BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Proses belajar mengajar dengan guru
sebagai pemegang peran utamanya merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Dalam proses belajar mengajar terjadi proses yang integral antara
kegiatan mengajar guru dengan aktivitas belajar siswa. Apalagi di kelas banyak
masalah yang diteliti salah satunya adalah siswa belum mendapatkan nilai yang
diharapkan sesuai dengan Standar Kompetensi dalam belajar PAI materi shalat
berjamaah disebkan karena tidak tertarik dalam penyampaian materi, seharusnya
materi shalat berjamaah menggunakan metode demonstrasi atau metode gerakan.
Menurut W.J.S Purwadarminto
(1987:767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang
dikerjakan atau dilakukan. Apalagi dalam proses belajar mengajar harus
diperhatikan empat komponen meliputi: tujuan, bahan, metode, media, dan
evaluasi. Dan salah satu komponen yang cukup berperan dalam proses belajar
mengajar adalah metode. Karena metode merupakan cara yang efektif dan efisien
berarti tidak memerlukan waktu lama untuk menjadikan anak memahami materi.
Dilihat dari realitas sekarang
banyak yang terjadi siswa belum mendapatkan hasil yang sudah di standarisasikan
dalam belajar dikarenakan dilihat dari metode yang dipakai oleh guru. Karena
hal itu guru dituntut harus profesional, setiap guru harus mengetahui kegunaan
metode yang pantas digunakan untuk menyampaikan sebuah materi.
Metode demonstrasi adalah
metode yang tepat untuk menyampaikan materi shalat berjamaah. Metode
demonstrasi itu sendiri adalah metode mengajar dengan memperagakan bahan,
kejadian, dan aturan. Melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun
melalui media pengajarannya.
Menurut Sobry Sutikno
(2008:93) bahwa tujuan pokok metode ini dalam proses pembelajaran adalah untuk
memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau
proses terjadinya sesuatu.
Menurut Muhibbin Syah (2006:209)
keuntungan psikologi paedagogis yang di dapat di raih dengan menggunakan metode
demonsrasi antara lain:
1.
Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan
2.
Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3.
Pengalaman
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
(Daradjat:1985)
Menurut S. Nasution dalam buku
Muhibbin Syah (2006:209) bahwa metode demonstrasi dengan menggunakan alat
peraga bermanfaat untuk :
1.
Menambah
aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.
2.
Menghemat
waktu belajar di kelas.
3.
Menjadikan
hasil belajar yang lebih mantap dan permanen.
4.
Membantu
siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran.
5.
Membangkitkan
minat dan aktivitas siswa.
6.
Memberikan
pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
B. Perumusan
dan Pemecahan Masalah
·
Perumusan
masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan metode demonstrasi akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar PAI materi shalat berjamaah.
· Pemecahan masalah
Untuk
mengatasi masalah prestasi belajar siswa
pada pelajaran PAI materi shalat berjamaah dapat dilakukan dengan menggunakan
metode demonstrasi. Oleh karena itu penulis menuliskan hipotesis tindakan
“Metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran
PAI materi shalat berjamaah”
C. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII
SMPN CISAAT SUKABUMI pada
materi shalat berjamah. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui :
a.
Mengetahui
sejauh mana prestasi belajar siswa kelas VII SMPN CISAAT SUKABUMI pada materi shalat berjamah.
b.
Mengetahui
sejauh mana keberhasilan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran PAI
materi shalat berjamaah di kelas VII SMPN
CISAAT SUKABUMI
c.
Mengetahui
keterkaitan antara metode demonstrasi dengan tingkat keberhasilan prestasi
belajar siswa kelas VII SMPN CISAAT
SUKABUMI
tentang materi shalat berjamaah.
2.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
a.
Bagi
penulis merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesional.
b.
Bagi
siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi
pada materi shalat berjamaah.
c.
Bagi
guru dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.
