A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan penting dalam mengembangkan,
memajukan, menambah kualitas dan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas
pendidikan merupakan tujuan bersama yang harus dilakukan demi meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini pihak pemerintah telah berusaha untuk
merumuskan berbagai macam strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional, yang berisi
penjelasan tentang tujuan pendidikan serta upaya-upaya peningkatan pendidikan,
merupakan salah satu produk reformasi pendidikan. Dalam hal ini tentunya
berhubunga dengan proses belajar mengajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai aktifitas yang dilakukan
individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah
dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. (Djamarah, 2011:2)
Landasan psikologis menyatakan bahwa penyediaan informasi dan
pengalaman belajar harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan atau perkembangan
peserta didik. Dari aspek teknologis, penggunaan media pembelajaran dapat
meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan pembelajaran yang
sifatnya individual, memberikan dasar lebih ilmiah pada pembelajaran,
pembelajaran lebih mantap, proses pendidikan menjadi lebih langsung, dan akses
pendidikan menjadi lebih sama bagi peserta didik. Dari aspek empiris
menampilkan bahwa ada interaksi antara pengguna media pembelajaran dan
karakteristik belajar peserta didik. (Asyhar, 2011:25)
Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
perkembangan dimulai dari berpikir konkrit menuju berpikir abstrak, dimulai
dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran
erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran
hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan. (Sudjana Dkk, 2011: 2-3)
Menurut Midun dalam bukunya Rayanda Asyhar (2011:2) mengemukakan
bahwa perkembangan konsep media dalam pendidikan diawali dengan munculnya
aliran realisme dalam pendidikan. Aliran realisme ini mendorong munculnya
visualisasi pendidikan atau pembelajaran yang intinya guru harus menggunakan
gambar-gambar untuk memperjelas apa yang diajarkan kepada peserta didik. Alat
bantu guru dalam konsepsi pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan
pengalaman visual yang nyata kepada peserta didik.
Keberhasilan peserta didik dalam pengajaran
dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang
optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses
pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan
kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil dari pengajaran itu. (Sudjana,
2013: 37)
Salah satu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa,
khususnya pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan peristiwa alam di Indonesia adalah penggunaan media visual pada saat
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, seorang guru tidak hanya bertugas
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada siswa saja, tetapi dengan menggunakan media
visual tersebut, guru lebih mudah memberikan pemahaman kepada siswa. Selain
itu, penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan
studi pendahuluan di MI Ad-Dhimyati Kota Bandung, diperoleh bahwa Tanggapan
siswa terhadap media visual cukup antusias, itu dapat digambarkan dengan semangat siswa ketika
mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini, memudahkan guru dapat menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan. Dan secara teori pun penggunaan
media visual akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa khususnya dalam belajar IPA.
Namun
pada kenyataannya, tanggapan yang baik itu tidak semua memberikan hasil belajar siswa yang baik pula.
Karena masih terdapat siswa yang kurang atau bahkan tidak mengikuti
pembelajaran IPA dengan baik. Itu dapat terlihat Berdasarkan data yang didapat, bahwa
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA hampir 40% belum mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 70. serta masih adanya siswa yang asyik
mengobrol pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Melihat
fenomena tersebut terlihat adanya kesenjangan, disatu sisi tanggapan siswa
terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan Media Visual sangat baik, tetapi
disisi lain siswa belum sepenuhnya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
yang baik dalam mengikuti pembelajaran IPA tersebut. Maka, untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara tanggapan siswa terhadap media visual dengan
hasil belajar siswa , maka perlu diadakannya suatu penelitian.
Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
dituangkan dalam judul: “TANGGAPAN SISWA TERHADAP MEDIA VISUAL HUBUNGANNYA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PERISTIWA ALAM
DI INDONESIA ” (Penelitian di Kelas V Ad-Dhimyati Kota Bandung).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa pertanyaan di bawah ini :
1.
Bagaimana realitas
tanggapan siswa terhadap media visual dalam pembelajaran IPA pokok bahasan
peristiwa alam di Indonesia pada kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung ?
2.
Bagaimana
realitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa
alam di Indonesia pada kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung ?
3.
Bagaimana
hubungan antara tanggapan siswa terhadap media visual dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam di Indonesia pada
kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1.
