BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian eksperimen atau percobaan (experiment research)
adalah kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui
suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu. Contoh khusus dari penelitian eksperimen adalah
adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah
adanya percobaan atau trial. Percobaan ini berupa perlakuan atau
intervensi terhadap suatu variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan
terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain.
Peneliti juga akan memilih salah satu pendekatan yang
dipandang paling cocok, yaitu yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan
(efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efisiensi, yaitu dengan memperhatikan
keterbatasan dana, tenaga, waktu, dan kemampuan. Sehingga, pedekatan penelitian
yang baik adalah yang efisien, valid, dan reliabel agar data tersebut dapat
digunakan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan pemaparan
tersebut, maka kelompok kami akan membahas mengenai matei tentang Quasi
Eksperimen.
B.
Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan
eksperimen semu atau quasi eksperimen?
- Apa saja tujuan, kelemahan, dan
keungulan dari eksperimen semu?
- Apa saja rancangan – rancangan
yang ada dalam quasi eksperimen?
C. Tujuan
- Mengetahui pengertian dari
eksperimen semu atau kuasi eksperimen.
- Mengetahui tujuan, kelemahan,
dan keunggulan dari eksperimen semu.
- Mengetahui rancangan-rancangan
yang ada dalam quasi eksperimen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Eksperimen Semu (kuasi eksperimen)
Quasi eksperiment didefinisikan sebagai eskperimen yang
memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan
penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan
perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook & Campbell, 1979). Pada
penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperiment semu (kuasi
eksperimen). Desain tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap
randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman
validitas.
Penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi pada
dasarnya sama dengan penelitian eksperimen murni. Penelitian eksperimen murni
dalam bidang pendidikan, subjek, atau partisipan penelitian dipilih secara
random dimana setiap subjek memperoleh peluang sama untuk dijadikan subjek
penelitian. Peneliti memanipulasi subjek sesuai dengan rancangannya. Berbeda
dengan penelitian kuasi, peneliti tidak mempunyai keleluasaan untuk
memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya diapakai sebagai dasar
untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan control. Misalnya, kita ingin
menguji apakah pebelajar yang dibelajarkan melalui buku teks yang disertai
video memperoleh hasilatau prestasi belajar yang lebih unggul, jika
dibandingkan dengan pebelajar yang hanya dibelajarakan dengan buku teks saja?
Untuk maksud tersebut, kita menentukan kelompok subjek mana yang diberi
perlakuan (buku teks dan video) dan control atau kendali (buku teks saja).
Setelah diberi perlakuan dalam kurun waktu tertentu, kedua kelompok subjek
diberi pascates. Hasil pascates ini kita uji dengan teknik statistic tertentu[1].
Adapula yang menyatakan bahwa eksperimen semu adalah
penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan
control/ memanipulasikan semua variabel yang relevan. Harus ada kompromi dalam
menentukan validitas internal sesuai dengan batasan-batasan yang ada[2].
Adapun contoh metode eksperimen semu
diantaranya yaitu:
1.
Penelitian untuk menilai efektivitas 3 cara mengajar konsep-konsep dasar suatu
ilmi di SD apabila guru-guru tertentu dapat secara sukarela tanpa random memilih
cara mengajar tertentu karena guru-guru tersebut tertarik akan bahan ajaran
tersebut.
2.
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap
derajat kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan.
Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam
pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan
derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah
derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama satu tahun. O4 adalah
derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi, pengaruh
senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan adalah (O2 - O1 )
– ( O4 - O3 )[3].
B. Tujuan, Kelemahan, dan Keunggulan
Eksperimen Semu,
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok
eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random[4].
Adapun beberapa kelemahan/ keterbatasan yang dimiliki oleh desain
quasi eksperimen adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak dapat
diperkirakan dan tidak berkelanjutan sehingga dapat mengaburkan tujuan jika
terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor fenomena ekonomi atau
perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal asosiasi
yang menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran
terjadi (Caporaso, 1973:31-38).
Adapun secara terperinci kelemahan dari
penelitian Quasi Eksperiment adalah sebagai berikut:
a. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti
pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak dilakukan dengan random atau acak.
b. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimenini biasanya dilakukan di
masyarakat[5].
Di dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia,
penggunaan quasi eksperimen sangat disarankan mengingat kondisi objek
penelitian yang seringkali tidak memungkinkan adanya penugasan secara acak. Hal
tersebut diakibatkan telah terbentuknya satu kelompok utuh (naturally formed
intactgroup), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini
juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini
kaidah-kaidah dalam true eksperimen tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena
pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan
sepenuhnya. Sehingga untuk penelitian yang berhubungan dengan peningkatan
kualitas pembelajaran, direkomendasikan penggunaan teknik quasi experiment di
dalam implementasinya (Azam, Sumarno &Rahmat, 2006) [6].
