BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembelajaran
Tematik
Peserta
didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan
seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya
tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses
pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang
dialami secara langsung. Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD
kelas I –III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah. Sesuai
dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai
suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara
terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan
membuat kesulitan bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelaksanaan
pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III)
antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka
mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Dengan demikian dalam rangka
implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka
pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yaitu kelas satu, dua, dan tiga
lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan
pembelajaran tematik.
Dewasa
kini banyak sekolah yang belum melaksanakan pembelajaran tematik, padahal oleh
pemerintah telah dianjurkan.Guru-guru dikelas rendah banyak mengalami kendala
untuk melakukan pembelajaran tematik, karena kurangnya wawasan dan pemahaman
pentang pemebelajaran tematik.Oleh karena itu dengan adanya makalah ini,
penulis berharap para pembaca atau para calon guru yang membaca makalah ini
dapat memahami tentang pembelajaran tematik dan bisa mengebangkan dan
menerapkan pembelajaran tematik ini di lapangan (sekolah) untuk kelas rendah.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana karakteristik
pembelajaran tematik ?
b. Apa saja keunggulan dan kelemahan
pembelajaran tematik ?
c. Bagaimana prinsip dasar
pembelajaran tematik ?
d. Bagaimana prinsip pelaksanaan
pembelajaran tematik ?
e. Bagaimana implikasi pembelajaran
tematik ?
f. Bagaimana langkah-langkah
pembelajaran tematik ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan mkalah ini
yaitu supaya pembaca atau calon-calon guru MI mengetahui :
a.
Karakteristik
pembelajaran tematik ;
b. Keunggulan dan kelemahan
pembelajaran tematik ;
c.
Prinsip dasar
pembelajaran tematik ;
d.
Prinsip
pelaksanaan pembelajaran tematik ;
e.
Implikasi
pembelajaran tematik ; dan
f.
Langkah-langkah
pembelajaran tematik .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaan
tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa isi
mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan sehari-hari sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.Menurut Depdiknas (2006)
pembelajaran tematik di kelas awal sebagai suatu model pembelajaran di sekolah
dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada
siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan
guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences).Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan matapelajaran tidak
begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas.Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik mengadopsi
prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan dan
menyenangkan.
Ø Aktif : Bahwa dalam pembelajaran
peserta didik aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran
(alasan), menemukan kaitan yang satu dengan yang lain, mengkomunikasikan
ide/gagasan, mengemukakan bentuk representasi yang tepat dan menggunakan semua
itu untuk memecahkan masalah.
Ø Efektif artinya berhasil mencapai
tujuan sebagaimana yang diharapkan.
Ø Kreatif berarti dalam pembelajaran
peserta didik melakukan serangkaian proses pembelajaran secara runtut dan berkesinambungan.
Ø Menyenagkan bertarti terpesona
dalam keindahan, kenyamanan dan kemanfaatannya sehingga mereka terlibat dengan
asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri dan tertantang untuk
melakukan hal yang serupa atau hal-hal yang lebih berat lagi.[1]
B. Keunggulan dan Kelemahan
Pembelajaran Tematik
Apabila ditinjau dari aspek guru dan peserta
didik, pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan.Keunggulan atau
keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain yaitu :
Ø Tersedia waktu lebih banyak untuk
pembelajaran. Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan dapat
dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
Ø Hubungan antar mata pelajaran dan
topic dapat diajarkan secara logis dan alami.
Ø Dapat ditunjukkan bahwa belajar
adalah sifat yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran. Guru
dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan.
Ø
Guru bebas melihat
masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang.
Ø
Pengembangan
masyarakat belajar terpasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan
diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Sedangkan keunggulan atau keuntungan pembelajaran tematik
bagi siswa diantaranya yaitu :
Ø Bisa lebih memfokuskan diri pada
proses belajar, daripada hasil belajar.
Ø Menghilangkan batas semu antar
bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang
integrative.
Ø Menyediakan kurikulum yang
berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan dan kecerdasan.
Mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada
keberhasilan belajar.
Ø Merangsang penemuan dan
penyelidikan di dalam dan di luar kelas.
