Contoh Profosal Penelitian PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

A.    Latar Belakang Masalah
Pelajaran matematika di sekolah memberikan andil pada siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan (potensi) siswa yang meliputi kemampuan bernalar, kreativitas, berpikir logis, sistematik, memecahkan permasalahan, serta mengembangkan dan meningkatkan komunikasi matematik. Maka  tidak heran mengapa pelajaran matematika selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan dan siswa dianggap perlu belajar matematika.
Dalam belajar matematika terdapat beberapa tujuan yang diharapkan setelah pembelajaran dilaksanakan. Tujuan pembelajaran matematika tersebut tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (2006: 346) yaitu:
1.      Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2.      Menggunakan penalaran pada pola dan sikap, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3.      Memecahkan masalah yang meliputi merancang model matematika, menyelesaikan dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.      Mengkomunikasikan gagasan, simbol, tabel dan diagram untuk memperjelas keadaan suatu masalah.
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan komunikasi matematik. Dengan kata lain, kemampuan komunikasi matematik memang perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa.
Menurut Baroody (Ansari, 2003: 4) menyebutkan sedikitnya ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu ditumbuhkembangkan dikalangan siswa, yaitu:
1.      Mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan tetapi matematika juga merupakan alat yang tak terhingga nilainya untuk berbagi ide dengan jelas, tepat dan cermat.
2.      Mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antara guru dan siswa.

Di lain pihak, tidak sedikit pula para guru yang masih menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika (Ansari, 2003: 1). Guru terlalu berkonsentrasi pada hal-hal prosedural dan mekanistik, seperti penanaman rumus maupun aturan-aturan matematika yang bersifat formal, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mengungkapkan gagasannya. Kecenderungan pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa jarang sekali diminta untuk mengkomunikasikan idenya, sehingga siswa sulit memberikan idenya dengan jelas dan logis.
Demikian pula pembelajaran yang berlangsung di MTs. Al-Barkah Ciamis,  siswa jarang sekali diminta untuk mengkomunikasikan idenya. Hal ini ditunjukkan bahwa siswa kelas VII belum mampu memberikan alasan yang rasional terhadap pernyataan yang diberikan, siswa belum mampu menghubungkan benda nyata dan gambar kedalam ide matematika, dan siswa belum mampu mengilustrasikan suatu ide matematika dengan uraian secara lisan ataupun tulisan yang relevan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa masih rendah dan aktivitas siswa masih kurang memuaskan.
Beranjak dari kondisi tersebut, kemudian muncul pertanyaan tentang usaha yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Pemilihan strategi pembelajaran menjadi sangat penting mengingat pembelajaran matematika sebagai wahana untuk melatih sikap berpikir kritis, logis, kreatif dan sistematis. Strategi pembelajaran hendaknya dipilih dan dirancang untuk lebih menekankan aktivitas siswa, sehingga perlu diupayakan mendesain suatu pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar.
Pembaharuan pembelajaran matematika yang mengubah paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar (Setiawan, 2004: 4), diharapkan dapat meningkatkan komunikasi siswa dalam belajar matematika. Selanjutnya dibutuhkan alternatif pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan komunikasi siswa dan meningkatkan motivasi aktivitas siswa di dalam kelas. Hal ini menuntut seorang guru harus mampu mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif melalui Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) (Herdiyanto, 2007: 18).
Dalam pembelajaran menggunakan srtategi PAIKEM, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif maka guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti memilih pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM dalam pokok bahasan sudut. Adapun memilih pokok bahasan sudut karena materi tersebut disajikan pada siswa SLTP/MTs kelas VII semester genap sesuai dengan waktu penelitian yang akan dilaksanakan. Selain itu, pokok bahasan sudut materinya sesuai dengan kriteria yang harus dipenuhi dalam strategi PAIKEM, materinya kebanyakan melalui gambar yang di dalamnya tersimpan banyak informasi dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga diprediksi siswa tidak akan mengalami banyak kesulitan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka peneliti membuat penelitian yang berjudul ”PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA”. (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII B MTs. Al-Barkah Ciamis).
B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimana proses pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM?
  2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM setiap siklus?
  3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM seluruh siklus?
  4. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM dalam kaitan dengan kemampuan komunikasi matematik siswa?
C.    Tujuan Penelitian
  1. Untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM.
  2. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM setiap siklus.
  3. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM seluruh siklus.
  4. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM dalam kaitan dengan kemampuan komunikasi matematik siswa.
D.    Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa serta dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Ada beberapa manfaat dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu :
1.   Sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam memotivasi peserta didik untuk aktif dan kreatif.
2.   Strategi PAIKEM dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan  komunikasi,  sosialisasi,  menghargai  pendapat  orang  lain,  dan mengungkapkan gagasan atau mengoreksi gagasan orang lain.
E.     Kerangka Berpikir
Sudut adalah salah satu pokok bahasan matematika yang dibahas pada kelas VII semester genap yang mempunyai standar kompetensi sebagai berikut: mengidentifikasi sudut serta dapat menentukan besaran-besaran yang ada di dalamnya. Ruang lingkup pembahasan pokok bahasan ini begitu sederhana tetapi aplikasi pokok bahasan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sangat luas. Oleh karena itu, pokok bahasan sudut dapat digunakan sebagai sarana berlatih dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Ketika siswa mencoba memahami apa yang sedang dipelajari, melalui kegiatan menulis, berpikir, merespon dan berdiskusi, sesungguhnya mereka telah menggunakan kemampuan komunikasi matematik.
Komunikasi merupakan bagian esensial dari matematik. Oleh sebab itu, kemampuan komunikasi matematik perlu dimiliki siswa dan harus ditingkatkan. Kemampuan komunikasi tersebut merupakan kemampuan komunikasi matematik siswa secara tertulis dan juga merupakan kemampuan komunikasi matematik siswa secara lisan. Untuk melihat kemampuan komunikasi matematik siswa dalam pembelajaran dapat diperoleh dari karakteristik kemampuan komunikasi. Wihatma (2004: 48) mengungkapkan bahwa  kemampuan  komunikasi  matematik  siswa diantranya:
1.  Kemampuan mengilustrasikan suatu ide matematika dengan uraian yang relevan.
2. Kemampuan mengubah suatu pernyataan  ke dalam gambar.
3. Kemampuan memberikan alasan rasional terhadap pernyataan ataupun persoalan matematika yang disajikan.