Bagaimana
realitas tanggapan siswa terhadap media visual dalam pembelajaran IPA pokok
bahasan peristiwa alam di Indonesia pada kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung ?
2.
Bagaimana
realitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa
alam di Indonesia pada kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung ?
3.
Bagaimana
hubungan antara tanggapan siswa terhadap media visual dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam di Indonesia pada
kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung ?
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat memberi manfaat diantaranya bagi pihak-pihak berikut ini :
1.
Bagi
Siswa
Mendidik siswa agar lebih semangat dan
konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan media visual diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA.
2.
Bagi
guru
Dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk
pengembangan ilmu dan konsep pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan.
Khususnya kualitas pembelajaran IPA.
3.
Bagi
peneliti
Sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah,
diharapkan berguna untuk mengukur sejauhmana hubungan antara tanggapan siswa
terhadap media visual dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Serta
lebih teliti dalam menganalisa suatu pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
4.
Bagi
Instansi
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengembangan dan
penyempurnaan program pengajaran guna meningkatkan mutu pendidikan dan hasil belajar
siswa di sekolah.
E. Kerangka Pemikiran
Proses belajar mengajar melibatkan interaksi antar
guru dan peserta didik secara terencana, terarah, terprogram. Interaksi ini
memerlukan berbagai kemampuan guru untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan dalam proses belajar mengajar tersebut. Proses belajar mengajar
harus melahirkan perubahan tingkah laku yang berarti pada peserta didik.
Dalam hal ini guru dalam proses belajar mengajar
berupaya tidak lagi menggunakan pendekatan pembelajaran yang monoton. Berhasil
atau tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang diberikan seorang guru
tergantung media dan kemampuan guru dalam menggunakan media, sehingga
menghasilkan siswa yang berfikir cerdas dalam menyongsong masa depan. Dalam
pembelajaran, media pembelajaran merupakan salah satu aspek yang harus mendapat
perhatian guru. Guru merupakan komponen yang memegang peranan penting dan utama
dalam memanfaatkan media. Melalui media, guru menyampaikan materi pengajaran
kepada siswa melalui interaksi pembelajaran yang dilakukannya. Keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi
antara guru dengan siswanya. Dalam konteks tersebut, media pembelajaran turut
mendukung kesukesan pembelajaran. (Ruswandi dkk :2008:5-6)
Kesuksesan pembelajaran banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang
datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan
siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.( Sudjana,
2013: 39)
Salah
satu kemampuan peserta didik sebagai manusia adalah yang dihasilkan dari panca inderanya.
Dengan indera kita dapat mengamati segala sesuatu, sehingga di dalam kesadaran
kita tinggallah tanggapan.Oleh karena itu, peserta didik dapat mengingat
kembali apa yang mereka indera (Sujanto, 2009: 34).
Tanggapan
bisa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari
pengamatan. Tanggapan diperoleh dari penginderaan dan pengamatan. Tanggapan
yang muncul kealam kesadaran dapat mendapat dukungan atau mungkin mendapat
rintangan dari tanggapan lain. Dukungan terhadap tanggapan akan menimbulkan
rasa senang, sedangkan rintangan terhadap tanggapan akan akan menimbulkan rasa
tidak senang. Tanggapan ini akan menghasilakan tanggapan positif dan negatif.
Tanggapan positif akan menimbulkan respon mendekati, menyenangi, dan
melaksanakan. Sedangkan tanggapan negatif akan menimbulkan respon
menjauhi, tidak menyenangi, dan tidak
melaksanakan (Soemanto, 2006:25).
Media
visual adalah media yang dapat dilihat dengan panca indera. Media visual
merupakan hal yang sangat penting untuk diperkenalkan dan dipergunakan oleh
guru ketika membelajarkan siswanya(Sutikno, 2009:19)
Dalam
indikator keterampilan guru menggunakan media visual, penulis merujuk kepada
pendapat Mc Luhan dalam bunya Sutikno (2008:110) yang menyatakan bahwa syarat
guru terampil menggunakan media pembelajaran diantaranya yaitu:
1.
Guru harus tahu
spesifikasi media yang akan digunakan mengenai: nama, bagian-bagian,
kelengkapan komponen fungsi, dan bagaimana menggunakannya.
2.
Guru harus bersikap
modern. Guru harus bersedia mengubah sikap sehingga iklim mengajar yang ada di
sekolah tidak konvensional.