D. Kerangka Berpikir
Seseorang akan berhasil dalam
belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern yang meliputi
intelegensi, minat, fisik dan psikis, dan faktor ekstern meliputi guru,
lingkungan, keluarga dan sumber-sumber belajar.
Keberhasilan prestasi belajar siswa salah
satunya bisa berhasil didasarkan pada metode pembelajaran, adapun metode pembelajaran
yaitu cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan M.
Sobry Sutikno (2007:85). Sedangkan
menurut Muhibbin Syah (2006:201) metode pembelajaran adalah cara berisi
prosedur buku untuk melaksanakan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada siswa.
Agar prestasi belajar siswa tersebut
dapat tercapai secara optimal, maka guru harus bisa menggunakan metode yang
tepat dengan materi yang akan disampaikan. Apalagi dalam materi shalat
berjamaah harus menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan cara mempergakan barang, kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang akan disampaikan. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan
dalam pelajaran PAI materi shalat berjamaah.
Adapun
manfaat metode demonstrasi yaitu:
1.
Menambah
aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.
2.
Menghemat
waktu belajar di kelas.
3.
Menjadikan
hasil belajar yang lebih mantap dan permanen.
4.
Membantu
siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran.
5.
Membangkitkan
minat dan aktivitas siswa.
6.
Memberikan
pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
E.
Hipotesis Tindakan
Dalam
penelitian ini penulis menuliskan hipotesis tindakan “Metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PAI materi shalat
berjamaah.”
F. Langkah-Langkah
Penelitian
1.
Menentukan Jenis Data
Berdasarkan
sifatnya, data dibedakan atas dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
a.
Data
Kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang
berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami, sifatnya mendasar
dan naturalistis atau bersifat kealamian serta tidak bisa dilakukan di
laboratorium melainkan dilapangan. Data kualitatif, terdiri dari data yang
diperoleh melalui wawancara, rekaman, data fisik, yang bisa dikumpulkan.
Paradigma kualitatif digunakan untuk memahami personalitas subyektif. Kualitatif
berkenaan dengan kondisi objek penelitian seperti lingkungan sekolah ini
termasuk lingkungan pinggiran kota Bandung tepatnya di Desa Cibiru kecamatan Cileunyi.
Kelas yang digunakan untuk mengadakan PTK adalah kelas VII, ruang kelas ini
menghadap ke barat dan di samping kelas tersebut terdapat ruang guru dan ruang
kepala sekolah.
b.
Data Kuantitatif (metode tradisional) merupakan data melaui survey dan
statistika ( data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik),
kuantitatif digunakan untuk melakukan deskripsi data yang ada. Metode Ini juga
disebut metode discover, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Prinsip umum yang digunakan penelitian
kuantitatif adalah logico-hipotetico-verifikatif sebagai cirri utama
positivisme, dimana sebuah penelitian harus memenuhi kriteria dasar rasional,
empiric dan terukur. Mengenai data yang diperoleh bahwa penelitian
tindakan kelas ini dimulai pada tanggal 6 sampai tanggal 13 Mei 2011, jumlah
siswa kelas yang menjadi eksperimen yaitu 18 orang siswa terdiri dari 8 orang laki-laki
dan 10 orang perempuan. Sedangkan jumlah guru yaitu 10 orang dengan 6 ruang
kelas.
2. Sumber
Data
Sumber
data adalah subjek darimana data dapat diperoleh, dapat berupa bahan pustaka
atau berupa orang (informasi atau responden).
Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Sumber
data manusia (primer) yang meliputi : pengurus, kepala sekolah, guru, siswa.
Yang kebetulan penulis wawancara adalah guru mata pelajaran PAI, yang kemudian
peneliti perluas dengan memberi tes kepada siswa setelah mengikuti pembelajaran
dengan penerapan metode demonstrasi dan lembar observasi kinerja guru ketika
kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.
b.
Sumber
data non manusia (sekunder) yang meliputi :
Dokumentasi,
sarana dan prasarana dan sumber data lainnya yang berhubungan dengan pembahasan,
baik itu berupa silabus RPP hasil tes dan lain sebagainya.