Selain
memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki keuntungan. Adapun
keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan
yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol
ancama-ancaman validitas.
C. Macam-Macam Rancangan yang ada
dalam Quasi Eksperimen
Dalam kaitannya dengan pemilihan subjek penelitian,
penelitian tidak selalu dapat melakukan pemilihan subjek secara random (individual
randum). Dalam penetapan random (random assignment), peneliti tidak
memungkinkan memilih dan memilah subjek sesuai dengan rancangannya. Akan
tetapi, peneliti terpaksa harus menerima kelas atau kelompok subjek yang telah
ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan sekolah. Oleh sebab itulah,
peniliti yang dilakukan menurut Stanley dan Campbell (Asher dan Vockel, 1995)
disebut penelitian eksperimen kuasi. Walaupun demikian, apabila peneliti ini
dirancang dengan cermat dan tepat tetap akan memberikan hasil yang bermanfaat[7].
1. Times Series Design
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Dalam desain ini
kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelumnya diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berate kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan
tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok daoat diketahui dengan
jelas maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok
saja., sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil
pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah
O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5+O6+O7+O8) –
(O1+O2+O3+O4).
Desain time series sebagai kuasi eksperimen memiliki ciri
adanya pengukuran yang berulang-ulang, baik sebelum maupun sesudah perlakuan
terhadap satu atau beberapa intact group.
Variasi terhadap Time
Series Design dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
2.
Single Subject Design
Pada umumnya penelitian pendidikan menggunakan subjek
penelitian dalam bentuk kelompok (kelas). Penelitian seperti ini akan
memberikan hasil yang menggambarkan keadaan satu atau beberapa kelompok, tidak
menggambarkan keadaan individual dalam kelompok tersebut. Pada situasi
eksperimen tertentu, perlakuan perlu diberikan hanya pada satu individu saja.
Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian single subject. Penelitian
ini sangat berguna bagi guru yang sedang melaksanakan penelitian terhadap
individual siswa, misalnya dalam melakukan penelitian bimbingan dan konseling
atau dalam melakukan rehabilitasi dan terapi fisik yang perlakuannya hanya
diberikan pada satu individu saja. Desain single subject umumnya menggunakan
pengukuran yang berulang dan hanya mengimpleentasikan variabel bebas tunggal
yang diharapkan dapat merubah hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel
dilakukan pada kondisi normal yang disebut baseline[8].
3. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding ( control time
series desaign)
Rancangan ini adalah
rancangan rangkaian waktu, dengan kelompok pembanding (control ). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap
validitas internal, sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin
adanya validitas internal yang tinggi.
4. Rancangan “separate sample pretest-postest”
Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian
kesehatan dan keluarga berencana, pengukuran pertama (pretest) dilakukan
terhadap sample yang dipilih secara acak dari populasi tertentu. Kemudian
dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya
dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok sampel lain, yang dipilih
secara acak (random) dari populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk
menghindari pengaruh atau efek dari “test”, meskipun tidak dapat mengontrol
“sejarah”, “maturitas”[9].
5.
Kelompok berhubungan (intact group
comparison)
Rancangan penelitian intact group
comparison atau desebut juga rancangan static group comparison. Rancangan
penelitian intac group desain ini sebenarnya berasal dari kelompok subjek yang
sama dan berhubungan. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari
populasi tertentu dikelompokan secara rambang menjadi dua, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakukan tertentu
dalam waktu tertentu, sedangkan kelompok control tidak. Kedua kelompok subjek
itu kemudian dikenakan pengukuran atau observasi (tes) yang sama.
Rancangan
penelitian digambarkan sebagai berikut:
Faktor validitas seperti sejarah dan
maturasi dikendalikan dengan kelompok control (yang tidak diberi perlakuan).
Artinya, dalam situasi yang secara kebetulan berpengaruh terhadap hasil, yang
mungkin juga berpengaruh pada hasil observasi[10].
6.
Rancangan kelompok kontrol yang tidak sama (non-equivalent control group
design)
Rancangan peneitian ini sering
dipakai dalam penelitian. Dalam rancangan ini, subjek penelitian atau
partisipasi penelitian tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan dalam
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada dasarnya, langkah-langkah dalam
rancangan ini sama seperti pada rancangan pretest-posstest
experimental control group design.
