PROPOSAL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SHALAT BERJAMAAH SISWA KELAS VII SMPN CISAAT SUKABUMI




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Proses belajar mengajar dengan guru sebagai pemegang peran utamanya merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Dalam proses belajar mengajar terjadi proses yang integral antara kegiatan mengajar guru dengan aktivitas belajar siswa. Apalagi di kelas banyak masalah yang diteliti salah satunya adalah siswa belum mendapatkan nilai yang diharapkan sesuai dengan Standar Kompetensi dalam belajar PAI materi shalat berjamaah disebkan karena tidak tertarik dalam penyampaian materi, seharusnya materi shalat berjamaah menggunakan metode demonstrasi atau metode gerakan.
            Menurut W.J.S Purwadarminto (1987:767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Apalagi dalam proses belajar mengajar harus diperhatikan empat komponen meliputi: tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi. Dan salah satu komponen yang cukup berperan dalam proses belajar mengajar adalah metode. Karena metode merupakan cara yang efektif dan efisien berarti tidak memerlukan waktu lama untuk menjadikan anak memahami materi.
            Dilihat dari realitas sekarang banyak yang terjadi siswa belum mendapatkan hasil yang sudah di standarisasikan dalam belajar dikarenakan dilihat dari metode yang dipakai oleh guru. Karena hal itu guru dituntut harus profesional, setiap guru harus mengetahui kegunaan metode yang pantas digunakan untuk menyampaikan sebuah materi.
                       Metode demonstrasi adalah metode yang tepat untuk menyampaikan materi shalat berjamaah. Metode demonstrasi itu sendiri adalah metode mengajar dengan memperagakan bahan, kejadian, dan aturan. Melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui media pengajarannya.
                       Menurut Sobry Sutikno (2008:93) bahwa tujuan pokok metode ini dalam proses pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
            Menurut Muhibbin Syah (2006:209) keuntungan psikologi paedagogis yang di dapat di raih dengan menggunakan metode demonsrasi antara lain:
1.      Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
2.      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3.      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat:1985)
            Menurut S. Nasution dalam buku Muhibbin Syah (2006:209) bahwa metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga bermanfaat untuk :
1.      Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.
2.      Menghemat waktu belajar di kelas.
3.      Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen.
4.      Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran.
5.      Membangkitkan minat dan aktivitas siswa.
6.      Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.

B.     Perumusan dan Pemecahan Masalah
·         Perumusan masalah
            Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan metode demonstrasi akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar PAI materi shalat berjamaah.
·    Pemecahan masalah
Untuk mengatasi  masalah prestasi belajar siswa pada pelajaran PAI materi shalat berjamaah dapat dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi. Oleh karena itu penulis menuliskan hipotesis tindakan “Metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PAI materi shalat berjamaah”

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
       Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMPN CISAAT SUKABUMI pada materi shalat berjamah. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
a.       Mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa kelas VII SMPN CISAAT SUKABUMI  pada materi shalat berjamah.
b.      Mengetahui sejauh mana keberhasilan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran PAI materi shalat berjamaah di kelas VII SMPN CISAAT  SUKABUMI
c.       Mengetahui keterkaitan antara metode demonstrasi dengan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa kelas VII SMPN CISAAT SUKABUMI  tentang materi shalat berjamaah.
2.      Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a.       Bagi penulis merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesional.
b.      Bagi siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi shalat berjamaah.
c.       Bagi guru dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.

D.     Kerangka Berpikir
            Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern yang meliputi intelegensi, minat, fisik dan psikis, dan faktor ekstern meliputi guru, lingkungan, keluarga dan sumber-sumber belajar.
 Keberhasilan prestasi belajar siswa salah satunya bisa berhasil didasarkan pada metode pembelajaran, adapun metode pembelajaran yaitu cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan M. Sobry Sutikno (2007:85).  Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2006:201) metode pembelajaran adalah cara berisi prosedur buku untuk melaksanakan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
          Agar prestasi belajar siswa tersebut dapat tercapai secara optimal, maka guru harus bisa menggunakan metode yang tepat dengan materi yang akan disampaikan. Apalagi dalam materi shalat berjamaah harus menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara mempergakan barang, kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikan. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan dalam pelajaran PAI materi shalat berjamaah.
Adapun manfaat metode demonstrasi yaitu:
1.      Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.
2.      Menghemat waktu belajar di kelas.
3.      Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen.
4.      Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran.
5.      Membangkitkan minat dan aktivitas siswa.
6.      Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.

