Upaya penerapan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran ipa mengenai jenis-jenis tanah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakangMasalah
            Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikanwawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran IPA.
            Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif  tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA  membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis olah manusia yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia. Pembelajaran IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh rahasia yang tak habis-habisnya. Khusus untuk IPA  di MI hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah dan juga bisa dikaitkan dengan akhlak mereka dalam kehidupan sehari-hari. Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bukan hanya bergantung lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pada pengetahuan awal siswa. Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif  dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata, hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Piaget yaitu  belajar merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu proses bergabungnya stimulus kedalam struktur kognitif. Bila stimulus baru tersebut masuk kedalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah.
Dengan demikian jelas bahwa tahap berfikir anak usia MI harus dikaitkan dengan hal-hal yang nyata dan pengetahuan awal siswa yang telah dibangun mereka dengan sendirinya. Pada saat pembelajaran IPA di kelas V MI Negeri 1 Tegal Kepuh Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, mengenai jenis-jenis tanah dan tingkat kesuburannya, guru diawal pembelajaran tidak melakukan apersepsi, guru langsung menulis materi di papan tulis, kemudian siswa disuruh mancatat materi tersebut, setelah siswa mencatat guru langsung menjelaskan materi, ketika guru menjelaskan banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka bergurau, ngobrol dengan teman-temannya. Bahkan ada siswa yang menaikan kakinya ke atas meja. Melihat kondisi kelas seperti itu guru langsung memberikan pertanyaan kepada siswa seputar materi, namun mereka terdiam dan tidak paham. Dalam proses pembelajaran, guru juga tidak melakukan percobaan mengenai jenis-jenis tanah, pembelajaran yang dilakukan guru tidak berpusat pada siswa.
            Pada saat guru melakukan evaluasi sebagian siswa tidak dapat menjawab soal evaluasi sehingga hasil evaluasi siswa pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu nilainya dibawah KKM. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pembelajaran tersebut dibawah rata-rata.
            Dengan jumlah siswa 25, hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai di atas 6 atau sekitar 40 %. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah 6 sebanyak 15 atau sekitar 60 %,Yaitudengan rata-rata 5,28. Dengan demikian tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
            Dari analisis masalah yang ada, ditemukanlah beberapa penyebab masalah, antara lain :pada awal pembelajaran guru tidak melakukan apersepsi, guru kurang membangkitkan motivasi terhadap pembelajaran, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, dalam menyampaikan materi kurang menarik sehingga pembelajaran terasa membosankan dan dalam pembelajaran juga guru tidak melakukan percobaan mengenai jenis-jenis tanah.
            Pembelajaran yang terjadi di atas mengakibatkan siswa tidak paham tentang jenis-jenis tanah dan siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya. Masih sering terjadi, dalam pembelajaran IPA guru mengharapkan siswa diam dengan sikap duduk tegak dan menghadap ke depan, sementara guru dengan fasih menceramahkan materi IPA. Pembelajaran demikian jelas bertentangan dengan hakikat anak dan pendidikan IPA itu sendiri. Pembelajaran IPA yang efektif dicirikan antara lain oleh tingginya kemampuan pembelajaran tersebut dalam menyajikan hakekat pendidikan IPA di MI yakni sebagai proses, produk dan sikap.
            Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA. Karena pembelajaran yang mengacu pada pandangan konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan dan keaktifan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, dengan kata lain siswa lebih berpengalaman untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
            Latar belakang di atas mendorong penulis untuk megambil fokus penelitian dengan judul “Upaya penerapan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran ipa mengenai jenis-jenis tanah (penelitian tindakan kelas, pada siswa kelas V MI Negeri 1 Tegal Kepuh Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi)”.
B.     Perumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian tindakan kelas yaitu :
1)      Bagaimana penerapan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan tanah di kelas V MI Negeri 1 Tegal Kepuh Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi?
2)      Bagaimana kemampuan pemahaman IPA siswa pada setiap siklus pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan modelpembelajarankonstruktivisme?
3)      Bagaimana kemampuan pemahaman siswa setelah mengikuti seluruh siklus pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarankonstruktivisme?
C.    Tujuan Penelitian
            Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1)      Mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan tanah di kelas V MI Negeri 1 tegal kepuh kec. Surade kab. sukabumi
2)      Mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa pada setiap siklus pembelajaran yang sedang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme
3)      Mengetahui kemampuan pemahaman siswa setelah mengikuti seluruh siklus pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme
D.    HipotesisTindakan
            Dari hasil analisis tindakan, penulis membuat hopotesis bahwa, jika guru menggunakan model pembelajaran konstruktivisme maka pemahaman siswa tentang jenis-jenis tanah akan meningkat.
E.     MetodologiPenelitian
1.      Rencana Penelitian
a)      Tempat Penelitian
            Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah MI Negeri 1 Tegal Kepuh, dengan alamat jalan Surade, Desa Pasir Ipis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena data yang diperoleh ada di sekolah ini.
b)      Subjek Penelitian
            Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Negeri 1 Tegal Kepuh Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Latar belakang ekonomi orang tua adalah menengah ke bawah. Pendidikan orang tua siswa 65 %  MI. Mata Pencahariannya 90 % sebagai wiraswasta dan sisanya sebagai buruh dan pegawai. Alasan peneliti memilih sampel kelas V yaitu karena peneliti mengajar di kelas V sehingga peneliti mengetahui karakteristik siswa.
c)      Waktu penelitian
            Diperkirakan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan sekitar bulan februari sampai dengan bulan juli 2013
2.      Prosedur Penilaian
                        Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (1998). Siklus model Kemmis dan Mc Taggart ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, seperti siklus di bawah ini :