3.
Guru harus dapat
menempatkan dirinya sebagai siswa yang belajar. Guru harus memperlakukan siswa
sebagai subjek didik, bukan sebagai orang dewasa kecil.
Kesuksesan pembelajaran banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang
datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan
siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.( Sudjana,
2013: 39)
Hasil belajar siswa meruapakan unsur yang penting
dalam proses pembelajaran. Keberhasilan belajar yang dimaksud disini ialah
tercapainya tujuan pembelajaran khusus dari materi yang telah dipelajari selama
membelajarkan.(M. Sobry Sutikno, 2009: 25)
Hasil belajar dalam bidang kognitif, Nana Sudjana
(2011:50) membaginya ke dalam enam jenis yaitu : (1) pengetahuan, ingatan,
hafalan/knowledge, (2) pemahaman/comprehention, (3) penerapan/aplikasi,
(4) analisis, (5) sintetis, dan (evaluasi).
Berdasarkan
teori yang telah dikemukakan, maka indikator hasil belajar yang akan penulis
ajukan dalam penelitian ini adalah: 1) pengetahuan,
ingatan, hafalan/knowledge, (2)
pemahaman/comprehention, dan (3)
penerapan/aplikasi.
Pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran IPA
merupakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis yang didasarkan pada
penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala
alammelalui metode dan sikap ilmiah.
Berdasarkan
teori diatas dapat dipahami bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran
dapat mempertinggi hasil belajar siswa sehingga bila tanggapan siswa terhadap
media semakin tinggi, maka hasil belajar yang diperoleh akan meningkat, tujuan
pendidikan pun dapat tercapai dengan baik.
Untuk
lebih jelasnya kerangka pemikiran diatas secara sistematik dapat digambarkan
sebagai berikut:
RESPONDEN
|
KORELASI
|
Hasil Belajar Kognitif Siswa
pada Mata Pelajaran IPA
(Variabel Y)
Indikator:
1. Ingatan
2. Pemahaman
3. Penerapan
|
Tanggapan Siswa terhadap Media Visual
(Variabel X)
Indikator:
Tanggapan
positif atau negatife mengenai:
1. Guru
tahu spesifikasi media visual:
a.
Nama
b. Bagian-bagian
c.
Kelengkapan
komponen fungsi
d. Cara
menggunakannya
2. Guru
bersikap modern.
3. Guru
menempatkan dirinya sebagai siswa yang belajar.
|
F. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009: 96) hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelituan telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Sehubungan dengan
permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya hubungan antara tanggapan
siswa terhadap media visual hubungannya dengan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa
alam di Indonesia pada kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung, hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Semakin tinggi tanggapan siswa
terhadap media visual ,maka semakin tinggi hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA, sebaliknya semakin rendah tanggapan siswa terhadap media visual maka
semakin rendah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA”.
Adapun untuk menguji hipotesis, dirumuskan sebagai
berikut :
Ho : ρ= 0 (Tidak
ada hubungan positif yang signifikan antara tanggapan siswa terhadap media visual dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peritiwa alam di Indonesia pada
kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung).
Ha :ρ≠
0 (Ada hubungan positif yang
signifikan antara tanggapan siswa terhadap media visual dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peritiwa alam di Indonesia pada
kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung)
Dalam
penelitian ini, Parameter yang akan digunakan untuk menguji hipotesis ini
adalah analisis statistik korelasional, adapun pembuktian hipotesis ini akan
dilakukan dengan menguji hipotesis dengan taraf signifikansi 5% yang dirumuskan
sebagai berikut:
Jika
thitung > ttabel, maka hipotesis nol (H0)
ditolak, ini menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dengan variabel Y,
dan jika thitung < ttabel, maka hipotesis nol (H0)
diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y (Sudjana,
2005: 219)
G.
Langkah-Langkah
Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan
untuk membahas tanggapan siswa terhadap media visual hubungannya dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam di
Indonesia. Langkahnya adalah sebagai berikut:
1.
Jenis data
Jenis data yang digunakan oleh peneliti terdapat dua
bagian, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Suharsimi Arikunto
(2010: 22-27), menyatakan penelitian
kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang
dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati, berbeda dengan
penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Sedangkan menurut Nana Syaodih (2010:74) Data kuantitatif adalah data yang
berupa angka-angka, sedangkan data kualitatif adalah data yang bukan berupa
angka.
