Makalah pengertian penelitian dan tipe-tipe desain penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bayangkan bahwa kita ingin menyelidiki “pengaruh” jenis kelamin, status sosial-ekonomi, dan kepribadian terhadap nilai kerja siswa. Apakah kita mengetahui tipe variabel bebas yang kita akan kerjakan? Dapatkah kita memanipulasinya sebagai suatu perlakuan atau variabel aktif didalam studi eksperimental? Dapatkah kita menetapkan subjek secara acak pada berbagai tingkat variabel bebas, misalnya jenis kelamin?
Banyak peneliti dalam bidang psikologi, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan tidak mau melakukan pendekatan eksperimental. Masalah penelitian diatas, sebagai contoh, tidak dapat diselidiki melalui eksperimen karena kita tidak dapat secara langsung memanipulasi variabel bebas. Perwujudan jenis kelamin, status ekonomi-sosial, intelegensi dan kepribadian telah terjadi sebagaimana adanya. Kita tidak dapat secara langsung menciptakan kondisi eksperimen yang akan menghasilkan perbedaan dalam status sosial-ekonomi, kepribadian, intelegensi, apalagi jenis kelamin. Oleh karena itu dalam makalah yang kami susun, kita akan menggunakan pendekatan penelitian lain yaitu Penelitian Ex Post Facto yang lebih sesuai dengan tipe permasalahan diatas.

B.  Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam kajian ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan penelitian?
2.      Ada berapa tipe dalam tipe-tipe desain penelitian?
3.      Apa yang dimaksud penelitian Ex Post Facto?
4.      Apa saja langkah-langkah/prosedur penelitian Ex Post Facto?
5.      Apa saja kekurangan pendekatan Ex Post Facto?
6.      Apa saja kelebihan pendekatan Ex Post Facto?
7.      Bagaimana penerapan penelitian Ex Post facto?
8.      Apa saja nilai  yang tercantum dalam Penelitian Ex Post facto?
C. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan ketika kita akan melaksanakan penelitian dengan menggunakan penelitian pendekatan Ex Post Facto.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Penelitian
Kata Penelitian berasal dari kata bahasa Inggris yaitu research. Research berasal dari kata re, yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian arti sebenarnya dari research adalah mencari kembali, pencarian berulang-ulang. Dalam bahasa Indonesia, kata research dibakukan menjadi riset
Beberapa ahli mengajukan pendapat mengenai arti dari penelitian (riset) di antaranya sebagai berikut:
·      Menurut Parson (1946), penelitian adalah suatu metode untuk menemukan kebenaran serta metode berfikir secara kritis; pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
·      Menurut John (1949), penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.
·      Menurut Dewey (1936), penelitian adalah transformasi yang terkendali atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya.
·      Menurut Woody (1927), penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking), yang meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesa, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangya mengadakan pengujian yang hati-hati atas suatu kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesa.
·      Menurut Sutrisno Hadi ( 1969:4), penelitian adalah usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
·      Menurut J. Supranto (1997:9), penelitian (riset) adalah suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan persoalan, kemudian diikuti dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui sesuatu keadaan atau persoalan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan.[1]

B.  Tipe-Tipe Desain Penelitian
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental.  Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapatadanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat).  Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedangkan desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam.  Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan ( field experiment ) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment Sub  Desain  Ex  Post  Facto

Ex post facto artinya sesudah fakta. Ex post facto sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya terhadap variabel terkait. [2]Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi (Gay: 1976)[3]. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami.
Penelitian ex post facto menunjukan kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terkait.[4] Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.
Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya.
Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto.
Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut. Furchan (383:2001) menyatakan bahwa dengan tidak adanya kemungkinan peneliti untuk melakukan manipulasi atau pengacakan.
Hal penting dalam pendekatan ex post facto adalah tidak adanya manipulasi terhadap variabel. Dalam kasus di atas, dapat didekati dengan ex post facto dengan melihat situasi kelas A dan B yang sebelumnya tidak diadakan manipulasi. Artinya, kelas tersebut berjalan secara alami. Misalnya, hasil ujian kelas A dan B menunjukkan perbedaan dari satu siswa ke siswa lainnya. Dari hasil tersebut, dilakukan klasifikasi antara siswa yang memiliki nilai tinggi dengan siswa yang memiliki nilai rendah. Kemudian dihubungkan antara kecemasan dengan hasil nilai. Misalnya ditemukan kesimpulan bahwa nilai di atas rata-rata dikerjakan oleh siswa yang memiliki kecemasan. Oleh karena itu, pengaruh kecemasan siswa memang berpengaruh terhadap hasil ujian, yaitu menjadi lebih baik.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini tentu saja memiliki kekurangan. Dari kasus di atas dapat terlihat satu celah kelemahan bahwa bisa jadi adanya faktor ketiga selain kecemasan yang membuat nilai ujian meningkat. Hal ini dimungkinkan adanya faktor ketiga, yaitu kecerdasan. Selain kecemasan, bisa dimungkinkan bahwa kecemasan adalah situasi lain, sedangkan kecerdasan menjadi penunjang utama.
Dengan demikian penelitian ex post facto dapat mengkaji hubungan dua variabel bebas atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk menentukan efek variabel bebas tersebut pada variabel terkait.[5]

