran.
b. Pendekatan dan metode yang digunakan.
c. Materi pembelajaran yang mencakup pemilihan tema,
topik, dan unit.
d. Kelengkapan pembelajaran yang sesuiakan guru.
2. Penilaian Produk/Hasil
Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar
adalah tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya.
Penilaian hasil belajar merupakan upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa pada setiap
akhir pembelajaran. Dalam hal ini, penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap
hasil belajarnya yang regambar melalui :
a. Kemampuan
menulis laporan.
b. Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar,
diagram, grafik dan symbol lainnya.
c. Rekaman video dan kaset hasi unjuk kerja siswa.
Sedangkan penilaian
terhadap guru dilakukan
berdasarkan hasil :
a. Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya
terhadap strategi dan pengelolaan pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Masukan dari siswa, orangtua dan rekan guru lainnya
berkaitan dengan strategi dan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Berkaitan dengan uraian diatas, penilaian yuang
dilakukan dalam pembelajaran tematik hendaknya valid, mendidik, berorientasi
pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka dan berkesinambungan sebagaimana
disarankan dalam penilaian berbasis kelas (PBK). Kuswari (2004) mengemukakan bahwa PBK merupakan suatu
penilaian berdasarkan suatu pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan merupakan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik, akurat dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK secara umum bertujuan untuk
memberikan penghargaan pencapaian belajar siswa dan memperbaiki program dan
kegiatan pembelajaran. Sedangkan secara khusus, PBK bertujuan untuk memberikan
:
1. Informasi tentang kemajuan belajar.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina
kemajuan belajar lebih lanjut.
3. Motivasi belajar siswa dan melakukan pemberian
bimbingan yang lebih tepat.
Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu
siswa :
1. Dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau
mengembangkan perilakunya kearah yang lebih baik dan lebih maju.
2. Siswa dapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya.
3. Guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang
digunakan telah memadai atau tidak.
4. Membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan
administrasi.
Dengan mengacu pada tujuan dan fungsi PBK diatas,
penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran tematik diharapkan dapat
mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang harus dikuasai
anak secara seimbang dalam ketiga ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotor
dengan menggunakan berbagai bentuk model alat penilaian yang tepat.
E. Langkah-Langkah Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik
Penilaian dalam pembelajaran tematik dapat memberi
informasi yang bias dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka
meningkatkan mutu, proses dan hasil pembelajaran. Penilaian pembelajaran yang
berkualitas dan menghasilkan informasi yang valid dan reliable. Untuk
menghasilkan penilaian pembelajaran tematik yang berkualitas perlu ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Dalam tahapan
perencanaan penilaian pembelajaran tematik yang perlu dilakukan ialah :
a. merumuskan tujuan
penilaian yang ingin dicapai.
b. menentukan
kriteria atau ukuran keberhasilan penilaian.
c. menentukan teknik
dan instrumen yang akan digunakan dalam proses penilaian.
2.
Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan penilaian pembelajaran
tematik yang perlu diperhatikan adalah:
a. penilaian harus
berlangsung sejak awal sampai dengan akhir proses pembelajaran.
b. penilaian harus
dilihat sebagai proses yang berkelanjutan .
c. penilaian
diarahkan baik pada program pembelajaran, proses pembelajaran, maupun produk
pembelajaran.
3.
Penyusunan dan
Penyajian Laporan
Laporan hasil penilaian disusun dengan jalan
memperhitungkan seluruh informasi yang terkumpul berikut teknik pengolahannya.
Penyusunan laporan tersebut dilakukan secara logis, sistematis, komprehensif
dan diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran yang disampaikan
kepada semua pihak terkait.
4.
Tindak Lanjut
Hasil pengolahan
informasi dan saran-saran tersebut diatas harus ditindak lanjuti secara
operasional. Tindak lanjut ini bukan merupakan kegiatan akhir dari proses
penilaian, sebab dalam pembelajaran tematik penilaian dilakukan secara terus
menerus. Umpan balik penilaian harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan
pembelajaran berikutnya.
F.