2.
Sumber data
a.
Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di
MI Ad-Dhimyati kota Bandung, yang beralamat di Jl. Terusan kopo Kecamatan
bojong loa kaler, Kota Bandung. Letak
geografis lokasi sekolah berada pada kawasan dekat dengan pemukiman masyarakat..
b.
Populasi dan sampel
a)
populasi
Populasi adalah objek penelitian
yang berupa manusia, gejala, benda, pola sikap, tingkah laku, dan
sebagainya.Sugiyono (2011: 117), mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI
Ad-Dhimyati kota Bandung berjumlah 26 orang.
b) Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:
174), sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti). Jika populasinya 100 orang atau lebih maka diambil sampel 10-15%
atau 20-25% sesuai dengan kemampuan peneliti.Namun jika sampel kurang dari 100
maka diambil semuanya.Mengacu pada pernyataan tersebut, karena populasinya
kurang dari 100, maka ke- 26 orang siswa kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung
ditetapkan sebagai responden penelitian.
3.
Metode
Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya memaparkan
apa yang terjadi di lapangan, data yang terkumpul dikelompokkan menurut jenis
atau sifatnya, kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto, 2010: 3).
4.
Instrument
Penelitian
Instrument yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah adalah instrumen tes dan non-test. Instrumen yang
digunakan adalah tes dalam ranah kognitif dan instrumen non-test yang digunakan
adalah observasi dan angket.
a) Instrument
test
Benjamin S. Bloom dan
Kawan-kawannya dalam Nana Sudjana (2011:49) berpendapat bahwa taksonomi
(pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga
jenis domain (daerah binaan atau
ranah) yang melekat pada diri peserta
didik yaitu ranah proses berpikir, ranah nilai atau sikap, dan ranah
keterampilan. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir mulai
dari jenjang terendah sampai tertinggi, keenam jenjang tersebut adalah (1)
pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge),
(2) pemahaman (comprehension), (3)
penerapan atau aplikasi (application),
(4) analisis (analysis), (5) sintesis
(syntesis), dan (6) penilaian
(evaluation) (Anas Sudijono, 2011:49-50).
Dalam
penelitian ini, materi yang akan diteliti pada kelas V adalah mengenai pokok
bahasan peristiwa alam di Indonesia. Bentuk test yang akan diberikan yaitu berupa
test tertulis. Sebelumnya, instrumen yang akan diteliti diuji cobakan terlebih
dahulu di sekolah yang sama namun pada jenjang yang lebih tinggi untuk
mengetahui validitas dan tingkat kesukaran instrument sebagai syarat kelayakan
instrument untuk dilakukannya penelitian.
b) Instrument
non test
Instrument non test yang digunakan
adalah Angket atau kuesioner. Menurut Nana Syaodih (2010:219) angket merupakan
suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung yaitu peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden,. Instrumen atau alat pengumpul
datanya berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang
dapat dilakukan yaitu observasi, tes, angket dan dokumentasi.
a) Observasi
Menurut Nana Syaodih (2010:220)
mengemukakan bahwa observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Dalam penelitian, teknik observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data kegiatan belajar siswa ketika menggunakan media visual berupa gambar.
b) Tes
Tes
merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2007:127).
c) Kuesioner/Angket
Angket
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi
Arikunto, 2010: 194). Dari angket ini dapat diperoleh sampel penelitian
disertai jawaban. Angket dalam penelitian ini diberikan kepada siswa kelas V MI
Ad-Dhimyati kota Bandung untuk memperoleh data tanggapan siswa terhadap media
visual hubungannya dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan persitiwa alam di Indonesia.
Angket
atau kuesioner yang peneliti gunakan, terdiri dari pernyataan positif dan
pernyataan negatif.Untuk melihat valid tidaknya angket tersebut, maka perlu
diujicobakan dahulu. Setiap pernyataan dilengkapi dengan lima pilihan jawaban.
