BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sebagai
suatu sistem pelayan pendidikan, program layanan bimbingan dan konseling
tentunya meliputi beberapa hal di antaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan,
serta evaluasi. Dalam hal ini ketiga hal tersebut senantiasa saling berkaitan
dan berkesinambungan.
Seperti apa yang
kita ketahui bahwa suatu hasil dari sebuah hal senantiasa dipengaruhi oleh
perencanaan, begitu pun pelaksanaan juga memiliki peran yang sangat dominan.
Selain itu, kedua hal tersebut akan terlihat manakala proses evaluasi berjalan
dengan baik. Dengan demikian, evaluasi dari pelaksanaan program layanan
bimbingan ini hendaknya dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
Dilihat dari
apa yang dipaparkan di atas, hal itu bisa menggambarkan bahwa begitu pentingnya
peranan evaluasi pada pelaksanaan layanan bimbingan. Hal tersebut pula yang
menjadi latar belakang dari makalah ini dengan judul “evaluasi program layanan
bimbingan dan konseling”.
B. Rumusan
Masalah
Penulisan
makalah ini didasarkan pada suatu permasalahan mengenai evaluasi program
layanan bimbingan. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut ini.
1.
Apa yang
dimaksud dengan evaluasi program layanan bimbingan dan konseling?
2.
Apa yang
menjadi tujuan dilakukannya evaluasi
program layanan bimbingan dan konseling?
3.
Apa saja
yang menjadi ruang lingkup evaluasi program layanan bimbingan dan konseling?
4.
Apa saja
yang menjadi hambatan evaluasi program layanan bimbingan dan konseling?
5.
Bagaimanakah
cara melakukan evaluasi program layanan bimbingan dan konseling?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Program Layanan Bimbingan dan Konseling.
Evaluasi
berasal dari bahasa Inggris, yaitu Evaluation yang berarti penilaian.
Menurut Akhmad Sudrajat (2010) Evaluasi dapat diartikan sebagai proses
pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan
ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil
keputusan. Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas
perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.Sesuai
dengan pendapat tersebut maka evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
segala sesuatu dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang
diharapkan oleh Departemen Pendidikan, telah dijabarkan dalam pedoman khusus
Bimbingan dan Penyuluhan, kurikulum 1975 buku IIIc.
B. Tujuan Evaluasi
Dalam
melaksanakan suatu program Bimbingan dan Konseling, peranan evaluasi sangatlah
penting. Hasil evaluasi akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi
pelaksanaan program tersebut untuk selanjutnya. Menurut Tyler (Kapunan, 1974)
yang dikutip oleh Yusuf Gunawan dalam bukunya yang berjudul Pengantar Bimbingan
dan Konseling menyampaikan tujuan penilaian program bimbingan sebagai berikut:
1.
Mengamati
secara berkala efektivitas program bimbingan dan menentukan program mana yang
harus dikembangkan.
2.
Menentukan
tepat atau tidaknya suatu anggapan dimana program bimbingan dioperasikan.
Mungkin kita beranggapan bahwa konselor yang terlatih efektif daripada yang
tidak profesional. Hanya melalui evaluasi yang sistematis anggapan ini dapat
diterima atau ditolak.
3.
Menyediakan
dasar informasi untuk bimbingan individual, termasuk prestasi anak, kemampuan
belajar, dan sifat kepribadian.
4.
Memberikan
keamanan psikis kepada staf sekolah, siswa dan orang tua.
5.
Memberikan
landasan hubungan masyarakat. Sikap kritis orang tua dan pembayar pajak sering
meminta pertanggungjawaban program yang tersedia di sekolah. Mereka akan
bekerja sama dan memberikan bantuan jika prestasi siswa tampak baik.
Sementara
itu Yusuf Gunawan juga mengutip pendapat Raymond Hatch dan Bufford Steffire
(Kapunan, 1974)
Beberapa hal
yang diperoleh dari hasil evaluasi diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui apakah program Bimbingan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
2.
Apakah
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan program, dan mendukung
pencapaian tujuan program itu.
3.
Bagaimana
hasil yang diperoleh telah mencapai criteria keberhasilan sesuai dengan tujuan
dari program itu.
