BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang Masalah
Pendidikan adalah aspek yang paling penting
keberadaannya bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun sosial.
Menurut john dewey” pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan- kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional sesama manusia ( Murif yahya,
2010:12). Karena itulah pendidikan merupakan keperluan yang sangat penting,
maka pendidikan merupakan tugas bersama antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Dalam pendidikan memiliki tujuan yang
dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu: kategori kognitif, kategori afektif
dan kategori psikomotorik. Kategori kognitif mencakup pengetahuan, ingatan dan
kemampuan intelektual. Kategori afektif mancakup sikap, nilai perasaan dan
minat. Kategori psikomotor mencakup manipulasi dan kemampuan gerak. Ini di
perkuat oleh pendapat Nana Sudjana dan Wari Suwaria tahun 1991 ( Sobry Sutikno,
2009:35)”kemampuan siswa yang harus dimiliki setelah pembelajaran adalah
kemampuan-kemampuan yang mencangkup aspek pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotorik) yang merupakan tujuan dari
pendidikan”.
Menurut Ahmad Tafsir “pengajaran adalah suatu
kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik
semata-mata,yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir
kritis, sistematis, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu”(Murif yahya, 2010:16-17).
Dalam perwujudannya ketiga kategori tersebut
dapat dilihat dari hasil belajar.hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
anak setelah menerima pengalaman belajar. Dan kemampuan dalam kamus umum bahasa
indonesia adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (poerwadarminta, 1999:623).Hasil
belajar juga merupakan hasil keseluruhan pembelajaran untuk meningkatkan
potensi yang ada dalam manusia, dan pendapat di atas diperkuat oleh pendapat
Agus Suprijono,Menurut Agus Suprijono, 2010: 7 “ hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja”.
Menurut Darajat 2001” metode adalahsuatu cara
karja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai
suatu tujuan. (Ahmad munjin nasih, lilik nur kholidah, 2009: 29).
Metode menurut M.Sobri Sutikno, 2010 : 55
adalah” suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu”
Dalam pelaksanaan pembelajaran penerapan
metode berkaitan langsung dengan usaha- usaha guru dalam menampilkan pengajaran
yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pengajaran
diperoleh secara optimal dan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif pada
khususnya.
Namun dalam prakteknya, tidak sedikit siswa
yang merasakan berbagai hal yang dapat mempengaruhinya dalam proses belajar,
baik pada hasil belajar ataupun sikap mereka sehingga dalam kenyataanya
berdampak pada hasil belajar kognitif mereka terutama dalam pelajaran Piqih
tentang pemahaman” hewan yang halal dan haram”. Ini terlihat dalam setiap
kegiatan belajar mengajar di temukan siswa yang mengobrol, bermain HP, tidak
fokus pada materi, berjalan-jalan dikelas, bermain dengan siswa lain dan .
Tentunya hal ini merupakan suatu tantangan
bagi penulis dan seorang pendidik untuk merubah pola pikir siswa dan berbagai
kemungkinan perilaku yang tidak kondusif yang akhirnya menghambat tujuan-tujuan
yang akan dicapai. Guru dituntut lebih kreatif dan lebih aktif dalam menghadapi
masalah ini, tentunya dengan melakukan solusi/ pendekatan-pendekatan dan
menggunakan metode-metode yang dapat meningkatkan hasil belajar kognitif mereka
khususnya. Yaitu penerapan metode the
learning cell yaitu metode “sell belajar” yang pertama kali dikembangkan
oleh Goldschmid dari swiss . metode ini menunjukan pada suatu bentuk belajar
kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana sisiwa bertanya dan menjawab
pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.
Sebuah metode yang baik dan tepat merupakan
suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penggunaan sebuah metode yang bervariasi adalah salah satu solusi dalam
permasalahan yang siswa alami. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Winarno
Surakhmad (1991) yang dikutip dalam buku M.Sobry Sutikno,M. Pd. (strategi
belajar mengajar) mengemukakan bahwa ada
lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, yakni:
1.
Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
2.
Anak didik dengan
berbagai tingkat kematangannya
3.
Situasi berlainan keadaannya
4.
Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitas
5.
Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.
Metode the learning cell yang dianggap akan
meningkatkan prestasi kognitif siswa supaya merangsang pemikiran mereka menjadi
lebih luas dan aktip yang akan di
terapkan dalam materi hewan yang halal dan haram
Dengan demikian diambilah dari permasalahan di
atas, penulis akan mengadakan penelitian dengan judul”PENERAPAN METODE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” .
(Penelitian Tiandakan Kelas di kelas VIII SMP 51 Derwati / Rancasari Bandung).
B.
PerumusanMasalahPenelitian
Permasalahan
yang dapat diidentifikasi dan dirumuskan dalam masalah ini adalah
rendahnya hasil belajar kognitif siswa kelas VIII :
1.