Dalam komunikasi matematik selain diperlukan pemikiran yang mendalam, juga diperlukan suatu keberanian dan rasa percaya diri pada seorang siswa dalam mengungkapkan ide-ide yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus dikondisikan agar kemampuan komunikasi matematik siswa bisa meningkat. Peran guru sebagai pembimbing, pengarah, pemberi informasi maupun sebagai fasilitator dalam diskusi untuk mengembangkan kemampuan tersebut mutlak diperlukan.
Istilah PAIKEM berasal dari akronim PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Sementara PAIKEM adalah PAKEM yang ditambah dengan satu ciri pengembangan dari pembelajaran kreatif, yakni pembelajaran yang inovatif. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif, dalam hal ini guru berkolaborasi dengan siswa, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Inovatif dimaksudkan agar guru mengintegrasikan media/alat bantu kedalam proses pembelajaran sehingga terjadi proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar pembelajaran dapat membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Efektif dimaksudkan agar menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa terpusat perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi dengan didukung lingkungan aman, dan bahan ajar relevan.
Untuk dapat mengaransemen pembelajaran menggunakan strategi PAIKEM,  Kariadinata (2008: 17) mengungkapkan gambaran umum sebagai berikut:
1   Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan  kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2   Guru menggunakan sumber belajar dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan untuk menjadikan pembelajaran menarik dan menyenangkan.
3   Guru menerapkan cara belajar kelompok (cooperatif learning) yang mengoptimalkan tanggung jawab seluruh anggota kelompok dalam berpatisipasi dan memberikan kontribusi yang positif.
4   Guru membangkitkan minat siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah, dan keberanian dalam  mengungkapkan gagasannya.
Dalam pelaksanaan PAIKEM, guru dapat menggunakan strategi, metoda, pendekatan, dan teknik pengajaran terpadu, sehingga guru harus dapat membuat perencanaan pembelajaran yang baik.  Prosedur pembelajarannya menurut Mulyasa (2006: 195) yaitu: (1) Pemanasan dan apersepsi, (2) Eksplorasi, (3) Konsolidasi pembelajaran, (4) Pembentukan kompetensi, sikap, dan perilaku, (5) Penilaian. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada materi sudut dalam penelitian ini adalah:
1.   Pemanasan dan Apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajagi pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik. Pemanasan dan apresiasi ini dilakukan sebagai berikut:
a. Memulai pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik tentang materi sudut.
b. Memotivasi peserta didik dengan bahan ajar yang sesuai dengan materi sudut yang akan dipelajari.
2.   Eksplorasi
Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengkaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Hal tersebut ditempuh sebagai berikut:
a. Memperkenalkan materi standar dan kompetensi dasar tentang materi sudut yang harus dimiliki oleh peserta didik.
b. Menghubungkan materi sudut dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
3.   Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukkan kompetensi. Konsolidasi pembelajaran ini dilakukan sebagai berikut:
a. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam proses pemecahan masalah. Dalam hal ini materi disampaikan dalam kelompok kecil dengan menggunakan metode penyelidikan. Siswa melakukan percobaan dalam kelompoknya dengan menggunakan lembar kerja dan kunjungan ke luar kelas untuk mengamati macam-macam bentuk bangun.
4.   Pembentukan Kompetensi, Sikap, dan Perilaku
Pembentukan kompetensi, sikap, dan perilaku peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mempraktekan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun kompetensi, sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mendorong peserta didik untuk menerapkan konsep dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Penilaian
a. Selama pembelajaran dilakukan penilaian untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru yang berfungsi sebagai bahan refleksi untuk pembelajaran selanjutnya.
Selanjutnya indikator PAIKEM dalam penelitian ini yang diadaptasi dari Setiawan (2004: 4) yaitu:
1. Pembelajaran Aktif
Aspek-aspek indikator pembelajaran aktif, diantaranya siswa mampu: mengemukakan pertanyaan, mengemukakan  ide/gagasan, bekerjasama  dengan rekan kerja, dan keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
2. Pembelajaran Inovatif
Aspek-aspek indikator pembelajaran inovatif, terdiri dari: siswa mampu menghasilkan ide/gagasan yang baru dan unik, siswa dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan siswa dapat mengembangkan suatu gagasan atau produk.
3. Pembelajaran Kreatif
Aspek-aspek indikator pembelajaran kreatif, terdiri dari: siswa mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah/pertanyaan, siswa mampu memberikan banyak cara menyelesaikan masalah (open ended), dan siswa mampu menghasilkan gagasan, jawaban yang bervariasi.
4. Pembelajaran Efektif
Aspek-aspek indikator pembelajaran efektif, terdiri dari: siswa mampu mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa mampu menguasai kemampuan/keterampilan yang  dipelajari, dan siswa mampu memanfaatkan waktu secara baik.
5. Pembelajaran Menyenangkan
Aspek-aspek indikator pembelajaran menyenangkan, terdiri dari: siswa berani mencoba/berbuat, siswa berani bertanya, siswa berani mengemukakan pendapat, dan siswa menunjukkan sikap tubuh dan ketertarikan untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