4.
Dapat
diketemukan bahan rujukan bagi pengembangan program berikutnya .
5.
Untuk
mengetahui adakah masalah-masalah baru yang muncul sebagai bahan pemecahan
dalam program berikutnya.
6.
Untuk
memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasar pelaksanaan program
bimbingan .
7.
Untuk
melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan dan dapat digunakan
dalam memberikan bimbingan siswa secara perorangan.
8.
Untuk
mendapatkan dasar yang sehat bagi kelancaran pelaksanaan hubungan masyarakat.
C. Ruang Lingkup Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan.
Untuk
mengungkapkan tujuan yang telah disebutkan diatas perlu adanya kejelasan
tentang aspek-aspek yang perlu dievaluasi. Menurut Akhmad Sudrajat (2010) Ada
dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain
proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui
sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya,
sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan
layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun
hasil antara lain:
- Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;
- Keterlaksanaan program;
- Hambatan-hambatan yang dijumpai;
- Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan
belajar mengajar;
- Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan
masyarakat terhadap layanan bimbingan;
- Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian
tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil
belajar; dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi
lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat.
Berbeda
dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka atau skor,
maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang
aspek-aspek yang dievaluasi (seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman
siswa; kegunaan layanan menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat
siswa terhadap layanan lebih lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu;
perolehan guru pembimbing; komitmen pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan
suasana penyelenggaraan kegiatan). Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh
mana proses penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga
bagi kemajuan dan perkembangan dan/atau memberikan bahan atau kemudahan untuk
kegiatan layanan terhadap siswa.
Berikut akan
diuraikan beberapa aspek yang menyangkut : program, proses, dan hasil (product)
dalam suatu kegiatan Bimbingan dan Konseling.
1. Evaluasi Peserta Didik
Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan konseling
di sekolah, maka pemahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan
dan konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik perlu
dilakukan sedini mungking.Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan
data pada saat peserta didik diterima di sekolah bersangkutan.
Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peerta didik dapat berupa:
kemampuan sekolastik umum, bakat, minat, kepribadian, prestasi belajar, riwayat
kependidikan, riwayat hidup, cita-citapendidikan/jabatan, hobi dan penggunaan
waktu luang, kebiasaan belajar, hubungan social, keadaan fisik dan kesehatan,
kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dan minat terhadap mata pelajaran sekolah.
2. Evaluasi
Program.
Apabila kita
mempelajari pedoman penyusunan program Bimbingan dan Konseling seperti terdapat
pada buku IIIc, kurikulum 1975, dapat kita simpulkan bahwa program Bimbingan
dan Konseling di sekolah terdapat beberapa kegiatan pelayanan. Sejalan dengan
pendapat “Koestoer Partowisastro” (1982:93), bahwa sesuai dengan pola dasar
pedoman operasional pelayanan Bimbingan ini terdiri atas:
a. Pelayanan
kepada murid.
b. Pelayanan
kepada guru.
c. Pelayanan
kepada kepala sekolah.
d. Pelayanan
kepada orang tua murid atau masyarakat.
Pada
hakikatnya tujuan umum program Bimbingan disekolah adalah membantu siswa agar
dapat:
a. Membuat
pilihan pendidikan dan jabatan secara bijaksana
b.
Memperoleh penyesuaian kepribadian yang lebih baik
c. Dapat
memperoleh penyesuaian diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
baik dimasyarakat, sekolah maupun dalam keluarga.
Kegiatan
operasional dari masing-masing pelayanan tersebut diatas, perlu disusun dalam
sistimatika sebagai berikut:
a. Masalah
atau kebutuhan yang ditangani dalam pelayanan Bimbingan.
b. Tujuan
khusus pelayanan Bimbingan.
c. Kriteria
keberhasilan
d. Ruang
lingkup pelayanan Bimbingan
e.
Kegiatan-kegiatan pelayanan bimbingan beserta jadwal kegiatannya.
f. Hubungan
antara kegiatan pelayanan bimbingan dengan kegiatan sekolah dan kegiatan diluar
sekolah.
g. Metode
dan teknik pelayanan Bimbingan.
h. Sarana
pelayanan bimbingan.
i. Pengelolaan
pelayanan bimbingan.
j. Penilaian
dan penelitian pelayanan bimbingan.
