UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA VISUAL GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB KELAS IV (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Rancaekek Kota Bandung)


UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA VISUAL GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB KELAS IV (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Rancaekek Kota Bandung)

A.    Latar Belakang Masalah
Pengajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum tahun 2008 yaitu suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab, baik aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa itu. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
Zukhaira dalam jurnalnya memaparkan, bahwa bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah Ibtidiyah disamping sebagai alat komunikasi, juga berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran Agama keseluruhan.
Dalam pengajaran bahasa Arab, di kelas IV diketahui bahwa dalam pembelajaran melalui studi pendahuluan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV di MI Al-Huda dengan mengamati langsung, ketika proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung masih banyak anak yang kurang antusias belajar, hal ini dapat dilihat dari keaktivan dan respon anak dalam proses belajar.
Peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa peserta didik, mereka member data yang cukup banyak tentang kebiasaan guru dalam mengajar dikelas. Guru biasanya hanya ceramah, menulis dan member tugas kepada siswa sehingga siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu juga guru kelas IV yang bersangkutan belum menggunakan media sebagai alat bantu mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga pengajaran bahasa Arab terlihat monoton, tidak menggairahkan juga sulit dipahami dan akhirnya memberikan persepsi yang kurang baik dihati siswa bahwa bahasa arab adalah bahasa yang sulit dan menjenuhkan.
Untuk menciptakan suasana belajar yang efektif guru harus meningkatkan kualitas mengajarnya, dan memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya bagi siswa. Mulyasa (2011: 36) mengungkapkan, bahwa guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Salah satu cara untuk memudahkan proses pembelajaran, guru harus mampu menyediakan berbagai fasilitas termasuk perangkat media yang dapat dipergunakan siswa. Dengan penyediaan pembelajaran, komunikasi dan interaksi guru dengan siswa akan lebih optimal. Dengan kata lain hasil yang diperoleh akan lebih bermakna terutama bagi siswa.
Salah satu alternative yang ditempuh oleh seorang guru dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab adalah dengan menggunakan media visual gambar dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi mempunyai nilai praktis antara lain; mengatasi keterbatasan pengalaman belajar siswa, mengkongkritkan pesan yang abstrak, menanamkan konsep dasar yang benar, menimbulkan keseragaman dan akhirnya dapat meningkatkan efektifittas dan efisiensi proses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata peserta didik (Rayandra Asyar, 2012: 45).  Media visual terbagi menjadi dua yaitu media visual non proyeksi dan media visual proyeksi. Media visual gambar adalah bagian dari media grafis yang tidak diproyeksikan, media grafis menyalurkan pesan dan informasi melalui symbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran. (Rayandra Asyar, 2012: 57).
Suasana positif yang timbul dari media visual gambar  memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran bahasa Arab. Dalam berbagai kegiatan yang menyenangkan siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpikir.
Sebagaimana Rayandra Asyhar (2012: 37) dalam bukunya:
 media pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi (keaktifan) peserta didik dalam seluruh proses pembelajaran yang antara lain diungkapkan dalam bentuk reaksi peserta didik terhadap pembelajaran yang sedang diikutinya. Media pembelajaran mengaktifkan respon peserta didik, memberi umpan balik dengan segera (feedback soon).

Berdasarkan teori yang mendukung dan permasalahan yang menjadi focus utama maka diambil judul UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA VISUAL GAMBAR  PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB KELAS IV” (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Rancaekek Kota Bandung).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan media visual gambar dalam pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI AL-HUDA?
2.      Apakah melalui penerapan media visual gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI AL-HUDA setiap siklusnya?