Alat
Penilaian Dalam Pembelajran Tematik
A)
Penilaian Dengan Tes (Penilaian Konvensional)
Jenis penilaian dengan teknik tes ini
sebenarnya sudah sangat biasa digunakan dalam pembelajaran konvensional. Teknik
tes ini mencakup tes lisan (oral test), tes tertulis (written test),
dan tests tindakan (action test).
1.
Tes Lisan (oral test)
Sesuai
dengan namanya, tes lisan merupakan suatu tes yang menuntut jawaban secara
lisan dari siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang berbasis
kompetensi, tes lisan bisa dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara lisan
baik ditunjukan kepada siswa secara kelompok maupun secara individual.
Pertanyaan lisan bisa diajukan kepada siswa pada saat pembelajaran dikelas
sedang berlangsung atau pada kegiatan awal pembelajaran untuk materi pelajaran
yang telah lalu, dan pada kegiatan akhir pelajaran untuk materi pelajaran yang
telah diberikan hari itu. Siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru dipilih terlebih dahulu agar mewakili karakteristik kemampuan indivudu
dikelas. Bila ada konsep-knsep yang belum dipahami oleh sebagian besar siswa,
maka tugas guru menjelaskan kembali konsep-knsep tersebut, atau bisa disertai
dengan pemberian tugas. Pernyataan atau tes lisan didalam pelaksanaan pelajaran
ini memerlukan keahlian guru dalam menggunakan teknik bertanya yang baik dan
mampu merangsang semua siswa untuk berpikir.
Apabila
tes lisan ini akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada akhir suatu
program pembelajaran yang baik pada akhir semester atau akhir pelajaran, maka
pelaksanaannya dapat dilakukan dalam tiga pola berikut :
a.
Satu orang guru (G) menilai satu orang siswa
(S)
S
|
G
|
b.
S
|
G
|
S
|
S
|
c.
Beberapa orang guru (G) menilai satu orang
siswa (S)
S
|
G
|
G
|
G
|
2.
Tes tulis (written test)
Tes
tulis yaitu suatu tes yang menuntut jawaban secara tertulis dari siswa.
Soal-soal tes tulis disusun dalam bentuk tes objektif dan tes uraian (essay).
Tes objektif banyak ragamnya diantaranya;
a)
Tes benar-salah (true-false)
Bentuk
tes ini berupa pernyataan benar dan salah yang harus di pilih siswa dengan
tujuan untuk mengukur hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan siswa tentang
fakta, definisi dan prinsip-prinsip yang dipelajari. Dalam pembelajaran tematik
bentuk tes ini kurang mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi karena hanya
menuntut daya ingat siswa.
b)
Tes pilihan ganda (multiple choice)
Tes
pilihan berganda ini merupakan bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau yang paling tepat. Bentuk tes ini bisa mencangkup materi yang lebih
luas. Selain itu, pengskorannya juga lebih objektif karena jawaban untuk setiap
soal sudah pasti benar atau salah.
c)
Tes menjodohkan (matching test)
Bentuk
tes ini terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel, namun berada dalam
satu kesatuan. Bentuk tes ini biasanya dipakai untuk mengetahui kemampuan siswa
tentang fakta atau kejadian yang berkaitan. Cakupan materi pelajaran bisa lebih
banyak namun kurang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi.
d)
Tes isian singkat (short answer)
Bentuk
tes ini cocok digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan, pengetahuan dan
pemahaman siswa. Bentuk tes ini menghendaki jawaban singkat dari siswa dalam
bentuk kata, bilangan atau symbol. Jawaban hanya dapat dinilai benar atau
salah.
e)
Tes uraian terbatas/ tertutup/ terstruktur
Bentuk
tes ini disebut uraian objektif karena apabila diperiksa oleh beberapa orang
guru maka hasil penskorannya akan sama, sangat cocok untuk mata pelajaran yang
batasnya jelas seperti matematika dan pengetahuan alam.
f)
Ter uraian bebas/ terbuka
Bentuk
tes ini disebut uraian non-objektif karena penskorannya cenderung sering
dipengaruhi subjektivitas dari penilai. Bentuk tes ini menuntut kemampuan siswa
untuk menyampaikan, memilih, menyusun, dan memadukan gagasan/ ide yang telah
dimilikinya dengan menggunakan kata-kata sendiri.
3.