3. Evaluasi
Proses.
Untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program, dituntut suatu
proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Didalam proses
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah banyak faktor yang
terlihat khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan. Hal itu dapat diuraikan
seperti berikut :
a.
Organisasi dan administrasi program bimbingan.
b. Personal
/ petugas pelaksana.
c. Fasilitas
dan perlengkapan.
d. Kegiatan
Bimbingan.
e.
Partisipasi guru.
f. Anggaran
pembiayaan.
4. Evaluasi
Hasil (Product).
Aspek yang
paling penting keberhasilan suatu program dari pelaksanaan program itu sendiri.
Untuk memperoleh gambaran tentang hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pelayanan bimbingan dapat tercapai atau tidak, akan tercermin dalam diri siswa
yang mendapat pelayanan bimbingan itu sendiri.
Hal – hal yang menyangkut diri siswa sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat dilihat dalam segi :
Hal – hal yang menyangkut diri siswa sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat dilihat dalam segi :
a. Pandangan
para tamatan / lulusan tentang program pendidikan di sekolah yang telah
ditempuhnya.
b. Kualitas
prestasi (performance) bagi tamatan / lulusan.
c. Pekerjaan
/ jabata yang dilakukan oleh siswa yang telah menamatkan program pendidikannya
.
d. Proporsi
tamatan / lulusan yang bekerja dan yang belum bekerja.
D. Kriteria Keberhasilan
Beberapa
kriteria keberhasilan yang dapat dijadikan landasan suatu penilaian, dapat kita
lihat dari hasil yang ingin diperoleh dari tujuan pelayanan bimbingan. Berikut
ini akan dikemukakan criteria keberhasilan dalam pelayanan bimbingan, menurut
Koestoer Partowisastro (1982), bahwa :
1. Kriteria keberhasilan pelayanan
kepada murid :
a. Menerima
diri sendiri, baik mengenai kekuatan-kekuatannya maupun kelemahan-kelemahannya,
sehingga dapat membuat rencana untuk menentukan cita-cita dan membuat
keputusan-keputusannya yang realitas.
b.
Memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai dunia sekitarnya,
sehingga dapat memperoleh tingkat social yang selaras dalam pergaulan dan
kehidupan di masyarakat.
c. Dapat
memahami dan memecahkan masalahnya sendiri.
d. Dapat
memilih secara tepat dan menyelesaikan program studi dan berhasil sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
e. Dapat
memilih pendidikan lanjutan secara tepat sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
f. Dapat
memilih rencana dan lapangan kerja / jabatan yang tepat sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuannya.
g.
Memperoleh bantuan khusus dalam mengatasi kesulitan belajar, sehingga dapat
mengembangkan dan meningkatkan kepribadiannya secara menyeluruh.
h.
Memperoleh bantuan dan pelayanan dari orang-orang atau badan-badan lain diluar
sekolah, untuk memecahkan masalahnya yang tidak mampu dipecahkannya dengan
pelayanan langsung dari sekolah.
2. Kriteria keberhasilan pelayanan
bimbingan kepada guru :
a. Guru
berpartisipasi dan membantu pelaksanaan program bimbingan disekolah.
b. Guru
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh staf BK.
c. Guru
turut aktif mengkomunikasikan program BK kepada murid.
d. Ada keseragaman
sikap dan tindakan terhadap murid diantara guru-guru dan staf BK.
e. Guru
memberikan informasi tentang murid kepada staf BK.
f. Guru
membicarakan murid-murid yang memiliki kesulitan dengan konselor.
g. Guru
memperlakukan murid sesuai dengan keadaan dan kemampuan murid.
h. Tersedia
alat pengumpulan data yang baik buatan guru sendiri.
i. Guru
menggunakan alat-alat pengmpulan data secara tepat.
j. Guru
mengumpulkan dan menyusun data dengan baik.
k. Tercipta
suasana belajar mengajar yang baik didalam kelas.
l. Adanya
penempatan dan penugasan kepada murid oleh guru, sesuai dengan keadaan dan
kemampuan murid masing-masing.
m. Guru
mengatasi kesulitan dalam menghadapi murid tanpa kerugian sampingan, baik pada
murid ataupun pada guru.
n. Guru
mengarahkan penggarapan murid yang mengalami kesulitan yang tidak dapat
ditangani oleh guru sendiri.
o. Guru
mempergunakan alat pengumpulan data sesuai dengan keadaan dan kemampuannya
sendiri.
p. Guru
mempergunakan cara-cara untuk membantu murid sesuai dengan keadaan dan
kemampuan guru.