Bagaimana
proses pembelajaran Mata pelajaran PAI pokok bahasan hewan yang halaldan haram di
kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung menggunakan metode The Learning Cell ?
2.
Bagaimana
hasil belajar ranah kognitif siswa padamata pelajaran PAI pokok
bahasanhewanyang halal dan haram di kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung menggunakan
metode The Learning Cell pada setiap
siklus ?
3.
Bagaimana
hasil belajar ranah kognitif siswa pada mata pelajaran PAI pokok bahasan hewan
yang halal dan haram di kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung setelah diberikan
seluruh siklus ?
4.
Apakah
metode The Learning Cell dapat berpengaruh pada hasil belajar kognitif
siswapada mata pelajaran PAI pokok bahasan hewan yang halal dan haram di kelas
VIII SMP 51 Derwati Bandung?
C.
Tujuan Penelitian
Anthony Robbins dalam jen ZA Hans (2005)
dikutip dalam buku M.Sobry Sutikno, 2009: 81) “mengatakan semakin jelas tujuan,
semakin aktif kerja Reticular Activating
System di dalam pikiran.
Dengan mendasarkan pada teori di atas, maka
tujuan yang dapat diambil dalam permasalahan penelitiantindakan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI pokok bahasan
hewan yang halal dan haram di kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung menggunakan metode the
learning cell.
2.
Hasil belajar ranah kognitif siswa terhadap mata pelajaran
PAI pokok bahasan hewan yang halaldan haram di kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung menggunakan metode the
learning cellpada setiap sikus.
3.
Hasil belajar kognitif siswa terhadap mata pelajaran PAI pokok
bahasan hewan yang halaldan haram di kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung menggunakan metode The
Learning Cell setelah diberikan keseluruhan siklus.
4.
Pengaruh metode The
Learning Cell pada hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran PAI pokok
bahasan yang halal dan haram di kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Penulis
· Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
mengajar terhadap penerapan metode The
Learning Cell pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
· Dapat menambah wawasan dan gambaran bagi
penulis dalam menerapkan metode The
Learning Cell pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP.
2.
Bagi Siswa
· Dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan
kooperatif
· Dapat menumbuhkan ketertarikan siswa dalam
pelajar dan meningkatkan potensi siswa.
· Dapat membina sikap yang demokrasi dan
tanggung jawab
· Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran piqih tentang hewan
yang halal dan haram.
· Dapat menciptakan kerjasama dan rasa
toleransi.
3.
Bagi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
· Dapat menjadi acuan pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam menentukan metode yang sesuai pada pelaksanaan
pembelajaran di SMP 51 Derwati
Bandung
· Dapat dijadikan tambahan dalam pengembangan
kurikulum pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 51 Derwati Bandung
E.
Kerangka Pemikiran
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama islam (PAI) pokok bahasan hewan yang halal dan haram
dapat diakibatkan oleh banyak faktor seperti yang di sebutkan dalam latar
belakang penelitian, yaitu tidak tertariknya siswa pada mata pelajaran PAI.
Penyebab dari tidak ketertarikannya siswa pada mata pelajaran PAI bermula dari
pembelajaran di dalam kelas yang monoton dan tidak menyenangkan. Dan hal ini
diakibatkan oleh penerapan metode yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan
kondisi dan potensi yang dimiliki siswa yang di sampaikan oleh guru mata
pelajaran PAI.
Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk mengoptimalkan potensi
siswa terutama pada aspek kognitifnya. Sebagaimana dinyatakan oleh C.Asri
Budiningsih (2008: 40) yang dikutip dalam skrifsi Ridwan Arifin W (2011: 7),”
bahwa pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa”.
(Menurut Hamzah Uno, 1998 :2) “berpendapat pembelajaran adalah
perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.”
Itulah sebabnya dalam belajar, pebelajaran tidak hanya interaksi guru sebagai
salah satu sumber belajar, tetapi interaksi antara keseluruhan sumber belajar
sebagian kecilnya adalah siswa yang harus dipelajari sesuai karakter dan
kemampuan.
Untuk meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran yang baik, maka
diperlukan suatu kondisi belajar yang menarik, aktif, respontif, dan melibatkan
seluruh siswa.Kondisi ini dapat tercipta dengan menerapkan metode yang menarik
dan dapat melibatkan seluruh siswa, yaitu metode The Learning Cell , menurut Goldschmid (suprijono, 2010: 122) “
metode The Learning Cell merupakan
suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan yang dapat menciptakan
suatu pembelajaran yang aktif dan menarik”. Dan pembelajaran kooperative
merupakan “konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok teramasuk
yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.” (suprijono, 2010: 15).