Tes tindakan (action test)
Tes tindakan merupakan tes yang menuntut
jawaban dalam bentuk tindakan atau perbuatan siswa. Dalam kurikulum 2004 jenis
tes ini disebut tes unjuk kerja, cocok untuk mengukur kemampuan siswa dalam
melakukan tugas tertentu seperti praktek di laboratorium. Dalam pembelajaran
tematik jenis penilaian ini sangat tepat sepanjang hal-hal yang diuji menyangkut
permasalahan yang ada atau dialami dalam kehidupan nyata siswa.
B). Penilaian denga non-tes (penilaian alternatif)
Dalam
pembelajaran tematik, proses dan hasil belajar siswa tidak hanya dinilai dengan
menggunakan teknik penilaian jenis tes saja tetapi juga dilengkapi dengan
penilaian jenis bukan tes (bukan tes) yang disebut dengan penilaian
alternative. Jika dibandingkan dengan teknik penilaian dengan tes, penilaian
non tes ini sifatnya lebih komprehensif dalam arti dapat digunakan untuk menilai
berbagai aspek kemampuan siswa. Dalam pembelajaran tematik jenis penilaian ini
sangat tepat diterapkan untuk memperoleh informasi tentang perkembangan
kemampuan siswa secara menyeluruh. Penilaian bentuk non tes ini beragam
diantaranya sebagai berikut;
1)
Catatan Sekolah, merupakan laporan tentang
kemajuan belajar siswa berupa penggambaran/ deskripsi mengenai aspek-aspek yang
dialami siswa berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah. Catatan ini digunakan
untuk memperoleh data dan informasi yang mendalam mengenai siswa yang dilakukan
secara terus menerus.
2)
Cuplikan Kerja, merupakan penilaian yang
dilakukan dengan melihat tugas dalam bentuk proses atau produk yang dihasilkan
siswa. Hasilnyadigunakan untuk menilai dan menentukan tingkat pengetahuan atau
keterampilan siswa untuk mendukung penilaian kerja (performance test).
3)
Portofolio, merupakan folder atau dokumen yang
berisi hasil karya siswa yang dianggapsangat berarti, sangat sulit dikerjakan
tetapi berhasil, memiliki nilai kenangan. Dalam pembelajaran tematikdi SD,
portopolio ini sangat tepat diterapkan karena guru mengajar beberapa atau semua
mata pelajaran. Portofolio bersifat terbuka bahkan untuk kelas tinggi dapat
disusun oleh siswa sendiri dengan bantuan guru, sehingga siswa dapat menilai
diri sendiri.
4)
Wawancara, merupakan teknik penilaian lisan
yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari siswa tentang sesuatu yang telah
dipelajari. Wawancara bisa dilakukan secara individual atau[pun kelompok.
5)
Observasi, penilaian yang dilakukan dengan
caramelakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang
sesuatu yang terjadi pada siswa dalam proses pembelajran di kelas atau di luar
kelas. Observasi bertujuan mengungkapkan prilaku non-verbal dan terfokus pada
aspek-aspek terkait.
6)
Jurnal, merupakan catatan harian yang
menggambarkan kegiatan siswa setiap hari, jurnal ini dapat berisikan hal-hal
yang dilakukan siswa di dalam kelas maupun di luar jam sekolah.
7)
Rublik, dapat dilakukan misalnya, dengan jalan
guru bersama siswamenyusun criteria penilaian tentang laporan pekerjaan yang
dilakukan siswa.
8)
Catatan Anekdot, merupakan catatan informal
yang menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan,
kelebihan dan sebagainya. Catatan ini berisi komentar singkat yang spesipik
mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu dikerjakan siswa yang di
dokumentasikan secara terus-menerus sehingga menggambarkan kemampuan berbahasa
siswa secara lebih luas.
Penilaian perlu ditentukan secara oetentik
terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari siswamelalui kegiatan
pembelajaran. Sebagaimana yang telah dikemukakan, ditinjau dari dimensi
kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi;
Ø
Ranah Kognitif (pengetahuan)
Ranah kognutif ialah
kemampuan-kemampuan yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual mulai dari
tingkat seederhana sampai ke tingkat yang kompleks. Ranah kognitif ini meliputi
ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Jenjang ini
di peroleh secara berurutan .