C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
a.       Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media visual gambar dalam pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI AL-HUDA.
b.      Untuk mengetahui penerapan media visual gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI AL-HUDA setiap siklusnya.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
a.       MI AL-HUDA Rancaekek, sebagai bahan informasi dan masukan dalam pembelajaran agar aktivitas belajar siswa lebih baik dan efektif.
b.      Guru, diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembelajaran dikelas dan menambah pengetahuan tentang media yang digunakan dalam mengajar.
D.    Kerangka Pemikiran
Prinsip-prinsip belajar menurut teori Behaviorisme yang dikemukakan oleh Harley dan Davis (1978) adalah : (1) proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya. (2) materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan suatu respons saja. (3) tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respons yang diberikan betul atau tidak. (4) perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respons apakah bersifat positif atau negative”.  (Syaiful Sagala, 2012: 42-43).
Belajar pada hakekatnya merupakan penyesuaian-penyesuaian terhadap lingkungan, yaitu untuk mendapatkan respon yang tepat. Penemuan respons yang tepat ini tergantung pada strukturalisasi dari pada bahan yang tersedia di depan siswa, maka mudah atau sulitnya masalah tergantung pada pengamatan (Syaiful Sagala, 2012: 48). Sehubungan dengan pemaparan diatas, untuk meningkatkan aktivitas  belajar siswa yang dapat dilihat dari seberapa besar respons siswa terhadap pembelajaran maka guru harus menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu belajar siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan menyenangkan.
Mata pelajaran bahasa Arab sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi. Dengan mempelajari bahasa Arab, berarti dapat memahami pembicaraan dan bacaan dalam bahasa Arab dengan baik. Untuk itu seorang guru bahasa Arab harus menguasai setidaknya tiga hal, yaitu: (1) pengetahuan tentang bahasa Arab, (2) kemahiran berbahasa Arab, (3) keterampilan mengajarkan bahasa Arab dan media yang digunakan. (Neneng Roja’ah, 2011: 6).
Abdul Rahmat memaparkan bahwa keterampilan guru mengajarkan bahasa Arab ini, termasuk di dalamnya membangkitkan aktivitas dan minat siswa dalam mempelajari bahasa Arab, sebab minat sangat penting untuk membangkitkan aktivitas belajar sesuai pengertiannya, minat dalam belajar merupakan kekuatan yang mendorong atau mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dan beraktivitas yang lebih dari aktivitas lainnya terhadap pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab baik secara individu maupun secara kelompok (Neneng Roja’ah, 2011: 6).
Dalam hal ini peran guru sangat dibutuhkan untuk membangkitkan minat belajar siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran, karena aktivitas  belajar siswa tidak terlepas dari pengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Ruswandi dan Badrudin (2008: 10) bahwa media sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru untuk memotivasi peserta didik, memperjelas informasi pengajaran, memberi tekanan pada bagian-bagian penting, memberi variasi pengajaran dan memperjelas struktur pengajaran.
Hamalik (1986) sebagaimana yang dikutip oleh Azhar Arsyad ( 2013: 19)  bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data. Sebagaimana Yunus (1942:78) yang dikutip oleh Azhar Arsyad bahwasannya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman…orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya. Selanjutnya Ibrahim (196:432) menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran karena media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka…membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
Berdasarkan teori diatas, dapat dipahami bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran bahasa Arab, sehingga suasana dan keefektifan belajarpun akan meningkat, tujuan pendidikan pun dapat tercapai dengan baik.
Uraian di atas merupakan suatu kerangka pemikiran dalam penelitian yang berfokus terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa melalui media pembelajaran. secara ringkas dapat digambarkan dalam bentuk skema penulisan sebagai berikut:




Pembelajaran Bahasa Arab kelas 4
Media Pembelajaran
Visual gambar

Aktivitas Belajar
Indikator pencapaian:
1.      Dapat mengikuti bacaan yang dilafalkan guru
2.      Dapat melafalkan mufrodat dengan baik
3.      Dapat menyebutkan arti pada setiap kalimat
4.      Dapat melakukan dialog sederhana

Prinsip-prinsip belajar menurut teori Behaviorisme :
1.      proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secara aktif didalamnya
2.      materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan suatu respons saja
3.      tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respons yang diberikan betul atau tidak
4.       perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respons apakah bersifat positif atau negative
 
























Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

E.     Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan dugaan sementara terhadap suatu tindakan. Dalam penelitian ini penulis berhipotesis bahwa dengan menggunakan media visual gambar pada mata pelajaran bahasa Arab akan dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV MI Al-Huda dalam pembelajaran bahasa Arab.
F.     Metodologi Penelitian
1.      Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas yang terfokus pada situasi kelas. Karena melalui penelitian tindakan kelas penulis dapat memperbaiki praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Menurut (Mukhlis, 2000: 3), PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam  melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Senada dengan Suyanto (1997) yang dikutip oleh (Mahmud, 2010: 29) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan prakti-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Adapun tujuan dari PTK adalah meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. W. R. Brog, seperti dikutip oleh Suyatno (1997), menyebutkan bahwa tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya. (Mahmud, 2010: 36).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart  , yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi dari siklus I, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus. Satu siklus memuat dua kali tatap muka, apabila pada siklus I belum terlihat perubahan atau peningkatan dalam aktivitas belajar, maka akan dilanjutkan dengan siklus II dengan berbagai perbaikan dari siklus I agar hasil yang dilakukan pada siklus II terjadi peningkatan dalam aktivitas belajar. Apabila pada siklus II belum terjadi perubahan, maka dilakukan siklus selanjutnya dan apabila pada siklus selanjutnya terjadi perubahan, maka penelitian dapat di anggap cukup.
Tahapan penelitian tindakan kelas:
1.      Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas, perencanaan menjadi langkah pertama yang menjadi dasar bagi langkah-langkah berikutnya. Pada tahap ini, peneliti:
a.       Menelaah kurikulum yang diterapkan di sekolah yang akan diteliti, untuk mengetahui sejauh mana materi telah disampaikan juga mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai agar media yang diterapkan dalam pelaksanaan penelitian dapat memperoleh hasil yang diharapkan.
b.      Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
c.       Menentukan sumber ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
d.      Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tanggapan siswa dan penelitian guru terhadap pembelajaran dengan media visual melalui format angket.
2.      Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
3.      Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan secara tidak langsung selama pembelajaran dilaksanakan, yaitu peneliti mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media visual grafis. Selain guru yang meneliti aktivitas belajar siswa, ada observer yang melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa melalui lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya.
4.      Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti membagikan lembar pernyataan atau pertanyaan pada siswa untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan media visual grafis. Selain itu peneliti dan observer melakukan refleksi dengan cara berdiskusi mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
                Setelah menemukan kekurangan, maka pada siklus II dilakukan perencanaan perbaikan dalam pembelajaran. Dan jika belum berhasil maka dilakukan siklus berikutnya yaitu siklus III.
2.      Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh kelas IV MI Al-Huda yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Adapun alasan penulis mengambil sampel kelas IV karena dikelas ini siswa mulai dapat merasakan arti pembelajaran itu sendiri.
3.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MI Al-Huda yang beralamatkan Jl. Cipanas, Kp. Bojongkoneng RT 03/08 Desa Nanjungmekar-kecamatan Rancaekek-kabupaten Bandung 40394. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di lokasi tersebut karena ditemukannya permasalahan dalam pembelajaran waktu melakukan observasi pada mata kuliah sebelumnya.
4.      Disain Penelitian
Disain penelitian yang digunakan peneliti adalah model siklus. Model ini dikenalkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu: 1) Rencana, 2) Tindakan, 3) observasi, 4) Refleksi. (Mahmud, 2010: 61).

Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS I
Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
SIKLUS II
 














     Gambar 1.2  Siklus Pelaksanaan Ptk Model John Elliot
( Mahmud, 2010:61)
5.      Teknik Pengumpulan Data
1)      Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku siswa dalam situasi yang sebenarnya ataupun situasi buatan (Tuti Hayati 2013: 77).
Adapun lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan media visual gambar, dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat berdasarkan aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi.
2)      Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi melalui Tanya jawab secara lisan tentang sejarah sekolah MI Al-Huda, profil, permasalahan dalam proses belajar mengajar dan lain-lain. Wawancara ini dilakukan kepada guru yang bersangkutan dan siswa kelas IV.
3)      Kuesioner atau Angket
Kuesioner atau angket adalah suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Seperti halnya wawancara, kuesioner sebagai alat evaluasi dapat digunakan untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa, pengalaman, sikap, pendapat, kesulitan belajar, fasilitas belajar, bimbingan belajar, motivasi dan minat belajar dan lain-lain. Bentuk pertanyaan atau pernyataan dalam angket bias berbentuk pilihan ganda atau dalam skala sikap (Tuti Hayati, 2013: 81). Senada yang diungkapkan (Sugiyono, 2012: 142) dalam bukunya bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
6.      Tekhnik Analisis Data
Analisis yang dimaksud adalah untuk menganalisis data mentah yang berupa hasil penelitian agar dapat ditafsirkan dan mengandung makna. Penafsiran data tersebut antara lain untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah.
a.       Untuk menjawab rumusan masalah no. 1, yaitu untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media visual gambar dalam pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI AL-HUDA.
Teknik analisis datanya berupa gambar yang berhubungan materi yang disampaikan pada setiap siklus.
b.      Untuk menjawab rumusan masalah no. 2, yaitu untuk mengetahui penerapan media visual gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI AL-HUDA setiap siklusnya.
Teknik analisis datanya berupa lembar observasi berbentuk format observasi aktifitas guru dan siswa yang didalamnya berupa daftar pernyataan
               











G.    Daftar Pustaka
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah   Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Zukhaira. Pembuatan Dan Penggunaan Media Gambar Dan Kartu Kata Untuk Pengajaran Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya..
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Roja’ah, Neneng. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Bahasa Arab Melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Badrudin dan Ruswandi. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Mahmud. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: TSabitA.
Hayati, Tuti. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung.



1 Response to "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA VISUAL GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB KELAS IV (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Rancaekek Kota Bandung)"

Unknown said...

gan, bisa nggak sy minta copin PTK bahasa Arab "upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui media visula ....dst. jika bisa berapa sy harus donasi kan. ( ini email sy : damirispd@gmail.com) mohon copian PTK nya FULL dan bisa di edit