Metode The Learning Cell ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir mandiri.
Berdasarkanpernyataandiatas ,MetodeThe Learning Cell inisangatbaikdantepatuntukditerapkandalamrangkameningkatkanpemahamandanhasilbelajarsiswa.
Dalampembelajarankooperatifmenggunakanmetodeinibelajardikatakanbelumselesaijikasalahsatutemanpasangannyaataukelompoknyabelummenguasaibahanpembelajaran.Karenaseperti
yang dikemukakan“Goldschmid dari swiss . metode ini menunjukan pada suatu bentuk belajar
kooperatif dalam bentuk berpasangan, dimana sisiwa bertanya dan menjawab
pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.”
Selanjutnya Sharan (isjoni, 2010: 43) dalam skrifsi Ridwan, 2011: 8
berpendapat” siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif seperti metode The Learning
Cell ini akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung
dari rekan sebaya.” Dengan memiliki motivasi yang tinggi maka peserta didik
dapat menumbuhkan rasa tertariknya dan dapat terkondisikan pada keadaan yang
siap untuk menerima pelajaran yang hendak diterima dan diberikanoleh guru
dengan optimal dan maksimal.
Berdasarkan
pada kerangka pemikiran di atas maka secara teoritis dapat disimpulkan bahwa
penerapan metodeThe Learning Celldapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, secara lebih jelasnya dapat digabarkan pada bagan berikut:
Siswa kelas VIII masih
memiliki hasil belajar kognitif yang rendah pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam
|
Guru menerapkan
metode The Learning Cell pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
|
Prosedur pembelajaran Metode The Learning Cell:
1.
Sebagai persiapan, siswa di beritugas oleh guru untuk
membaca suatu bacaan atau materi yang sudah diterangkan kemudian menulis
pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yangmuncul dari bacaan
atau materi terkait lainnya.
2.
Siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan
yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan di
jawab oleh sisiwa B.
3.
Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah
dilakukan koreksi atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.
4. Jika siswa A selesai mengajukan satupertanyaan
kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu
seterusnya.
5. Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari
satu pasangan ke pasangan lain sambil memberi masukan atau penjelasan
dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.
|
Indikator
peningkatan hasil belajar kognitif:
1.
Pengetahuan
4. Menguraikan
2.
Pemahaman 5. Mengorganisasi
3.
Penerapan 6. Menilai
|
Meningkatnya hasil belajar
kognitif siswa
|
F.
Hipotesisi
penerapan
metode The Learning Cell dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas dapat meningkatkan hasil belajar kognitif
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung.Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat diambil
dugaan sementara bahwa dengan
G. Langkah – langkah Penelitian
1.
Jenis Data
Suharsimi Arikunto (2002: 190)
mengatakan bahwa data adalah hasil dari penelitian baik yang berupa faktor,
ataupun angka. Secara umum data itu ada 2 macam yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat, kata, atau gambar.
Sementara data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. (sugiyono, 2006: 13). Pada penelitian
ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh melalui observasi terhadap siswa dan guru ketika
pembelajaran sedang berlangsung, dilakukan melalui identifikasi terhadap
kelemahan-kelemahan dan kekurangan – kekurangan pada proses dan hasil belajar
PAI di kelas VIII SMP 51 Derwati Bandung. Sedangkan data kuantitatif, data ini
berupa angka – angka. Cara memperoleh data kuantitatif ini dilakukan melalui pre test yang dilakukan pada saat
sebelum pelaksanaan tindakan dalam rangkaian siklus penelitian tindakan kelas,
dan post test yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran tiap siklus.
2. Sumber Data
Menurut
Arikunto, (2005: 88-89)mengatakan sumber data adalah benda, hal atau orang, tempat penelitian, membaca atau bertanya
tentang data. Secara umum sumber data dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu: orang,
tempat penelitian, dokumen-dokumen/ arsip-arsip dll.
Lokasi penelitian
dilaksanakan dikelas VIII SMP 51
Derwati Bandung,Tempat penelitian dipilih berdasarkan temuan pada observasi awal yang
mengindipikasikan adanya beberapa permasalahan yang harus mendapatkan pemecahan
atau solusi terhadap masalah tersebut. Selain itu pemilihan tempat penelitian
ini juga karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dengan kendaraan
sehingga sedikit banyaknya dapat memberikan kemudahan dalam proses penelitian.
Sedangkan subyek penelitian ini diantaranya
adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP 51 Derwati Bandung, siswa kelas VIII yang beragama islam yaitu sebanyak 30 siswa,
dokumen berupa absensi siswa, hasil ulangan umum semester ganjil tahun ajaran
2010/2011.
Penelitian ini pada awalnya dilakukan pada
awal bulan.....tahun 2011, tapi dalam pelaksanaannya peneliti
3.