Ø
Ranah Afektif (sikap)
Ranah
afektif berkaitan dengan emosi (inward emotions) kecenderungan (disposition) ,
sikap (attitudes), keinginan (desires) , nilai (volue), minat (interest), dan
perasaan (feeling). Berkenaan dengan ranah afektif , ada dua hal yang perlu di
nilai, yaitu kompetensi dan sikap/minat siswa terhadap mata pelajaran dan
proses pembelajaran. Tingkatan kompetensi ranah afektif yang ingin di capai
dalam pembelajaran twmatik meliputi kemampuan siwa dalam hal:
a.
Memberikan respon atau reaksi terhadap
nilai-nilai yang di hadapkan kepadanya;
b.
Menikmati atau menerima nilai , norma, serta
objek yang mempunyai nilai etika dan estetika;
c.
Menilai (valuing) di tinjau dari segi
baik-buruk , adil-tidak adil, indah-tidak indah terhadap objek studi;dan
d.
Menerapkan atau mempraktikan nilai, norma,
etika, dan estetika dalam prilaku kehidupan sehari-hari.
Penilaian
ranah efektif perlu dilakukan juga terhadap daya tarik, minat, motivasi,
ketekunan bekajar dan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu beserta
proses pembelajarannya.
Ø
Ranah psikomotor (keterampilan)
Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi
yang dicapai meliputi tingkat gerakan awal dan gerakan rutin. Penilaian
terhadap pencapaian kompetensi tersebut adalah sebagai berikut;
a)
Tingkat penguasaan gerakan awal berisi
kemampuan siswa dalam menggerakkan sebagian anggota badan.
b)
Tingkatan gerakan semi rutin meliputi kemampuan
melakukan atau menirukan gerakan yang melibatkan aeluruh anggota badan.
c)
Tingkatan gerakan rutin meliputi kemampuan
melakukan gerakan secara menyeluruh dengan dengan sempurna dan sampai pada
tingkat otomatis.
1.
Format penilaian pembelajaran tematik
Beberapa
bentuk model alat penilaian yang dapat digunakan dalam pelaksanaan penilaian
pembelajaran tematik dapat diaplikasikan oleh guru dengan menggunakan beberapa
format penilaian yang mendukung. Format ini disesuaikan dengan jenis/ bentuk
alat penilaian yang digunakan, contoh-contoh format tersebut diantaranya
sebagai berikut;
1)
Format Observasi
Format ini dapat dilaksanakan dalam kegiatan
penilaian pelaksanaan pembelajaran tematik baik pada tahap perencanaan maupun
pelaksanaan dengan indicator kemampuan dan penguasaan yang telah
ditetapkan.
Contoh format[5]
FORMAT
OBSERVASI
(Pelaksanaan
Kegiatan)
Nama Kelompok : …………………………..
NO
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
|
Keterangan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1.
|
Kelengkapan
informasi/ data
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Kerjasama
kelompok, partisipasi
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Disiplin
waktu
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Minat
dan antusianme
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Keberanian
(komunikasi dan kelompok)
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Produktivitas
|
|
|
|
|
|
|
……
,……….2012
Keterangan: Guru
Yang Bersangkutan
1 = sangat tidak baik
2= tidak baik
3= cukup (…………………………)
4= baik
5= baik sekali
Format tersebut digunakan dari
perencanaan sampai pada hasil laporan, akan tetapi dengan aspek yang dinilai
berbeda.
2)
Format Portopolio
Hasil penilaian proses, produk, dan penilaian
program didokumentasikan dalam satu bentuk portofolio. Portofolio ini dapat
dijadikan sebagai salah satu masukan bagi guru untuk memutuskan nilai atau
grade setiap siswaserta penyusunan perencanaan pembelajaran selanjutnya.
JADWAL PENILAIAN PORTOFOLIO
Mata Pelajaran : ………………………………..
Kelas : ………………………………..
Kompetensi
Dasar
|
Bulan
|
|||||
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
Dsb
|
|
|
|
|
|
|
Catatan;
·
Perencanaan atau jadwal penilaian portofolio
dibuat oleh guru dalam satu semester. Jadwal tersebut perlu dikomunikasikan
kepada siswa, termasuk isi dan kriteris penilaiannya.