E.     Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini penulis menuliskan hipotesis tindakan “Metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PAI materi shalat berjamaah.”




F. Langkah-Langkah Penelitian
1.      Menentukan Jenis Data
Berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
a.       Data Kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami, sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan dilapangan. Data kualitatif, terdiri dari data yang diperoleh melalui wawancara, rekaman, data fisik, yang bisa dikumpulkan. Paradigma kualitatif digunakan untuk memahami personalitas subyektif. Kualitatif berkenaan dengan kondisi objek penelitian seperti lingkungan sekolah ini termasuk lingkungan pinggiran kota Bandung tepatnya di Desa Cibiru kecamatan Cileunyi. Kelas yang digunakan untuk mengadakan PTK adalah kelas VII, ruang kelas ini menghadap ke barat dan di samping kelas tersebut terdapat ruang guru dan ruang kepala sekolah.
b.      Data Kuantitatif (metode tradisional) merupakan data melaui survey dan statistika ( data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik), kuantitatif digunakan untuk melakukan deskripsi data yang ada. Metode Ini juga disebut metode discover, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Prinsip umum yang digunakan penelitian kuantitatif adalah logico-hipotetico-verifikatif sebagai cirri utama positivisme, dimana sebuah penelitian harus memenuhi kriteria dasar rasional, empiric dan terukur. Mengenai data yang diperoleh bahwa penelitian tindakan kelas ini dimulai pada tanggal 6 sampai tanggal 13 Mei 2011, jumlah siswa kelas yang menjadi eksperimen yaitu 18 orang siswa terdiri dari 8 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Sedangkan jumlah guru yaitu 10 orang dengan 6 ruang kelas.  



2.      Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh, dapat berupa bahan pustaka atau berupa orang (informasi atau responden).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.       Sumber data manusia (primer) yang meliputi : pengurus, kepala sekolah, guru, siswa. Yang kebetulan penulis wawancara adalah guru mata pelajaran PAI, yang kemudian peneliti perluas dengan memberi tes kepada siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dan lembar observasi kinerja guru ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. 
b.      Sumber data non manusia (sekunder) yang meliputi :
Dokumentasi, sarana dan prasarana dan sumber data lainnya yang berhubungan dengan pembahasan, baik itu berupa silabus RPP hasil tes dan lain sebagainya.  

3.      Alat Pengumpul Data
·         Alat pengumpul data
a.       Silabus dan RPP
              Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata pelajaran tertetentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dan dinas pendidikan.
             RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan bagian dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran , materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
            Prinsip-prinsip penyusunan RPP yaitu sebagai  berikut :
·         Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
·         Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
·         Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
·         Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
·         Keterkaitan dan keterpaduan.
·         Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
b.      Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Gilbert Sax (1980) yang dikutip Suharsimi Arikunto (2007:56) menyebutkan beberapa kelemahan tes di antaranya :
·         Adakalanya tes (secara psikologi terpaksa) menyinggung pribadi seseorang (walaupun tidak disengaja demikian), misalnya dalam rumusan soal, pelaksanaan maupun pengumuman hasil.
·         Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang murni.
Ciri-ciri tes yang baik yaitu memiliki, persyaratan sebagai berikut :
·         Validitas/ketepatan (sebuah data atau informasi dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya).
·         Reliabilitas/ketetapan (seorang dikatakan dapat dipercaya jika orang tersebut selalu berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraanya dari waktu ke waktu).
·         Objektivitas (sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektivitas yang mempengarui).
·         Praktikabilitas ( sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis mudah pengadministrasiannya).
·         Ekonomis ( pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama). 