Ø Membantu siswa membangun hubungan
antara konsep dan ide sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.[2]
Selain keunggulan di atas pembelajaran tematik
memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi
apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang
menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik
akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata
pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode
yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak
akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna. Selain itu
kekurangan yang lainnya yaitu :
Ø
Guru dituntut
memiliki keterampilan yang tinggi
Ø
Tidak setiap
guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata
pelajaran secara tepat.
Menurut Resmini kelemahan
pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø
Menuntut
peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk
mengemas dan mengembangkan materi.
Ø
Dalam
pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik
dalam aspek intelegensi.
Ø
Pembelajaran
tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø
Memerlukan
jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
Ø
Pembelajaran
tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran ( obyek, indikator, dan
prosedur ) yang terpadu.
Ø
Pembelajaran
tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses
pembelajarannya.
C. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Dalam menerapkan dan
melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu prinsip
penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip
reaksi. Adapun gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga
prinsip tersebut, berikut ini :
a.
Prinsip
Penggalian Tema
Prinsip
penggalian tema merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Artinya
tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama
dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah
memperhatikan beberapa persyaratan, diantaranya yaitu :
-
Tema
hendaknya tidak terlalu luas,namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan
banyak mata pelajaran ;
-
Tema harus
bermakna, tema yang dipilih harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya ;
-
Tema harus
disesuaikan dengan tingkat dengan perkembangan psikologi anak
-
Tema
dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak ;
-
Tema yang
dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi direntang
waktu belajar ;
-
Tema yang
dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat ;
-
Tema yang
dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.
Prinsip
Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan
pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam
keseluruhan proses. Artinya, guru harus menempatkan diri sebagai fasilitator
dan mediator dalam proses pembelajaran. Menurut Prabowo (2000) dalam
pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dabat berlaku sebagai :
Ø
Guru
hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam
proses belajar mengajar ;
Ø
Pemberian
tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok ;
Ø
Guru perlu
mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.
c.
Prinsip
Evaluasi
Pada dasarnya
evaluasi menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat
diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Maka dalam melaksanakan
evaluasi dalam pembelajaran tematik diperlukan langkah-langkah positif antara
lain :
Ø
Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri, disamping bentuk
evaluasi lainnya ;
Ø
Guru perlu
mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d.
Prinsip
Reaksi
Dampat pengiring yang
terpenting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalm KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar). Karena guru dituntut mampu merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan
pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa
serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke satu kesatuan yang utuh
dan bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hali ini dan guru hendaknya
menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal yang dicapai melalui
dampak pengiring tersebut.[3]
D. Prinsip
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, ada
beberapa prinsip yang harus dilakukan yaitu perencanaan yang mencakup :
1.
Pemetaan
Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang
dipilih. Kegiatan
yang dilakukan adalah:
a. Penjabaran Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam
indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik
- Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran
- Dirumuskan dalam kata kerja
oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati
b. Menentukan tema
ü cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat
dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara
pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat
dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang
sesuai.
Cara
kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
ü Prinsip Penentuan tema
Dalam
menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
- Memperhatikan lingkungan yang
terdekat dengan siswa:
- Dari yang termudah menuju yang
sulit
- Dari yang sederhana menuju yang
kompleks
-
Dari yang
konkret menuju ke yang abstrak.
- Tema yang dipilih harus memungkinkan
terjadinya proses berpikir pada diri siswa
- Ruang lingkup tema disesuaikan
dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya
c.
Identifikasi
dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema
sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi
habis.
2. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah
jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema
pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini
dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
3. Penyusunan Silabus
Hasil
seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar
dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk
keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran.Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman
belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen
rencana pembelajaran tematik meliputi:
- Identitas mata pelajaran (nama
mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan).
- Kompetensi dasar dan indikator yang akan
dilaksanakan.
- Materi pokok beserta uraiannya
yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan
indikator.
- Strategi pembelajaran (kegiatan
pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi
dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar
dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan
penutup).
- Alat dan media yang digunakan
untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai.
- Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan
instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik
serta tindak lanjut hasil penilaian).[4]
Pembelajaran tematik
yang diterapkan pada kelas-kelas awal sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah membawa
beberapa implikasi yang harus disadari oleh semua pihak. Implikasi itu bagaikan
sebilah mata pedang yang mempunyai dua sisi. Satu pihak memberikan keuntungan
tetapi pihak yang lainnya membawa konsekunsi-konsekuensi yang ditanggung oleh
penanggung jawab pendidikan.