·
Penilaian meliputi kompetensi dasar dan tugas
portofolionya.
·
Tentukan kapan diberikan, dikerjakan, dan kapan
dilakukan dialog antara guru dan siswa untuk penilaian.
KOMPETENSI
DASAR DAN TUGAS PORTOFOLIO
Mata Pelajaran : ……………………………
Kelas : ……………………………
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Tugas
Portofolio
|
1.
……………….
|
1.1 …………………
1.2 ………………...
1.3 …………………
|
|
2.
………………
|
2.1 …………………
2.2 …………………
2.3 …………………
|
|
|
|
|
c.
Contoh folder portofolio
Perlu
disajikan dua buah folder atau stopmap untuk menyimpan kumpulan hasil belajar
dan untuk menyusun portofolio.
Contoh,[8]
SD
Negeri Babakan Jati 6
Kota
Bandung
KUMPULAN
HASIL
BELAJA
Mata
pelajaran :
PENGETAHUAN
SOSIAL
Nama : Rahmania
No : 13456728
Kelas : V (lima)
Semester/Tahun : II/2009
|
SD Negeri Babakan Jati 6
Kota Bandung
PORTOFOLIO
Mata pelajaran :
PENGETAHUAN
SOSIAL
Nama :
Rahmania
No :
13456728
Kelas
: V (lima)
Semester/Tahun : II/2009
|
Nama :
…………………………. Guru : ………………………………
Kelas
: …………………………. Tanggal : ………………………………
|
Isi
portofolio:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Kompetensi
yang berkembang :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Komentar
Guru :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tanda Tangan Guru
………………………………...
|
e.
Contoh format penilaian dari siwa
Bentuk
penilaian diri (siswa) juga digunakan dalam penilaian pembelajaran tematik.
Berkaitan dengan hal ini siswa dapat menyusun sendiri pertanyaan dan
selanjutnya mengisi langsung jawaban dari pertanyaan tersebut dengan
mengorganisasikan gagasannya sendiri. Tujuan dari penialain diri ini adalah
agar siswa dapat melakukan penilaian terhadap kemajuan belajarnya, sehingga ia
dapat belajar lebih baik dari waktu berikutnya. Siswa dapat melakukan refleksi
terhadap apa yang telah ia pelajaridan hasil yang telah diperolehnya. Juga
siswa dapat mengetahui kekuatan dan kelemahannya serta menemukan cara untuk
memperbaiki kelemahannya tersebut.
Format
dalam bentuk jurnal ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru serta menjadi
motivasi dan penguatankepada siswa.
Contoh
format[10]
PENILAIAN
DIRI
Nama : …………………….
Kelas : …………………….
Keterampilan
|
Ya
|
Tidak
|
Ragu-ragu
|
Apakah saya penyimak yang baik ?
|
|
|
|
Apakah
saya memberi kesempatan bicara kepada orang lain ?
|
|
|
|
Apakah
saya berbicara secara sopan ?
|
|
|
|
Apakah
saya sudah memberikan dorongan kepada orang lain ?
|
|
|
|
3.
Format Rubrik
Dibawah ini merupakan contoh hasil diskusi
siswa dan guru dalam menyusun criteria pencapaian hasil belajar berupa
kompetensi bahasa dan kompetensi matematika dalam sebuah pembelajaran tematik
dengan penetapan kualifikasi pada munculnya cirri Deskriptor.