4.      Analisis Data
Irawan Soehartono (2002) yang dikutip Gunawan Undang (2008:84) menjelaskan bahwa analisis data yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran cukup menyajikan tabel tunggal dengan jumlah dan persentase untuk setiap kategori.
 Data yang dikumpulkan pada setiap observasi pada setiap pelaksanaan siklus penelitian di analisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik penilaian hasil/nilai pengisian soal yang diperoleh masing-masing peserta didik untuk mengetahui prestasi belajar mereka tentang shalat berjamaah dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung.
·         Data hasil belajar : dengan menganalisis nilai hasil tes selama 2 siklus.
·         Data hasil observasi: analisis observasi dilakukan dengan melihat penilaian  guru PAI tentang pembelajaran shalat berjamaah  dengan menerapkan metode demonstrasi. Penilaian dari guru PAI menjadi masukan pada proses pembelajaran untuk siklus selanjutnya.
 

KAJIAN TEORI

1.      Metode Demonstrasi
a.       Pengertian Metode Demonstrasi
     Metode berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan  atau ke atau cara ke. Dalam bahasa arab metode disebut “thariqah” artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
            Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses. Situasi atas benda tertentu yang sedang dipelajari. Baik sebenarnya maupun tiruan tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penje,asan lisan. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:102)
            Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan
            Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar (1995:49) mengemukakan metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peraga (meragakan), untuk memeperjelas suatu pengertian, atau alat untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu pada siswa.
            Menurut Zakiah Darajat dkk (1995:295) Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
                        Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan. (M. Sobry Sutikno: 2008 : 93).
Metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah metode yang dipergunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang benar disertai ketengan-ketrengan kepada seluruh kelas. (Mansyur, 1992:144)
            Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful Sagala, 2010).
     Sedangkan Basyiruddin Usman (2001:45) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah salah satu teknik yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang secara sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang cara memandikan mayat dengan menggunakan model atau boneka.
            Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat fiambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah suatu metode yang dipergunakan oleh seorang guru, orang luar yang sengaja diminta atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang benar disertai keterangan-ketengan kepada seluruh siswa.
b.      Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi
            Keberhasilan dalam menggunakan metode demonstrasi ini sangat bergantung pada kemampuan guru dalam menguasai materi dan kemampuan guru dalam memperagakan atau mempraktekkan materi dengan baik dan benar.
Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. (Sobry sutikno, 2008:93)
            Adapun metode demonstrasi ini lebih berfungsi sebagai strategi mengajar yang digunakan untuk menjalankan metode mengajar tertentu seperti ceramah dan lain-lain. (Muhibbin Syah, 2008:208)
Aspek yang penting dalam menggunakan metode demonstrasi adalah:
·         Demonstrasi akan menjadi metode yang baik apabila alat yang di demonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa
·         Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
·         Tidak semua hala dapat di demonstrasikan di kelas dikarenakan alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
·         Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
c.       Kelebihan Metode Demonstrasi
Menurut Zakiah Darajat, dkk (1995:297) kelebihan metode demonstrasi yaitu:
·         Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
·         Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
·         Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang bersifat demonstrasi, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya dan ingin berguna dalam pengembangan kecakapan.
            Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2000:73) kelebihan metode demonstrasi diantaranya:
·         Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
·         Memudahkan berbagai jenis penjelasan
·         Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:73)
Sementara itu, menurut Basyiruddin Usman (2002:46) menyatakan bahwa kelebihan metode demonstrasi yaitu:
·         Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada apa yang didemonstrasikan
·         Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat.
·         Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang diadakan.
            Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstrasi tersebut, maka dalam bidang studi agama banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan terutama dalam bidang ibadah, seperti pelaksanaan shalat, zakat dan yang lainnya.   Apabila teori menjalankan ibadah yang benar dan baik telah dimiliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murid. Dan apabila anak didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari setiap gerakan murid tersebut, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan guru berkewajiban memperbaikinya.
            Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik, karena guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik yang menjalankan demonstrasi ataupun bagi anak didik yang menyaksikannya.
d.      Kelemahan Metode Demonstrasi
     Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful anwar (1995:51) berpendapat bahwa kekurangan dari metode demonstrasi ini adalah:
1.      Dalam pelaksanaanya demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang sehingga dapat menyita waktu yang cukup banyak.
2.      Demonstrasi dalam pelaksanaanyan banyak menyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit (jika memakai alat-alat yang mahal)
3.      Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Hal ini dapat terjadi bila alat-alat peraga demonstrasi sangat besar/besar, atau berada di tempat jauh.
4.      Demonstrasi akan terjadi tidak efektif bila siswa tidak turut akti dan suasana gaduh.
Pendapat lain menurut Muhibbin Syah (2002:10), mengemukakan kelemahan metode demonstrasi yaitu:
1.      Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern.
2.      Demonstrasi tidak dapat diikuti atau dilakukan dengan baik oleh siswa yang memiliki cacat tubeh atau kelainan/kekurangmampuan fisik tertentu.
Sementara itu, menurut Basyiruddin Usman (2002:46) kelemaham metode demonstrasi yaitu:
·         Pelaksanaan dan persiapannya memakan waktu yang lama
·         Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
·         Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.
e.       Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode demonstrasi
            Dalam menggunakan menggunakan metode demonstrasi terhadap sebuah materi pelajaran kita harus mampu memperhatikan beberapa hal penting yang perlu diketahui. H. Ishak Abdulhak (2002:61) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode demonstrasi diantaranya ialah:
1.      Persyaratan penggunaan metode demonstrasi
a.       Adanya sesuatu bahan kajian tentang prosedur atau hasil suatu kegiatan
b.      Terdapatnya sejumlah alat peraga atau media yang menunjang penyampaian informasi
c.       Tutor memiliki kemampuan prosedur penggunaan
d.      Bahan kajian sesuai dengan kebutuhan belajar.