Dalam rancangan ini, ada dua
kelompok subjek dimana satu mendapat perlakuan dan satu kelompok sebagai
kelompok control. Keduanya memperoleh prates dan pascates. Perbedaan dengan
kelompok non ekuivalen, bahwa kelompok tidak dipilih secara acak atau random.
Rancangan penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
O X O
O O
Rancangan kelompok nonekuivalen ini
disebut juga sebagai untreated control
group design with pretest and posttest. Rancangan penelitian ini
dikategorikan sebagai rancangan eksperimen kuasi (quasi experiment design).
Rancangan ini sangat sering dipakai dalam penelitian. Rancangan diatas juga
digambarkan sebagai berikut:
Rancangan di atas (rancangan kuasi eksperimen) tidak
menggunakan random assignment sehingga ada kelemahan-kelemahan jika
dibandingkan rancangan eksperimen yang sebenarnya. Namun demikian, rancangan
ini dilakukan dengan jadwal perlakuan dan pengamatan yang sangat cermat.
Rancangan ini memberikan landasan yang kuat untuk memberikan alasan untuk
mengendalikan ancaman yang berkaitan dengan validitas internal.
Sebagaimana kita saksikan di atas, rancangan di atas tidak
melakukan random terhadap kelompok subjek bahwa garis putus-putus di antara
kedua kelompok menunjukkan kelompok-kelompok yang ditetapkan tidak dipilih
secara random (nonrandomly assigned groups)[11]
Non-Equivalent Grup Desain adalah desain yang paling sering
digunakan dalam penelitian sosial. Hal ini terstruktur seperti sebuah
eksperimen pretest posttest-acak. Dalam NEGD, kita paling sering menggunakan
grup utuh yang kita anggap sama seperti perlakuan dan kelompok kontrol. Dalam
pendidikan, kita bisa memilih dua kelas yang sebanding. Dalam penelitian
berbasis masyarakat, kita bisa menggunakan dua komunitas yang sama. Kita mencoba
untuk memilih grup yang semirip mungkin, tapi kita tidak pernah bisa yakin
kelompok-kelompok yang sebanding. Atau, dengan kata lain, tidak mungkin bahwa
kedua kelompok akan mirip jika mereka kita tugaskan melalui undian acak. Karena
sering kemungkinan bahwa kelompok-kelompok yang tidak setara. Berarti bahwa
tugas yang kita berikan untuk kelompok seharusnya tidak acak. Dengan kata lain,
peneliti tidak menguasai tugas untuk kelompok melalui mekanisme penugasan
acak., ini yang dinamakan desain kelompok non equivalent [12].
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Quasi eksperiment merupakan eskperimen yang memiliki
perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan
acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang
disebabkan perlakuan (Cook & Campbell, 1979). Pada dasarnya penelitian
eksperimen semu atau eksperimen kuasi sama dengan penelitian eksperimen murni. Penelitian
ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan
kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh desain quasi
eksperimen adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan
dan tidak berkelanjutan sehingga dapat mengaburkan tujuan jika terjadi
perubahan yang tidak terduga akibat faktor fenomena ekonomi atau perkembangan
politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal asosiasi yang menjadikan
beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut mengakibatkan
beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi.
Selain
memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki keuntung. Adapun
keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan
yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol
ancama-ancaman validitas.
Adapun
macam-macam quasi eksperimen diantaranya yaitu:
Ø Times
Series Design, dimana dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian
tidak dapat dipilih secara random. Sebelumnya diberi perlakuan, kelompok diberi
pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.
Ø Single
Subject Design, dimana desain
single subject umumnya menggunakan pengukuran yang berulang dan hanya
mengimpleentasikan variabel bebas tunggal yang diharapkan dapat merubah hanya
satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal yang
disebut baseline.
Ø Rancangan rangkaian waktu dengan
kelompok pembanding ( control time series desaign) dimana rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, dengan
kelompok pembanding (control ).
Ø Rancangan “separate sample pretest-postest”,
dimana rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan
keluarga berencana, pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sample yang
dipilih secara acak dari populasi tertentu.
Ø Kelompok berhubungan (intact group comparison),
dimana dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi
tertentu dikelompokan secara rambang menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Ø Rancangan kelompok kontrol yang
tidak sama (non-equivalent control group design), yaitu desain yang paling
sering digunakan dalam penelitian sosial.
[1]
Punaji
Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Hal. 36
[3]
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Hal. 89
[7] Punaji
Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Hal.156
[10]
Ibid. Hal.157
[11]
Ibid hal. 158
[12] http:// 45266954-eksperimen-semu.html
2 Responses to "Makalah eksperimen semu atau quasi eksperimen"
Sangat membantu. Terimakasih Admin
iYA SAMA-SAMA pak..;)
Post a Comment