D.      Langkah-Langkah Penelitian Ex-post facto
Penelitian dengan metode Ex-postfacto mempunyai langkah penting seperti berikut :
1)      Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode Ex-postfacto.
2)    Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3)    Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4)     Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5)   Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6)   Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrument pengumpulan data, dan menganalisis data.
7)   Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
8)   Membuat laporan penelitian.
Penelitian ex post facto dimulai dengan mendeskripsikan situasi sekarang yang diasumsikan debagai akibat dari faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya. Dengan demikian peneliti harus menoleh kebelakang untuk menentukan faktor-faktor yang diasumsika penyebab, yang telah beroperasi pada masa yang lalu. Itulah sebabnya pada penelitian ini peneliti tidak bisa memberikan kontrol yang bissa dilakukan dalam penelitian eksperimen yang diperlukan untuk menarik kesimpulan secara sahih mengenai hubungan kausal. Hubungan-hubungan variabel yang dihasilkan dari venelitian ex post facto pada dasarnya adalah data variasi yang sama, karena tidak ada kontrol peneliti terhadap variabel bebas X yang mungkin telah menentukan variabel terikat Y. Agar peneliti dapat menyimpulakan semacam hubungan sebab akibat antara variabel-variabel, peneliti harus mengumpulkan data untuk menunjukan bahwa variabel terikat Y tidak mendahului variabel bebas X atau efek variabel Y tidak diakibatkan oleh faktor lainyang terhubung dengan faktor penyebab (variabel ekstra diluar variabel bebas X).
            Untuk menjelaskan bagaimana prosedur penelitian ex post facto dilaksanakan, berikut ini akan dikemukaan sebuah contoh.
            Peneliti ingin melihat pengaruh atau hubungan motivasi belajar terhadap atau dengan prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin siswa. Variabel motivasi belajar siswa telah ada pada diri siswa itu sendiri hanya tinggal mengukurnya. Artinya, telah terjadi sebelumnya tanpa harus melakukan manipulasi oleh peneliti. Jenis kelamin siswa telah jelas, telah memilih dan mengelompokan menjadi dua katagori, yakni pria-wanita. Prestasi belajar siswa bisa dilakukan pengukuran dan bisa pula menggunakan data prestasi yang telah ada disekolah,misalnya nilai ulangan atau nilai raport, dan nilai lain-lain. Siswa dipilih untuk kelas tertentu sebanyak yang diperlukan dengan jumlah yang sama antara siswa pria dan wanita. Motivasi belajar dapat ditempatkan sebagai variabel bebas utama, jenis kelamin ditempat fungsinya sebagai variabel kontrol, dan prestasi belajar sebagai variasi terikat. Jika dilukiskan disainnya adalah sebagai berikut:
Variabel bebas X
Motivasi belajar (X)