2.      Langkah-langkah penggunaan
a.       Menetapkan bahan kajian yang perlu menggunakan metode demonstrasi
b.      Mempersiapakan alat peraga dan media yang menunjang prosedur pelaksanaan
c.       Menjelaskan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
d.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran
e.       Sebaiknya tutor melanjutkan dengan memberi kesempatan bertanya kepada peserta
f.       Menyimpulkan keseluruhan bahan kajian yang sudah di bahas.

e.       Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
1.      Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilkukan ialah:
a)      Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir
b)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan
c)      Memperhitungkan waktu yang dubutuhkan
d)     Selama demonstrasi berlangsung guru harus introspeksi diri apakah keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa dan apakah semua media yang digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas.
e)      Siswa disarankan membuat catatan yang dianggap perlu
f)       Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik.
2.      Pelaksanaan
Hal-hal yang mesti dilakuakn adalah:
a)      Memeriksa hal-hal tersebut diatas untuk kesekian kalinya.
b)      Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
c)      Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran.
d)     Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.
e)      Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif.
f)       Menghindari ketegangan.
3.      Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut baik di sekolah ataupun di rumah.





















DAFTAR PUSTAKA

·         Abu Ahmadi, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
·         Syarif Jamaluddin Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
·         Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta.
·         Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002 Strategi Belajar Mengajar. Rineka         Cipta. Jakarta
·         Tayar Yusuf dan Saeful Anwar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan  Bahasa Arab. Grafindo Persada, Jakarta.
·         Zakiah Darajat. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama islam Bumi Aksara, Jakarta.
·         Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru. Remaja Rosdakarya, Bandung.
·         Ishak Abdulhak, dkk. 2002. Perencanaan Pengajaran. Unit Pelaksanaan Teknis Program Penglaman Lapangan STKIP, Bandung.
·         Mansyur. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
·         Sobry Sutikno. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Prospect, Bandung.
·         Slameto. 2004. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
·         Basyiruddin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran. Ciputat Pers. Jakarta.
·         Oemar Hamalik. 1989. Media pendidikan. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.


0 Response to "PROPOSAL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SHALAT BERJAMAAH SISWA KELAS VII SMPN CISAAT SUKABUMI"