3. Alat
Pengumpul Data
·
Alat
pengumpul data
a.
Silabus
dan RPP
Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata pelajaran tertetentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian.
Pengembangan
silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) dan dinas pendidikan.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup
satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu
kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan bagian dari perencanaan proses
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran , materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
Prinsip-prinsip penyusunan RPP yaitu
sebagai berikut :
·
Memperhatikan
perbedaan individu peserta didik.
·
Mendorong
partisipasi aktif peserta didik.
·
Mengembangkan
budaya membaca dan menulis.
·
Memberikan
umpan balik dan tindak lanjut.
·
Keterkaitan
dan keterpaduan.
·
Menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi.
b.
Tes
Tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara
dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Gilbert Sax (1980) yang dikutip
Suharsimi Arikunto (2007:56) menyebutkan beberapa kelemahan tes di antaranya :
·
Adakalanya
tes (secara psikologi terpaksa) menyinggung pribadi seseorang (walaupun tidak
disengaja demikian), misalnya dalam rumusan soal, pelaksanaan maupun pengumuman
hasil.
·
Tes
menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang murni.
Ciri-ciri
tes yang baik yaitu memiliki, persyaratan sebagai berikut :
·
Validitas/ketepatan
(sebuah data atau informasi dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan
senyatanya).
·
Reliabilitas/ketetapan
(seorang dikatakan dapat dipercaya jika orang tersebut selalu berbicara ajeg,
tidak berubah-ubah pembicaraanya dari waktu ke waktu).
·
Objektivitas
(sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu
tidak ada faktor subjektivitas yang mempengarui).
·
Praktikabilitas
( sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis mudah pengadministrasiannya).
·
Ekonomis
( pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang
banyak dan waktu yang lama).
4. Analisis
Data
Irawan
Soehartono (2002) yang dikutip Gunawan Undang (2008:84) menjelaskan bahwa
analisis data yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran cukup menyajikan tabel tunggal dengan
jumlah dan persentase untuk setiap kategori.
Data yang dikumpulkan pada setiap observasi
pada setiap pelaksanaan siklus penelitian di analisis secara deskriptif
kualitatif dengan menggunakan teknik penilaian hasil/nilai pengisian soal yang
diperoleh masing-masing peserta didik untuk mengetahui prestasi belajar mereka
tentang shalat berjamaah dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung.
·
Data
hasil belajar : dengan menganalisis nilai hasil tes selama 2 siklus.
·
Data
hasil observasi: analisis observasi dilakukan dengan melihat penilaian guru PAI tentang pembelajaran shalat berjamaah dengan menerapkan metode demonstrasi.
Penilaian dari guru PAI menjadi masukan pada proses pembelajaran untuk siklus
selanjutnya.
KAJIAN
TEORI
1. Metode
Demonstrasi
a.
Pengertian
Metode Demonstrasi
Metode
berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti
melalui, dan “hodos” yang berarti jalan
atau ke atau cara ke. Dalam bahasa arab metode disebut “thariqah”
artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita.
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur
yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode
demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses. Situasi atas benda tertentu yang
sedang dipelajari. Baik sebenarnya maupun tiruan tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan
penje,asan lisan. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:102)
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan
Tayar
Yusuf dan Syaiful Anwar (1995:49) mengemukakan metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan menggunakan alat peraga (meragakan), untuk memeperjelas suatu
pengertian, atau alat untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dan
jalannya suatu proses pembuatan tertentu pada siswa.
Menurut
Zakiah Darajat dkk (1995:295) Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Metode demonstrasi
adalah metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan. (M. Sobry Sutikno:
2008 : 93).
Metode demonstrasi dalam proses belajar
mengajar ialah metode yang dipergunakan oleh seorang guru atau orang luar yang
sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan
atau suatu proses dengan prosedur yang benar disertai ketengan-ketrengan kepada
seluruh kelas. (Mansyur, 1992:144)
Metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada
penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh
peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful Sagala, 2010).