Variabel kontrol
(jenis kelamin)
Pria ( )
Wanita ( )
Variabel terikat (Y)
Prestasi belajar
            Analisis hubungan dapat dilakukan antara skor rata-rata hasil pengukuran motivasi belajar X dengan rata-rata skor hasil pengukuran prestasi belajar Y. Lebih dari itu dapat pula dilakukan analisis hubungan antara skor rata-rata hasil pengukuran motivasi belajar siswa pria ( ) dengan skor rata-rata hasil pengukuran prestasi hasil belajar siswa pria ( ). Hal yang sama juga terhadap siswa wanita yaitu hubungan antasa dengan . Disamping itu peneliti dapat juga membandingkan motivasi belajar siswa pria dengan siswa wanita ( dengan ) dan perbedaan prestasi belajar siswa pria dengan siswa wanita (  dengan ). Penelitian diatas dapat dikembangkan menjadi disain faktorial sederhana 2x2 dengan membagi variabel bebas motivasi belajar menjadi dua katagori. Miaslnya, motivasi belajar kelopok dan motivasi belajar individual.
Jika dilukiskan disainnya sebagai berikut:
Variabel bebas X
Motivasi belajar
Kelompok
Motivasi belajar
individual
Variabel kontrol
(jenis kelamin)
Pria
wanita
pria
wanita
Variabel terikat Y
Prestari belajar
Analisis hubungan kedua variabel bebas dengan kedua variabel atribut jenik kelamin pada variabel terikat, prestasi belajar dapat dijadikan dasar untuk melihat efek kedua variabel bebas tersebut.
            Lebih dari itu penelitian diatas dapat dikembangkan lebih luas lagi dengan memasukan variabel atribut lain, misalnya tinggi rendahnya motivasi belajar pada setiap jenis kelamin, sehingga menjadi disain faktorial 2x2x2. Variabel bebas utama motivasi belajar (kelompok-individual) kontrol pertama jenis kelamin, dan variabel kontrol kedua tinggi rendahnya motivasi dan variabel terikatnya prestasi belajar.
Disainnya sebagai berikut:
Variabel beba (X)
Motivasi belajar
kelompok
Variabel kontrol pertama
(jenis kelamin)
Pria
wanita
Pria
wanita
Variabel kontrol kedua
(derajat motivasi)
T
R
T
R
T
R
T
R
Variabel terikat (Y)
Prestasi belajar
Dari contoh dan uraian di atas maka penelitian ex post facto dapat mengkaji hubungan dua variabel atau lebih, terutama variabel bebas aktif dengan variabel bebas atribut terhadap variabel terkait. Variabel bebas aktif, artinya variabel bebas yang dapat dimanipulasi secara langsung seperti metode pengajaran, bimbingan belajar dan lain-lain. Variabel bebas atribut adalah karakteristik yang telah dimiliki subjek, seperti jenis kelamin, motivasi belajar, sikap, minat, dan lain-lain. Untuk contoh disain faktorial 2x2x2 di atas, prosedur yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
1.      Peneliti melakukan pengukuran terhadap sejumlah siswa kelas tertentu pria dan wanita mengenai motivasi belajar kelompok dan motivasi belajar individual. Satu kelompok siswa diukur motivasi belajar kelompok, satu kelompok siswa lagi diukur motivasi belajar individual.
2.      Hasil pengukuran dua jenis motivasi belajar tersebut dipisahkan antara pria dan wanita, sehingga ada empat katagori, yakni hasil pengukuran motivasi belajar kelompok siswa pria dan siswa wanita, hasil pengukuran motivasi belajar individual pria dan wanita.
3.      Hasil pengukuran masing-masing motivasi belajar untuk setiap jenis kelamin (pria-wanita) dibedakan menjadi dua katagori, yakni motivasi tinggi dan motivasi rendah. Untuk itu buat kriteria motivasi tinggi dan motivasi rendah berdasarkan hasil pengukuran yang dicapainya. Dengan demikian akan terdapat delapan kelompok siswa atau delapan sel yang jumlahnya harus diusahakan sama. Sel 1 adalah siswa pria yang memperoleh skor motivasi belajar kelompok kategori tinggi, sel 2 siswa pria yang memperoleh skor motivasi kelompok kategori rendah. Sel 3 siswa wanita yang memperoleh skor motivasi belajar kelompok kategori tinggi, sel 4 siswa wanita yang memperoleh skor motivasi belajar kelompok kategori rendah. Sel 5 siswa pria yang memperoleh skor motivasi individual kategori tinggi, sel 6 siswa pria yang memperoleh skor motivasi belajat individual kategori rendah. Sel 7 siswa wanita yang memperoleh skor motivasi belajar individual kategori tinggi. Sel 8 siswa wanita yang memperoleh skor motivasi belajar individual kategori rendah.
4.      Mengadakan pengukuran prestasi belajar siswa kedelapan kelompok tersebut secara bersamaan. Ika tidak perlu diukur, peneliti dapat menggunakan prestasi belajar yang telah ada, misalnya hasil ulangan atau nilai raport.
5.      Melakukan analisis hasil pengukuran prestasi belajar un tuk menentukan efek-efek yang terjadi dari kedua variabel bebas dan kedua variabel atribut pada prestasi belajar sebagai variabel terikatnya. Hasil analisis dapat digunakan untuk menguji hipotesis yag dibuat sebelumnya berdasarkan disain faktorial.