Text Box: ACTText Box: REFLECTText Box: ACTText Box: REFLECT
 









Gambar 1


Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 97)
            Langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai berikut :
1)      Perencanaan tindakan
2)      Pelaksanaan tindakan
3)      Observasi
4)       refleksi.
a.       Perencanaan tindakan
            Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
             Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai jenis-jenis tanah, yaitu dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme, adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu :
1)      Meminta izin kepada kepala sekolah dan guru MI kelas V.
2)      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
3)      Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis.
4)      Memilih prosedur evaluasi penelitian.
5)      Melaksanakan tindakan.
b.      Pelaksanaan Tindakan
            Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :
Tahap Awal Pembelajaran 
1)      Guru mengucapkan salam.
2)      Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran.
3)      Guru mengecek kehadiran siswa.
4)      Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
Tahap Inti Pembelajaran 
1)      Siswa dibagi kedalam 5 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang). Seminggu sebelum dilaksanakan pembelajaran tiap kelompok ditugaskan untuk membawa alat pencukil tanah.
2)      Guru mengkondisikan siswa supaya duduk berkelompok.
3)      Siswa menyimak panjelasan guru tentang tugas yang harus diselesaikan dalam kelompoknya.
4)      Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
5)      Masing-masing kelompok melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa jenis tanah itu berbeda-beda
6)      Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LKS.
7)      Siswa bersama guru membahas LKS yang telah didiskusikan dalam kelompok.
8)      Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran mengenai jenis-jenis tanah dan manfaatnya dengan kehidupan kehidupan sehari-hari.
9)      Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari bersama.
10)  Guru melakukan evaluasi.
Tahap Akhir Pembelajaran
1)      Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2)      Melakukan tindak lanjut.
c.       Observasi
            Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi.
            Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPA mengenai jenis-jenis tanah dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi  dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
d.      Refleksi
            Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.
Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)      Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama proses tindakan.
2)      Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan lapangan, dan lain-lain.
3)      Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.
3.      Instrumen Penelitian
a.       pedoman Observasi
            Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran IPA. Tujuan tindakan observasi adalah untuk memperoleh data perilaku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran (format observasi terlampir).
b.      Pedoman Wawancara
            Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep perubahan sifat-sifat benda dikelas V MI Negeri 1 Tegal Kepuh (format wawancara terlampir).
c.       Tes
            Tes adalah serentatan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahamikonsepperubahansifat-sifatbenda. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis berbentuk pilihan ganda 10 soal dan uraian sebanyak 5 soal.
4.       Data dan Sumber Data
            Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas V MI Negeri 1 Tegal Kepuh Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai jenis-jenistanah.
            Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Negeri 1 Tegal Kepuhdan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah.
1.      Validasi Data
            Validasi data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2005 : 168-171), yaitu :
a)      Member chek, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pembelajaran.
b)      Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.
c)      Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.
d)     Expert Opinion, pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen. Berdasarkan validasi diatas, maka validasi data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu member chek dan triangulasi. Untuk validasi member chek, setelah wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Peneliti memeriksa hasil wawancara dan obsevasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum tercatat.
            Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti akan membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas V pada saat pembelajaran IPA.
1.        Analisis Data
Setelah semua data diperoleh dengan alat pengumpul data yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah proses analisis data. Dalam tahapan penganalisisan ini akan dilakukan prosedur penghitungan statistik.
Data yang dianalisis meliputi: tes akhir siklus dengan tujuan mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa dalam memahami materi pelajaran IPA dan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa akan dilakukan melalui:
a)      Ketuntasan Individu
Pada analisis ini dilakukan dengan menggunakan aturan ketuntasan yang berlaku di MIN 1 TegalKepuh, dengan KKM rata-rata 60 maka siswa telah dikatakan tuntas belajar, artinya siswa dapat mengerjakan soal dengan minimal 60%. Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individu diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ketercapaian individu
b)             Ketuntasan Klasikal
Pada ketuntasan klasikal ini hasil belajar dapat dilihat dari hasil proses pembelajaran secara berkelompok. Ketuntasan klasikal dapat dikatakan jika sekurang-kurangnya siswa telah tuntas belajar sebesar 80%, dan jika perolehan mencapai 70% maka dikatakan cukup, dan dikatakan kurang jika perolehan kuurang dari 60%. Untuk menentukan skor yang diperoleh digunakan persamaan sebagai berikut:
ketuntasan klasikal