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai
yang mencakup :
Ø Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. [5]
Ø Implikasi bagi siswa
1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil
ataupun klasikal.
2.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan
pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.[6]
Ø Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
1.
Pembelajaran tematik pada hakekatnya
menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif
mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik
dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana
dan prasarana belajar.
2.
Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai
sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan
pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3.
Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4.
Penerapan pembelajaran tematik di sekolah
dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk
masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku
suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.
Ø Implikasi terhadap Pengaturan Ruangan
Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar
suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
- Ruang perlu ditata disesuaikan
dengan tema yang sedang dilaksanakan.
- Susunan bangku peserta didik dapat
berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
- Peserta didik tidak selalu duduk
di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
- Kegiatan hendaknya bervariasi dan
dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
- Dinding kelas dapat dimanfaatkan
untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber
belajar
- Alat, sarana dan sumber belajar
hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan
menyimpannya kembali.
Ø Implikasi terhadap Pemilihan
Metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran
tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai
variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain
peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.[7]
F. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pembelajaran tematik yaitu :
1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan
pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan
kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang
lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35
menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit).
a. Kegiatan
Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan
suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah
kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap
pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang
dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.
b. Kegiatan Inti
Dalam
kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung.Penyajian bahan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak
Lanjut
Beberapa
contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng,
membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi
musik.
2. Pengaturan Jadwal Pelajaran
Untuk
memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan
guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan
lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. [8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman
kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Dalam Model Pembelajaran
Tematik di kelas awal yang diterbitkan Balitbang Diknas, tahun 2006 dikemukakan
bahwa sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut : berpusat
pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran tidak
begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, bersifat
fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Apabila ditinjau dari
aspek guru dan peserta didik, pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan.
Kelebihan atau keuntungan
pembelajaran tematik bagi guru antara lain yaitu :
Ø Tersedia waktu lebih banyak untuk
pembelajaran. Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan dapat
dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
Ø Hubungan antar mata pelajaran dan
topic dapat diajarkan secara logis dan alami.
Ø Dapat ditunjukkan bahwa belajar
adalah sifat yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran. Guru
dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan.
Ø
Guru bebas
melihat masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang.
Ø
Pengembangan
masyarakat belajar terpasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan
diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Sedangkan keuntungan atau kelebihan pembelajaran tematik
bagi siswa diantaranya yaitu :
Ø Bisa lebih memfokuskan diri pada
proses belajar, daripada hasil belajar.
Ø Menghilangkan batas semu antar
bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang
integrative.
Ø Menyediakan kurikulum yang
berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan dan kecerdasan.
Mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada
keberhasilan belajar.
Ø Merangsang penemuan dan
penyelidikan di dalam dan di luar kelas.
Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide
sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
Adapun
kelemahan-kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø
Guru dituntut
memiliki keterampilan yang tinggi
Ø
Tidak setiap
guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata
pelajaran secara tepat.
Menurut Resmini kelemahan
pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Ø
Menuntut peran
guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk
mengemas dan mengembangkan materi.
Ø
Dalam
pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik
dalam aspek intelegensi.
Ø
Pembelajaran
tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø
Memerlukan
jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
Ø
Pembelajaran
tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran ( obyek, indikator, dan
prosedur ) yang terpadu.
Ø
Pembelajaran
tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses
pembelajarannya.
Dalam menerapkan dan
melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu prinsip
penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip
reaksi.
Selain itu Dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip yang harus dilakukan yaitu
perencanaan yang mencakup : Pemetaan Kompetensi Dasar, menetapkan jaringan
tema, penyusunan silabus, dan penyusunan
rencana pembelajaran
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai
yang mencakup : Implikasi bagi guru, implikasi bagi siswa, implikasi terhadap
sarana, prasarana, sumber belajar dan media, implikasi terhadap pengaturan
ruang, dan implikasi terhadap pemilhan metode.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pembelajaran tematik yaitu : Tahap kegiatan dan pengaturan jadwal pelajaran. Adapun tahapan
kegiatan yang meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Tianto.2012. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.Jakarta
: Prestasi Pustakarya
0 Response to "Makalah karakteristik pembelajaran tematik"
Post a Comment