E.     Kekurangan Pendekatan Ex Post Facto
Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
Oleh karena tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
2)      Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
3)      Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
4)      Apabila saling hubungan antar dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
5)        Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.
6)       Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap.
7)      Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar.

F.   Keunggulan Penelitian dengan Pendekatan Ex Post Facto
Metode ini baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan. Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat secara langsung. Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
Apabila control di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau dipertanyakan. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

G.                Penerapan Penelitian Ex Post facto
Mari kita renungkan mengenai penelitian-penelitian korelasional. Hipotesis pada penelitian-penelitian korelasi pada umumnya dinyatakan dalam pernyataan hubungan “Jika p, maka q.” Dalam kasus demikian itu, variabel X secara spesifik diidentikan sebagai variabel bebas sementara itu Y adalah variabel terikat. Sungguh pun demikian hal ini tidak memberikan kesan bahwa semua penelitian korelasional diidentifikasikan adanya variabel bebas dan variabel terikat. Beberapa peneliti yang menggunakan pendekatan korelasional hanya memperhatikan aspek hubungan dua variabel tanpa mengasumsikan bahwa sesuatu adalah fungsi dari sesuatu yang lain, seperti hubungan antara tingkah laku murid atau antara sikap bekerja dan kepuasan dalam bekerja. Tipe penelitian korelasi ini tidak berusaha untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.
            Suatu aturan yang disepakati bahwa, apabila hipotesis dinyatakan dalam hubungan sebab-akibat dan variabel-variabel tersebut ternyata berkorelasi, maka penelitian demikian sebenarnya adalah penelitian ex post facto. Korelasi dan kausal komparatif atau penelitian ex post facto membingungkan karena keduanya tidak dilakukan manipulasi sebagaimana yang bisa digunakan. Ada perbedaan yang pasti antara keduanya yaitu pada penelitian ex post facto berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, sedangkan pada penelitian korelasional tidak mengidentifikasi adanya hubungan tersebut.
            Berikut ini adalah beberapa judul penelitian korelasi yang dilakukan pada penyelidikan penemuan ex post facto:
1.      “Perceived  Evaluation by Significant Others: Its Relationship to Self-Concept, Academic and Personality Traits of Grade Four Elementary School Children” oleh Lilia P. Victoria (PNC, 1982).
2.      “Some Factors in Job Statisfaction Among Employees in a Five-star Hotel in Metro Manila” oleh Arthur M. Lopez (UST, 1983).
3.      “the relationship of Selected Variables Age, Sex, SES, IQ, Birth Order) to the Moral Judgment of Elementary School Children” oleh Rosa B Doyola (PNC, 1982).
4.      ‘Factors Associated with Parental Acceptance-Rejection Among Filipino Urban Parents” oleh Eulalia C. Himoc (PNC, 1982).
Kita dapat mencatat bahwa setiap penelitian tersebut diatas adalah “studi lapangan”. Dalam pandangan ini, variabel-variabel ex post facto yang diselidiki adalah variabel yang diperoleh dari struktur sosial yang nyata. Hipotesis diuji dalam situasi yang hidup seperti keluarga, sekolah, hotel dan masyarakat.
            Kerlinger (1973) menyebutkan bahwa penelitian lapangan dalam kenyataannya adalah penyelidikan ex post facto. Penelitian dalam penelitian lapangan memperhatikan institusi sosial dan kemudian meneliti situasi hubungan antara sikap, nilai, persepsi, tingkah-laku individu dan kelompok. Biasanya tidak ada variabel bebas yang dimanipulasi. Hal ini tidak dapat dilakukan.