Tahap
Pembelajaran
|
Fokus
Kemampuan
|
Indikator
|
Descriptor
|
kualifikasi
|
|||
SB
|
B
|
C
|
K
|
||||
Pembentukan
kemampuan matematika
|
Soal hitung campuran
|
Baik
dan benar
|
ü
Dapat mengerjakan soal penjumlahan
ü
Dapat mengerjakan soal pengurangan
ü
Dapat mengerjakan soal perkalian, dan
ü
Dapat mengerjakan soal pembagian dengan
menggunakan bilangan cacah sampai dengan 50.000 dalam bentuk soal cerita
|
|
|
|
|
|
Membaca wacana teks
|
Baik dan benar
|
ü
Dapat memahami fakta dalam wacana
ü
Dapat memahami ide dalam wacana
ü
Dapat menemukan informasi tentang isi wacana
ü
Dapat memecahkan masalah yang terdapat dalam
wacana
|
|
|
|
|
|
Membaca wacana Gambar
|
Baik dan benar
|
ü
Dapat memahami fakta dalam gambar
ü
Dapat memahami ide dalam gambar
ü
Dapat menemukan informasi tentang isi gambar
ü
Dapat memecahkan masalah yang terdapat dalam
gambar
|
|
|
|
|
|
Membaca teks grafik
|
|
ü
Dapat memahami fakta dalam grafik
ü
Dapat memahami ide dalam grafik
ü
Dapat menemukan informasi tentang isi grafik
ü
Dapat merumuskan masalah yang terdapat dalam
grafik
|
|
|
|
|
Contoh rubric yang berkaitan dengan
keterampilan menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.[11]
Nama
Siswa : ……………………..
Kelas : …………………….
No
|
Aspek-Aspek
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
Informasi yang disajikan lengkap
|
|
|
|
|
2
|
Informasi sesuai tema
|
|
|
|
|
3
|
Terdapat kohesi dan koherensi
|
|
|
|
|
4
|
Ejaan benar
|
|
|
|
|
5
|
Tanda baca benar
|
|
|
|
|
6
|
Memuat contoh
|
|
|
|
|
7
|
Bahasa mudah dipahami
|
|
|
|
|
8
|
Alur berpikir yang logis
|
|
|
|
|
Keterangan
:
A =Bagus
Sekali
B =
Bagus
C =
Cukup
D =
Kurang
4.
Cuplikan Kerja
Dalam menilai performansi belajar siswa, guru
dapat melakukan pemberian tugas yang menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil
unjuk kerja mereka.
Contoh[12]
RENCANA
PENELITIANKU
Nama
saya : ………………………..
Kelas : ………………………..
Pertanyaan
penelitian saya adalah :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Bahan
yang saya butuhkan adalah :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Bantuan
yang mungkin saya butuhkan adalah :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Saya
berencana ingin berbagi hasil penelitian saya dengan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kami
setuju ingin merencanakan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………..2012
Tanda
Tangan Siswa Tanda
Tangan Guru
…………………… ……………………..
BAB III
PENUTUP
Dari sudut bahasa, penilaian (evalution) diartikan sebagai proses menentukan nilai atau harga
suatu objek berdasarkan ukuran tertentu. Jika anda mengatakan bahwa sesuatu itu
baik, sedang, atau kurang, maka diperlukan adanya ukuran yang jelas. Ukuran itu
yang dinamakan kriteria (criterion)..
Proses pemberian penilaian tersebut
diakhiri dengan suatu pertimbangan (judgement).
Jenis penilaian dilihat dari segi alatnya terdiri atas tes (test) dan bukan tes (non test). Sampai saat ini system
penilaian pembelajaran disekolah dasar pada umumnya menggunakan teknik tes.
Penilaian dengan menggunakan teknik tes ini kita sebut penilaian konvensional.
beberapa prinsip penilaian yaitu :
§ Prinsip integral dan koprehensif
§ Prinsip kesinambungan
§ Prinsip objektif
Langkah-Langkah Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik
§ Perencanaan
Pelaksanaan
§ Penyusunan dan Penyajian Laporan
§ Tindak Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
·
Herry Hermawan, Asep. Dan
Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik. Jakarta; Direktorat Jendral Pendidikan Islam DepAg
RI
·
http/wordsshop.penilaian pembelajaran
tematik.co.id
·
Trianto. 2012. Mengembangkan Model PembelajaranTematik,
Eds. 3. Prestasi Pustaka,
[3]
Herry Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta; Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DepAg RI hal. 170
[5]
Herry Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta; Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DepAg RI. Hal. 192
[6]
Herry Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta; Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DepAg RI. Hal.194
[7]Herry
Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta; Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DepAg RI.195
[8]Herry
Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta; Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DepAg RI.195
[10]
Herry Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta; Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DepAg RI.197
[11]Herry
Hermawan, Asep. Dan Novi Resmini 2009. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Jakarta; Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DepAg RI. Hal 200
0 Response to "Makalah Konsep, Fungsi dan tujuan penilaian Tematik"
Post a Comment