c)             Daya Serap Klasikal
Daya serap belajar klasikal digunakan untuk mengetahui apakah materi pelajaran dapat dilanjutkan atau tidak. Jika daya serap belajar klasikal siswa ≥60% maka materi pelajaran suah diperbolehkan untuk dilanjutkan. Untuk menghitung daya serap siswa digunakan rumus :
 


Diadaptasi suherman (Astusti,2009:23)
2.      Kriteria analisis data observasi
Cara pengisian lembar observasi untuk setiap pertemuan yaitu dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” untuk setiap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Skor untuk kolom “Ya” adalah 1 sedangkan kolom “Tidak” skornya adalah 0. Adapun langkah-langkah analisis selanjutnya adalah sebagai berikut :
1.    Menghitung jumlah skor keterlaksanaan yang dicari
2.    Mengubah jumlah skor untuk setiap pertemuan yang telah diperoleh menjadi nilai persentase dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
NP = Nilai persentase keterlaksanaan yang dicari
R    = Jumlah skor yang diperoleh
SM = Skor maksimal ideal
100= Bilangan konstan

3.    Menghitung persentase keterlaksanaan tertinggi dan terendah serta membuat deskripsi berdasarkan komentar observer
4.    Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan model pembelajaran konstruktivisme untuk ketiga pertemuan dengan menggunakan rumus :
5.    Menghihtung rata-rata persentase keterlaksanaan untuk seluruh pertemuan berdasarkan setiap tahapan model
6.    Menganalisis keterlaksanaan setiap tahapan metode pembelajaran berdasarkan komentar observer
7.    Mengubah persentase yang diperoleh ke dalam kriteria keterlaksanaan sebagai berikut :
Tabel 5.
Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran Konstruktivisme
No.
Persentase Keterlaksanaan
Kategori
1.
0 % - 19 %
Kurang Sekali
2.
20 % - 39 %
Kurang
3.
40 % - 59 %
Cukup
4.
60 % - 79%
Baik
5.
80 % - 100 %
Baik sekali

(Purwanto dalam Hamidah, 2012 : 24)








DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hamidah, Ni’mah. 2012. Model Pembelajaran Bebasis Fenomena (PBF) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Getaran dan gelombang. Skripsi Program Studi MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Univesitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Tidak diterbitkan.
Karli, H., Sri Yuliariatiningsih M. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung : Bina Media Informasi.
Kartini. 2007. Model-model Pembelajaran (Modul). STAIN Cirebon.
Nasution, H. Noehi. 1999. Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT RemajaRosda Karya.












JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No
Kegiatan
Bulan
I
II
III
IV
V
VI
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

1
Penyusunan proposal

x























2
Pengajuan proposal






x


















3
Revisi proposal






x


















4
Seminar proposal







x

















5
Pengurusan izin








x
















6
Pembuatan instrumen penelitian.









x















7
Pelaksanaan dan kegiatan penelitian dan tindakan siklus I









x















8
Pelaksanaan dan kegiatan penelitian dan tindakan siklus II










x














9
Pelaksanaan dan kegiatan penelitian dan tindakan siklus III













x











10
Penyusunan laporan














x










11
Revisi laporan















x









12
Penyerahan laporan
















x




















0 Response to "Upaya penerapan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran ipa mengenai jenis-jenis tanah "