Sedangkan
Basyiruddin Usman (2001:45) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah salah
satu teknik yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang secara
sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas
tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang
cara memandikan mayat dengan menggunakan model atau boneka.
Berdasarkan
beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat fiambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah suatu metode yang
dipergunakan oleh seorang guru, orang luar yang sengaja diminta atau murid
sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses dengan
prosedur yang benar disertai keterangan-ketengan kepada seluruh siswa.
b.
Tujuan
dan Fungsi Metode Demonstrasi
Keberhasilan
dalam menggunakan metode demonstrasi ini sangat bergantung pada kemampuan guru
dalam menguasai materi dan kemampuan guru dalam memperagakan atau mempraktekkan
materi dengan baik dan benar.
Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam
proses pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. (Sobry
sutikno, 2008:93)
Adapun
metode demonstrasi ini lebih berfungsi sebagai strategi mengajar yang digunakan
untuk menjalankan metode mengajar tertentu seperti ceramah dan lain-lain.
(Muhibbin Syah, 2008:208)
Aspek
yang penting dalam menggunakan metode demonstrasi adalah:
·
Demonstrasi
akan menjadi metode yang baik apabila alat yang di demonstrasikan tidak bisa
diamati dengan seksama oleh siswa
·
Demonstrasi
menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri
dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang
berharga.
·
Tidak
semua hala dapat di demonstrasikan di kelas dikarenakan alat-alat yang terlalu
besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
·
Hendaknya
dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
c.
Kelebihan
Metode Demonstrasi
Menurut Zakiah Darajat, dkk (1995:297)
kelebihan metode demonstrasi yaitu:
·
Perhatian
anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru
dapat diamati secara tajam.
·
Perhatian
anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak
didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada
masalah lain.
·
Apabila
anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang bersifat
demonstrasi, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya
dan ingin berguna dalam pengembangan kecakapan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah,
2000:73) kelebihan metode demonstrasi diantaranya:
·
Membantu
anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
·
Memudahkan
berbagai jenis penjelasan
·
Kesalahan-kesalahan
yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh
konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:73)
Sementara
itu, menurut Basyiruddin Usman (2002:46) menyatakan bahwa kelebihan metode demonstrasi
yaitu:
·
Perhatian
siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada apa yang didemonstrasikan
·
Memberikan
pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan
dalam berbuat.
·
Menghindarkan
kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka mengamati
secara langsung jalannya proses demonstrasi yang diadakan.
Setelah melihat beberapa keuntungan
dari metode demonstrasi tersebut, maka dalam bidang studi agama banyak hal-hal
yang dapat di demonstrasikan terutama dalam bidang ibadah, seperti pelaksanaan
shalat, zakat dan yang lainnya. Apabila
teori menjalankan ibadah yang benar dan baik telah dimiliki oleh anak didik,
maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murid. Dan apabila anak
didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari setiap
gerakan murid tersebut, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan guru
berkewajiban memperbaikinya.
Tindakan mengamati segi-segi yang
kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak
didik, karena guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak
didik yang menjalankan demonstrasi ataupun bagi anak didik yang menyaksikannya.
d.
Kelemahan
Metode Demonstrasi
Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful anwar
(1995:51) berpendapat bahwa kekurangan dari metode demonstrasi ini adalah:
1.
Dalam
pelaksanaanya demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang sehingga
dapat menyita waktu yang cukup banyak.
2.
Demonstrasi
dalam pelaksanaanyan banyak menyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit (jika
memakai alat-alat yang mahal)
3.
Tidak
semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Hal ini dapat terjadi bila
alat-alat peraga demonstrasi sangat besar/besar, atau berada di tempat jauh.
4.
Demonstrasi
akan terjadi tidak efektif bila siswa tidak turut akti dan suasana gaduh.