Strategi PAIKEM memiliki kelebihan, diantaranya PAIKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran, serta PAIKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama kreatif (Dardiri, 2008). Guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya.

Selain memiliki kelebihan, strategi PAIKEM juga mempunyai kekurangan yaitu guru kesulitan dalam membuat skenario pembelajaran yang terpadu, serta dimungkinkan respon siswa yang beragam, sehingga menuntut kesiapan guru dalam mengantisipasi keaktifan dan kreativitas siswa dalam mengatasinya. Akan tetapi strategi PAIKEM lebih banyak kelebihannya daripada kekurangannya. Oleh karena itu, diharapkan dengan penerapan strategi PAIKEM dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. 

DAFTAR PUSTAKA

Ansari. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman Komunikasi Matematika Siswa SMU melalui Strategi Think-Talk-Read. Disertasi UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Astuiti, Aas. (2004). Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended untuk Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SLTP. Skripsi UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Cik Hasan Bisri. (2003). Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dardiri, Ahmad. (2008). Model Pembelajaran PAKEM FIP UNY-UNESCO. http://www.duniaguru.com.

Dewi, Hasanah. (2006). Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode yang Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP. Skripsi UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Dwijanto. (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantukan Komputer terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik Mahasiswa. Disertasi UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Furqon, Andri. (2006). Model Bahan Ajar Matematika Interaktif Berbasiskan Teknologi Komputer sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Skripsi UIN Bandung: Tidak Diterbitkan.

Jihad, Asep. (2006). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa dengan Metode Improve Disertai Pemberian Embedded Test. Tesis UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Herdiyanto, Momon. (2007). Standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi Guru. Majalah Media Pembinaan Edisi No. 08/XXXIV November 2007.

Kariadinata, Rahayu. (2008). Kompetensi Guru Matematika dalam Implementasi KTSP. Makalah pada Seminar Pendidikan Matematika Se-Jawa Barat. UIN Bandung.

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karateristik dan Implementasi. Bandung: Rosda.

__________ (2006). Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Rosda.
Munandar, Utami. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.

______________ (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Adi Mahasatya.

Sulaiman, Rajesh. (2007). Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Quantum Teaching upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa pada Pokok Bahasan Segitiga. Skripsi UIN Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Syah, Muhibbin. (2008). Metodologi Pembelajaran 2 Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Disampaikan dalam Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Fakultas arbiyah dan Keguruan: UIN SGD Bandung.

Rohilah, Yulia. (2007). Penggunaan Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa. Skripsi UIN Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Setiawan. (2004). Strategi Pembelajaran Matematika yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Makalah pada Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar. Yogyakarta.

Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.

Suherman, dan Sukjaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.

Supriatna, Ayi. (2006). Pembelajaran Kooperatif  Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SLTP. Skripsi UIN Bandung: Tidak Diterbitkan.

Susilawati, Wati. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Buku Diklat Kuliah di Lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Tidak Dipublikasikan.

TIM MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.

Wihatma, Ujang. (2004). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SLTP Melalui Cooperative Learning Tipe "Student Teams-Achievement Division (STAD)". (Suatu Penelitian Tindakan Kelas pada Sebuah SLTP Negeri di Kota Bandung). Tesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Hasanah, R. (2006). Pembelajaran Tekanan yang Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa SMP. Tesis UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Nurjanah. (2007). Pengembangan Courseware Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Penalaran Adiktif dan Kompetensi Strategis. Makalah pada Seminar Nasional Matematika 2007. FPMIPA UPI: Bandung.

Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.


Suparlan. (2007). Dari D4, Melalui CBSA, sampai dengan PAIKEM.

0 Response to "Contoh Profosal Penelitian PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA"