BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan
pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu
ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua
masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk
kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah.
Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan
penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain
masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan
secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori
yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi, 2004:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa
aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay
(dalam Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut.
Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian
survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai
eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan (Sukardi,
2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang
diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah
satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang
penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada penelitian
pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Salah satu
peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian
korelasional.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korelasional?
2. Apa tujuan dari korelasional?
3. Apa kelebihan dan kelemahan korelasional?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian korelasional.
2.
Mengetahui
tujuan dari korelasional.
3.
Mengetahui
kelebihan dan kelemahan korelasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Korelasional
Penelitian
korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel
(Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini
penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc
Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian
korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat
apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
dikuantitatifkan.
Menurut Gay
dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian
penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak
memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan
dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke
dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha
menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel.
Penelitian
korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial,
maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan
antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini
dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian
eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi
mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak
menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
- Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks
dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel
seperti dalam penelitian eksperimen.
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif
dalam setting (lingkungan) nyata.
- Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat
asosiasi yang signifikan.
B. Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan
penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian
korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk
menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya
menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel
mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan
yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
1.
Penelitian
macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2.
Studi macam
ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara
serentak dalam keadaan realistiknya.
3.
Output dari
penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada
atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4.
Dapat
digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
D. Macam Penelitian Korelasional
1.
Penelitian
Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi
sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki
hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu
yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat
hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis
ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal
untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi
multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada
umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat
bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara
berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar
variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai
koofisien korelasi merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien
bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik
statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup
sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok
subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena
itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang
variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut
harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau
pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
2.
Penelitian
Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi
yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran
baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus
menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada
pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk
memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain
(Borg & Gall dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian
relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku
yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang
diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan
berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi
(disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi
antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan
nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan
penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar
variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa
hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain,
ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hubungan, tanpa
mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh
karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang
dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua
variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul
lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak
seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang
berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi,
dan tidak dapat sebaliknya.
3.
Korelasi
Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan
antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi
multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang
akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion
dan korelasi kanonik.
Regresi ganda.
Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor
(variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat.
Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat
prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010),
yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi
terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan
masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian,
penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Pada
dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel
dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti
regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk
menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi
serangkai variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat
dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda
dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin,
2010). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang
bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama
lain yang serupa atau berbeda.
E. Rancangan Penelitian Korelasional
Penelitian
korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan. Shaughnessy dan Zechmeinter
(dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1.
Korelasi
Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu
rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai
tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya
diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan koefisien
korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien
korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna
pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”.
Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel,
semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif
mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi
pula skor pada variabel lain atau sebaliknya (Emzir, 2009:48).
2.
Regresi dan
Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita
mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat
diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi
ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00,
prediksi kita dapat lebih baik.
3.
Regresi
Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi
sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini
memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang
akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion
variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel
yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables).
4.
Analisis
Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel
yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi
yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5.
Rancangan
korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk
membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode
korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (path
analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel
design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari
sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya.
Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik
sekaligus.
6.
Analisis
sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik
yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang
waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
F. Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada
dasarnya penelitian korelasioanal melibatkan perhitungan korelasi antara
variabel yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap
mempuyai hubungan (variabel prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini
antara lain secara umum menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan
masalah, peninjauan masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau
hipotesis, rancangan penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan
data, dan analisis data, simpulan.
1.
Penentuan
masalah
Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42)
menyatakan masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan antara yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang
telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap
penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah menentukan masalah
penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri permasalahan yang layak
diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai kontribusi
atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data empiris serta
sesuai kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28). Dalam penelitian
korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam
pola perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu,
variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan,
baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan
tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya.
2.
Peninjauan
Masalah atau Studi Kepustakaan
Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang
penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh
landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti
dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi
pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk memperoleh teori yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil penelitian,
majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel
ilmiah dan narasumber.
3.
Rancangan Penelitian
atau Metodologi Penelitian
Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian
yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya. Subyek yang
dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang
menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam
faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi
variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti
dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi
kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat
mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor
tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk
masing-masing kelompok.
4.
Pengumpulan Data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk
mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes,
pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk
angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam
waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor
harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika
tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada
artinya.
5.
Analisis Data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional
dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan
hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi
bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian
prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui
tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria.
Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya
melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya
untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara
sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau
analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya
dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta
tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah
bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol
(r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai
+1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling
bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya
saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).
6.
Simpulan
Berisi tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan
tentang hal yang diteliti dengan menggunakan mudah dipahami pembaca secara
ringkas.
G. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional
Penelitian
korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk
menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan); dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi
tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti
(Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini
adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
bidang pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan
untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan
penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang
besar.
Sedangkan,
kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi
apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat
kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian
korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur;
ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu
memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi
yang berguna atau bermakna. (Abidin, 2010).
BAB III
KESIMPULAN
Korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).
Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan
tujuan penelitian.
Tujuan
penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi.
Penelitian
korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk
menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan) (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini
adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
bidang pendidikan, ekonomi, sosial.
Sedangkan,
kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi
apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat
kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian
korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas.
0 Response to "Makalah penelitian korelasional"
Post a Comment