Adapun
cara mengidentifikasinya adalah berdasarkan hasil jawaban masing-masing siswa
berupa alternatif jawaban a, b, c, d,
dan e. Selanjutnya nilai angket tersebut akan ditransformasikan ke dalam bentuk
simbol angka kuantitatif, sehingga pengajuan item angket atau kuesioner
tersebut akan bersifat positif atau negatif. Bagi angket yang berorientasi
positif, maka sistem penskorannya adalah a=5, b=4, c=3, d=2, dan e=1,
sebaliknya item angket atau kuesioner yang berorientasi negatif sistem
penskorannya dibalik, yaitu a=1, b=2, c=3, d=4, dan e=5.
d) Dokumentasi
Studi
dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik
(Syaodih, 2010:221).
6.
Analisis Data
Ketika data yang dimaksudkan terkumpul semuanya, maka
selanjutnya adalah mengolah data. Analisis data yang digunakan adalah
tergantung dari jenis data yang digunakan.
Adapun
untuk analisis tentang hasil belajar
kognitif siswa kelas V MI Ad-Dhimyati kota Bandung pada pelajaran IPA pokok
bahasan peristiwa alam di indonesia, melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Mengolah skor
mentah menjadi nilai standar dengan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
dengan ketentuan skala Lima, dengan menentukan:
a) Menentukan skor maksimal ideal dengan rumus:
SMI = Skor per item x banyak soal
b) Melakukan rekapitulasi hasil test kognitif
c) Mengolah skor mentah menjadi nilai dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala Lima, pedoman konversinya
adalah:
→ A
90/100 X SMI
→ B
80/100 X SMI
→ C
65/100 X SMI
→ D
55/100 X SMI
→ E
2) Melakukan
analisis ketuntasan belajar.
Langkah-langkah
menganalisis ketuntasan belajar untuk bentuk soal uraian adalah sebagai
berikut:
a)Merekapitulasi jawaban siswa
b)
persentase
setiap nomor soal yang dicapai setiap siswa, dengan rumus:
c)Menentukan rata-rata presentasi dari setiap siswa, dengan rumus:
d)
Membuat
kesimpulan (untuk setiap siswa), dengan ketentuan:
< 75% :
Perbaikan
≥ 75% :
Pengayaan
e)Menentukan
persentase setiap butir soal, dengan cara:
1.
Jumlahkan
seluruh angka persentase dari setiap nomor soal
2.
Hitung
rata-ratanya, dengan rumus:
f)
Membuat
kesimpulan (untuk setiap butir soal), dengan ketentuan:
< 75% : Perbaikan
≥ 75% : Tidak Perbaikan
g)
Membuat
kesimpulan untuk keseluruhan program, dengan cara:
1.
Menjumlahkan
siswa yang persentasenya ≥ 75%
2.
Menghitung
persentase dengan rumus:
h)
Membuat kesimpulan
program dengan ketentuan:
< 85% proses pembelajaran perlu
perbaikan dan tidak dianjurkan untuk
melanjutkan pada pembelajaran berikutnya.
≥ 85% dapat melanjutkan pada program pembelajaran
berikutnya.
Untuk menjawab tentang realitas hubungan antara
media visual dengan hasil belajar mereka pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
Peristiwa Alam di Indonesia, digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Membuat tabel
distribusi frekuensi, dengan menentukan:
a) Rentang,
menggunakan rumus : R = Xt – Xr + 1
b) Banyak
kelas, menggunakan rumus : K = 1 + 3,3 log n
c) Panjang
kelas, menggunakan rumus : P = R:K
2)
Menghitung nilai
rata-rata (mean) dengan rumus :
3) Menentukan
standar deviasi dengan rumus:
SD = P
4) Uji
normalitas data dengan terlebih dahulu menentukan:
a)
Tabel observasi
dan ekspektasi
b)
Menentukan harga
chi kuadrat dengan rumus:
χ2 = ∑
c)
Menginterpretasikan
normalitas data dengan cara membandingkan harga chi kuadrat hitung (χ²h) dengan
harga chi kuadrat tabel (χ²t) pada taraf
signifikansi 5% dengan terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan dengan
rumus: db = k-3dengan ketentuan:
Jika χ²h ≤ χ²t maka data diinterpretasikan normal
Jika χ²h ≥ χ²t maka data diinterpretasikan tidak
normal
5) Menentukan
koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment:
rxy =
Interpretasi tinggi rendahnya angka koefisien
korelasi dengan pedoman sebagai berikut :
0,00 – 0,20 =
korelasi sangat rendah
0,21 – 0,40 =
korelasi rendah
0,41 – 0,70 =
korelasi cukup
0,71 – 0,90 =
korelasi tinggi
0,91 – 1,00 =
korelasi sangat tinggi
6) Melakukan uji signifikansi korelasi dengan t
test, dengan terlebih dahulu :
a) Menentukan
harga t hitung dengan rumus :
t =
b) Menentukan
harga t tabel dengan terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan dengan rumus
: db = N-2
c) Menginterpretasikan
data dengan ketentuan :
Jika thitung ≥ ttabel maka H0
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
variable X (tanggapan siswa terhadap media visual) dengan variable Y (Hasil
belajar kognitif siswa pada materi pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam
di Indonesia pada kelas V).