E.
Hambatan-Hambatan dalam Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Terdapat beberapa hambatan yang bisa ditemukan dalam pelaksanaan evaluasi
program bimbingan dan Konseling, diantaranya yaitu:
1.
Pelaksana bimbingan di sekolah tidak mempunyai waktu yang cukup memadai
untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan program BK.
2.
Pelaksana bimbingan dan konseling memiliki latar belakang pendidikan yang
bervariasi baik ditinjau dari segi jenjang maupun programnya, sehingga
kemampuannya pun dalam mengevaluasi pelaksanaan program BK sangat bervariasi
termasuk dalam menyusun, membakukan dan mengembangkan instrumen evaluasi.
3.
Belum tersedianya alat-alat atau instrument evaluasi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah yang valis, reliable, dan objektif.
4.
Belum diselenggarakannya penataran, pendidikan, atau pelatihan khusus yang
berkaitan tentang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling pada
umumnya, penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah
5.
Penyelenggaraan evaluasi membutuhkan banyak waktu dan uang. Tidak dapat
diragukan lagi untuk memulai mengadakan evaluasi tampaknya memerlukan baya yang
cukup mahal dan perlu biaya yang banyak.
6.
Belum adanya guru inti atau instruktur BK yg ahli dlm bidang evaluasi
pelaksanaan peogram BK di sekolah. Sampai saat ini kebanyakan yg terlibat dlm
bidang ini adalah dari perguruan tinggi yang sudah tentu konsep dan kerangka
kerjanya tidak berorientasi kepada kepentingan sekolah
7.
Perumusan kriteria keberhasilan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan yang
tegas dan baku belum ada sampai saat ini.
F. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Program Bimbingan Konseling
Menurut Gibson and Mitchell (1981), Depdikbud (1993) yang
dikutip dari mariberlari.blogspotmengemukakan beberapa prinsip yang semestinya diperankan dalam
penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan peogram BK, sebagai berikut :
1. Evaluasi yang efektif menuntup pengenalan terhadap tujuan2 program
2. Evaluasi yang efektif memerlukan kriteria pengukuran yang jelas.
3. Evaluasi melibatkan berbagai
unsur yang professional
4. Menuntut umpan balik (feed back) dan tindak lanjut (follow-up)
sehingga hasilnya dpt digunakan unt membuat kebijakan / keputusan.
5. Evaluasi yang efektif hendaknya terencana dan berkesinambungan. Hal ini
bahwa evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan kgiatan yang
bersifat insidental, melainkan proses kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan.
G.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Evaluasi Program
Bimbingan Konseling
Menurut Akhmad Sudrajat (2010) Dalam
melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut.
- Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan.
Karena tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk
mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi.
Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok
yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek proses),
dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program (aspek hasil).
- Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul
data. Untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu
mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor
perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut.
Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan studi dokumentasi.
- Mengumpulkan dan menganalisis data.
Setelah data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang
program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja
yang telah dan belum tercapai.
- Melakukan tindak lanjut (Follow Up).
Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak
lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki
hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan
tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara
merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan
kualitas atau efektivitas program
Daftar
Pustaka
Juntika,
Achmad. (2006). Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Refika Aditama
Sudrajat, A. (2010). Konsep
Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/
TN. (2010). Evaluasi Program
Layanan Bimbingan dan Konseling. Tersedia pada: http://www.duniaedukasi.net/2010/05/evaluasi-program-bimbingan-dan.html
0 Response to "Pengertian Evaluasi Program Layanan Bimbingan dan Konseling"
Post a Comment