H.                Nilai Penelitian Ex Post facto
Seperti telah disebutkan bahwa banyak variabel dalam bidang sosial, psikologi dan pendidikan merupakan bidang studi yang penting tetapi bukan hal yang tidak mungkindiselidiki melalui eksperimental sungguhan. Walaupun kontrol langsung tidak mungkin dilakukan, penemuan terkontrol dapat dilakukan dalam ex post facto dan pengontrolan variabel yang tidak mungkin dilakukan. Hal tersebut membuat peneliti menjadi pantas dan sah. Untuk alasan ini, penemuan, penafsiran dan pengambilan kesimpulan di dalam penelitian ex post facto bila dilakukan dengan tepat, akan sangat bernilai bagi ilmuwan dan orang-orang awam.
Suatu contoh ilustrasi. Sanchez (1983) dalam tesis masternya, menyelidki faktor-faktor yang berhubungan dengan kreativitas diantara murid-murid kelas empat sampau kelas enam di wilayah pedesaan. Penelitian ini dipertimbangkan sebagai ex post facto atau kausal-komparatif dengan alasan bahwa langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi anak laki-laki dan perempuan yang berkreativitas tinggi dan rendah. Proses penelitian ini adalah ex post facto karena kreativitas murid-murid telah terjadi sebelum menguji murid-urid tersebut. Tes yang digunakan adalah tes berfikir kreatif dari Torrance Gambar Form A.
Setelah langkah ini ia membandingkan dua kelompok murid yang berkreativitas tinggi dan rendah dengan variabel bebas sebagai berikut:
·         Interaksi orang tua-murid
·         Kegiatan diluar sekolah
·         Status sosial-ekonomi
·         Intelegensi
·         Kepribadian
·         Konsep diri
Sekali lagi bahwa variabel-variabel tersebu, yaitu kreativitas telah terjadi sebelum murid-murid diuji kreativitas melalui variabel yang disebutkn diatas. Dalam hubungan ini, penelitian menyelidiki sebab-sebab dari tinggi dan rendahnya kreativitas melalui variabel yang disebutkan diatas. Dalam penelitian eksperimental, yang dijelaskan pada bab terdahulu, peneliti dapat menciptakan sebab melalui pemberian perlakuan pada kelompok; pada penelitian ex post facto peneliti tidak dapat menciptakan kelompok untuk menggambarkan sebab-sebab dengan alasan sederhana yaitu variabel yang ada.[6]






BAB III
KESIMPULAN
·         Kata Penelitian berasal dari kata bahasa Inggris yaitu research. Research berasal dari kata re, yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian arti sebenarnya dari research adalah mencari kembali, pencarian berulang-ulang. Dalam bahasa Indonesia, kata research dibakukan menjadi riset.
·         Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental.
·         Ex post facto artinya sesudah fakta. ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi (Gay: 1976). Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami.
·         Penelitian dengan metode Ex-postfacto mempunyai langkah penting seperti berikut :
1)   Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode Ex-postfacto.
2)   Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3)   Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4)    Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5)   Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6)   Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrument pengumpulan data, dan menganalisis data.
7)   Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
8)   Membuat laporan penelitian.
·         Kelemahan utama dalam penelitian Ex post facto yaitu : pertama, tidak mampu memanipulasi variabel bebas secara sengaja; dan kedua, peneliti tidak dapat menetapkan subjek-subjek secara acak pada tingkatan kelompok variabel yang diteliti.
·         Keunggulan penelitian ex post facto yaitu Metode ini baik untuk berbagai keadaan.
·         Penerapan penelitian ex post facto berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.
·         penelitian ex post facto bila dilakukan dengan tepat, akan sangat bernilai bagi ilmuwan dan orang-orang awam.
















DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Yaya.dkk. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: TSAbitA.
Suryabarata, Sumadi. 1983. Metodoliogi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.
Sevilla, Consuelo.G. dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : UI Press.
Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 20011. Metode Penelitian pendidikan. Bandung : ALFABETA
http://girllearn.blogspot.com/2011/05/metode-penelitian-ex-postfacto.html




[1]Yaya, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : TSAbitA, hlm. 7
[2] Sudjana , Nan, dkk. 2009. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
[3] Sevilla, Consuelo.G. dkk, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI Press
[4] Sudjana , Nan, dkk. 2009. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
[5] Sudjana , Nan, dkk. 2009. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
[6] Sevilla, Consuelo.G. dkk, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI Press

0 Response to "Makalah pengertian penelitian dan tipe-tipe desain penelitian"