Jika thitung ≤ ttabel maka H0
diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
variable X (tanggapan siswa terhadap media visual) dengan variable Y (Hasil
belajar kognitif siswa pada materi pelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam
di Indonesiapada kelas V).
7) Uji
Pengaruh
k =
|
Selanjutnya
menghitung tinggi rendahnya pengaruh antara kedua variabel, menggunakan rumus:
E = 100 (1 - k)
|
Keterangan : E
= Nilai efisien ramalan pengaruh
1 =
Angka konstan
K =
Derajat ada tidaknya korelasi
r =
Koefisien korelasi yang dicari
(Sudjana,
2005 : 379)
8) Interpretasi Akhir
Apabila
korelasi antara variabel X dan Y benar adanya, maka membuktikan kebenaran
hipotesis yang menyatakan semakin positif tanggapan siswa terhadap media
visual, maka semakin
tinggi hasil belajar pada mata pelajaran IPA.
Adapun langkah-langkah uji coba soal instrumen yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1)
Uji Validitas
Uji
validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat evaluasi (test) yang
digunakan tepat atau tidak. Untuk mengetahui validitas soal, maka digunakan
rumus sebagai berikut:
rxy
=
keterangan:
rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N
= banyak siswa
X
= nilai setiap item soal uji coba
Y
= nilai maksimum/ideal siswa
Interpretasi validitas item dengan terlebih dahulu menentukan
taraf signifikansi pada nilai r product moment, dengan kriteria :
Jika rxy
rtabel
maka soal tersebut dinyatakan
Valid
Jika rxy
rtabel
maka soal tersebut dinyatakan invalid
(Tuti Hayati, 2013:112)
2)
Uji Reliabilitas
Rumus
yang digunakan untuk menguji reliabilitas tes adalah sebagai berikut :
r11 =
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
n = banyaknya butir item
1 = angka konstan
𝛴S2 i = jumlah varian dari tiap-tiap item
S2t = varians total
Interpretasi reliabilitas tes, dengan ketentuan :
Jika r11
0,70
maka tes tersebut reliabel
Jika r11
0,70 maka tes tersebut unreliabel
(Tuti Hayati,
2013:122)
3)
Uji Tingkat
Kesukaran Soal
Untuk
mengetahui tingkat kesukaran soal, maka digunakan rumus sebagai berikut :
TK =
Keterangan :
TK =
tingkat kesukaran
SA =
jumlah skor yang dicapai kelompok atas
SB =
jumlah skor yang dicapai kelompok bawah
n = jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
bobot = skor maksimal
soal yang bersangkutan bila dijawab sempurna
Kualifikasi
tingkat kesukaran soal dengan kriteria:
0,29 – ke bawah = sukar
0,30 – 0,69 = sedang
0,70 - ke atas = mudah
(Tuti
Hayati, 2013:138)
4)
Uji Daya Pembeda
Soal
Untuk
mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item menggunakan rumus :
DP =
Keterangan :
DP =
Daya Pembeda Soal
SA =
Jumlah skor yang dicapai kelompok atas
SB =
Jumlah skor yang dicapai kelompok bawah
n =
Jumlah kelompok atas dan bawah
bobot = skor maksimal
soal yang bersangkutan bila dijawab sempurna
½ =
angka konstan
Menginterpretasikan kualifikasi Daya Pembeda Soal
dengan kriteria:
0,40 – ke atas = baik
0,21 – 0,39 = kurang
0,20 – ke bawah = jelek
(Tuti Hayati, 2013:138)
0 Response to "TANGGAPAN SISWA TERHADAP MEDIA VISUAL HUBUGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PERISTIWA ALAM DI INDONESIA (Penelitian di kelas V MI Ad-Dhimyati Kota Bandung)"
Post a Comment