Pendapat lain menurut Muhibbin Syah
(2002:10), mengemukakan kelemahan metode demonstrasi yaitu:
1.
Mahalnya
biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern.
2.
Demonstrasi
tidak dapat diikuti atau dilakukan dengan baik oleh siswa yang memiliki cacat
tubeh atau kelainan/kekurangmampuan fisik tertentu.
Sementara
itu, menurut Basyiruddin Usman (2002:46) kelemaham metode demonstrasi yaitu:
·
Pelaksanaan
dan persiapannya memakan waktu yang lama
·
Metode
ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap
sesuai dengan kebutuhan
·
Sukar
dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.
e.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode demonstrasi
Dalam menggunakan menggunakan metode
demonstrasi terhadap sebuah materi pelajaran kita harus mampu memperhatikan
beberapa hal penting yang perlu diketahui. H. Ishak Abdulhak (2002:61)
mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode
demonstrasi diantaranya ialah:
1.
Persyaratan
penggunaan metode demonstrasi
a.
Adanya
sesuatu bahan kajian tentang prosedur atau hasil suatu kegiatan
b.
Terdapatnya
sejumlah alat peraga atau media yang menunjang penyampaian informasi
c.
Tutor
memiliki kemampuan prosedur penggunaan
d.
Bahan
kajian sesuai dengan kebutuhan belajar.
2.
Langkah-langkah
penggunaan
a.
Menetapkan
bahan kajian yang perlu menggunakan metode demonstrasi
b.
Mempersiapakan
alat peraga dan media yang menunjang prosedur pelaksanaan
c.
Menjelaskan
maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
d.
Melaksanakan
kegiatan pembelajaran
e.
Sebaiknya
tutor melanjutkan dengan memberi kesempatan bertanya kepada peserta
f.
Menyimpulkan
keseluruhan bahan kajian yang sudah di bahas.
e.
Langkah-langkah
dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
1.
Perencanaan
Dalam
perencanaan hal-hal yang dilkukan ialah:
a)
Merumuskan
tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat
tercapai setelah metode demonstrasi berakhir
b)
Menetapkan
garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan
c)
Memperhitungkan
waktu yang dubutuhkan
d)
Selama
demonstrasi berlangsung guru harus introspeksi diri apakah
keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa dan apakah semua
media yang digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga semua
siswa dapat melihat semuanya dengan jelas.
e)
Siswa
disarankan membuat catatan yang dianggap perlu
f)
Menetapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik.
2.
Pelaksanaan
Hal-hal
yang mesti dilakuakn adalah:
a)
Memeriksa
hal-hal tersebut diatas untuk kesekian kalinya.
b)
Melakukan
demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
c)
Mengingat
pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran.
d)
Memperhatikan
keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.
e)
Memberikan
kesempatan pada siswa untuk aktif.
f)
Menghindari
ketegangan.
3.
Evaluasi
Dalam
kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,
menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut baik di sekolah ataupun di
rumah.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Abu
Ahmadi, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
·
Syarif
Jamaluddin Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
·
Syaiful
Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta.
·
Syaiful
Bahri dan Aswan Zain. 2002 Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta
·
Tayar
Yusuf dan Saeful Anwar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Grafindo Persada, Jakarta.
·
Zakiah
Darajat. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama islam Bumi Aksara, Jakarta.
·
Muhibbin
Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
·
Ishak
Abdulhak, dkk. 2002. Perencanaan Pengajaran. Unit Pelaksanaan Teknis Program
Penglaman Lapangan STKIP, Bandung.
·
Mansyur.
1992. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
·
Sobry
Sutikno. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Prospect, Bandung.
·
Slameto.
2004. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
·
Basyiruddin
Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran. Ciputat Pers. Jakarta.
·
Oemar
Hamalik. 1989. Media pendidikan. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
0 Response to "PROPOSAL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SHALAT BERJAMAAH SISWA KELAS VII SMPN CISAAT SUKABUMI"
Post a Comment