Metode dan prosedur Penelitian
a. Metode penelitian
Metode
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
atau disebut juga dengan classroom action
research yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar
siswa. Langkah – langkah dalam penelitian ini adalah berbentuk siklus, dan
siklus ini terdiri dari tiga siklus.
Seperti digambarkan dalam langkah-langkah
dibawah ini:
4.
Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini data yang dipergunakan oleh peneliti adalah
observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes pada setiap akhir siklus dan siswa
diberikan angket yang berkaitan dengan penerapan metode The Learning Cell pada akhir keseluruhan siklus.
a. Observasi
Observasi
merupakan suatu tekhnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, dan merupakan suatu
proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional untuk
mengetahui data-data tentang fenomena-fenomena faktual yang langsung dapat
diamati di lokasi penelitian. Menurut
muhammad ( Yaya Surya dan Tedi Priatna, 2009: 193) “ penelitian yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara
langsung maupun tidak langsung, lazimnya
menggunakan tekhnik yang disebut dengan observasi”. Untuk mendapatkan data
mengenai aktivitas guru dan siswa dikelas peneliti menggunakan cara pengamatan
secara langsung melalui lembar observasi siswa dan guru. Pengamatan ini
dilakukan pada setiap proses pembelajaran, mulia siklus I sampai siklus
terakhir.
b. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2002:26),menjelaskan
bahwa:
Penggunaan tekhnik ini diharapkan memperoleh makna yang
lebih valid kebenarannya. Dan kejadian sebuah proses yang tidak terbatas
diharapkan mampu terungkap secara empiris dan selanjutnya mampu dijadikan
sebagai bukti yang lebih akurat.
Penulis menggunakan dokumentasi adalah untuk
memeperoleh data sebagai pelengkap dari data-data yang didekumentasikan,
diantaranya: absensi kelas, daftar nilai siswa, catatan harian dll.
c.
Angket
Angket atau daftar pertanyaan (kuisioner)
merupakan salah satu alat pengumpul data” (Yaya
Suryana dan Tedi Priatna, 2009: 205). Angket ini digunakan untuk memperoleh
data dari siswa mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan metode The Learning Cell pada pembelajaran PAI
yang berjumlah lima belas butir.
d. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:
127), tekhnik tes merupakan instrumen pengumpul data dengan menggunakan serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Pendapat diatas diperkuat oleh pendapat Yaya Suryana dan Tedi Priatna (2009: 213),
tes adalah “ serentetan pertanyaan atau alat-alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”
Tes
ini akan digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada
setiap siklus. Supaya mengetahui hasil belajar siswa secara jelas khususnya
pada ranah kognitifnya.
5.
Analisin Data
Setelah
semua data diperoleh darites hasil belajar pada setiap siklus dan data dari
hasil angket mengenai tanggapan mereka terhadap penerapan metode The Learning Celldengan alat pengumpulan
data yang penulis tetapkan di atas, maka langkah selanjutnya adalah proses
analisis data. Data kuantitatif berupa angka-angka yang telah didapat
selanjutnya dianalisis dengan prosedur perhitungan statistik. Skor yang
diperoleh siswa selanjutnya akan diolah berdasarkan rumus-rumus berikut:
Ketuntasan Individual
Daya serap =
Selanjutnya dilakukan
perhitungan ketuntasan belajar secara klasikal yang dihitung dengan menggunakan
rumus ketuntasan klasikal sebagai berikut:
Ketuntasan klasikal
Sedangkan rumus yang dipakai
untuk mengetahui nilai rata-rata siswa adalah sebagai berikut:
X=
keterangan x : nilai rata-rata
Adapun tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut:
Tabel
Kriteria Tingkat
Keberhasilan Belajar Siswa
Tingkat Keberhasilan
|
Arti
|
>80%
60-79%
40-59%
20-39%
<20%
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
|
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, 2010. Cooperative
Learning teori dan aplikasi paikem,
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Murip Yahya, 2009.Pengantar Pendidikan, Solo: Bandung.
Robert
E.Slavin,2011. Cooperativ Learning teori , riset dan praktek, Nusa Media: Bandung.
Pupuh Faturahman Dkk,
2010. Strategi Belajar Mengajar: PT
Repika Aditama: Bandung.
M. Sobry Sutikno,
2010. Pengelolaan Pendidikan.
Prospek: Bandung.
Melvin L. Silberman,
2011. Active Learning. Nusa Media:
Bandung.
M. Sobry Sutikno,
2009. Belajar dan Pebelajaran.
Prospek: Bandung.
Hamzah B.Uno,
2009. Perencanaan Pembelajaran. Bumi
Aksara: Jakarta.
0 Response to "Contoh Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) "PENERAPAN METODE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”"
Post a Comment